Ch. 17 : The War

172 17 0
                                    

Taeyong memasuki rumah atau bisa dibilang lebih mirip seperti istana. Tapi sungguh tempat ini sangat besar dan arsitektur bangunan ini tidak main-main. Selalu berhasil membuat Taeyong menganga tak percaya jika tempat ini ada. Ia berjalan menuju kamarnya. Menaruh alat-alatnya di atas meja. Pertemuannya dengan Doy-Thomas membuatnya terdiam. Ia melenggang menuju balkon atas. Menikmati pemandangan kota dari atas. Semua tampak normal. Tapi sayangnya keindahan ini tidak nyata. Ya, sayang sekali.

"Kakak sudah kembali?" James dan Ben memanggilnya. Ia memberikan permen rasa strawberry untuknya. Taeyong menamati kedua adiknya. Senyuman itu tak pernah hilang dari wajah keduanya. Sejak kepulangannya, mereka terlihat sangat bahagia. Taeyong tidak ingin merusak kebahagiaan mereka. Di sisi lain ia tidak ingin mengorbankan kehidupannya yang asli.

"Kak?" Ben memegang tangan Taeyong menyadarkan lamunannya.

"JAMES!!!!! BEN!!!!! MAU SAMPAI KAPAN KALIAN BOLOS?!!" Suara menggelegar Johnny membuat keduanya bersembunyi dibelakang Taeyong. Tak lama kemudian, sosok tinggi besar Johnny membuka kamarnya.

"Kalian pikir aku tidak bisa melihat sepatu kalian huh? keluar darisana.."

"Tidak mau. Aku mau bersama kakak." Seru James menolak.

"Aku juga!" Ben ikut-ikutan bersuara.

"Kak, biarkan mereka disini." Johnny menggeleng. Dia berjalan mendekati Taeyong.

"Kau tahu mereka sudah membolos selama kau disini."

"James? Ben? Kalian tidak sekolah?" Keduanya hanya menggeleng sambil menunduk sedih.

"Kalau kakak ikut kalian ke sekolah bagaimana?" Johnny hendak protes tapi Taeyong melarangnya. James dan Ben keluar dari tempat persembunyiannya. Menatap Taeyong dengan mata berbinar.

"Serius?" Taeyong mengangguk.

Pikiran Taeyong salah. Ia pikir sekolah mereka seperti sekolah pada umunya. Adanya bangku, papan tulis dan guru. Kenyataan yang ia lihat hanya robot, tabung, alat-alat eksperimen yang tidak Taeyong tahu namanya. Tempat yang hanya dapat di akses keluarga Taeyong. Tempat yang Doyoung katakan kemarin tentang 'Dream Lab'. Ia melihat James menuju tempatnya. Ben berlari mendekati adik Doyoung, si Caleb. Mereka bereksperimen dengan menggunakkan pasir. El atau gabrielle sedang serius mencatat atau menghitung sesuatu. Kemudian ada satu sosok asing lagi yang terus mengikuti James kemanapun dia pergi.

Taeyong duduk di tempat Johnny, ia melihat bagaimana Johnny memberikan penjelasan tentang manusia robot yang sedang mereka buat.

"Hey, Jonah stop mengikuti James!" Teriak Johnny.

"Siapa Jonah?"

"Oh, right. Kau lupa? Dia adik Jeffrey." Jawaban Johnny membuat Taeyong bingung. Sama sepertinya. Sejak kapan Jefrrey punya adik? Taeyong hanya menghela napas.

"Alex, kau disini?" Taeyong menoleh. Sosok yang dibicarakannya tiba-tiba muncul mengambil tempat di sebelahnya. Jeffrey mengusap kepalanya dan tersenyum. Taeyong pikir, senyum itu memang seperti bumbu rahasia yang selalu bisa membuatnya jatuh cinta. Jeffrey dan Jaehyun benar-benar mirip kalau sedang tersenyum.

"James dan Ben tidak ingin lepas. Anyway, aku baru tahu kau punya adik. Jonah sangat mirip denganmu hanya lebih tampan. Sedikit." Candaan Taeyong dibalas dengan guratan bingung di seluruh wajah Jeffrey tapi ia berusaha menutupinya.

"Jef, darimana saja kau. Aku baru saja melihatmu."

"Ada sesuatu yang harus kuurus. Alex, bisa bicara sebentar?" J menarik tangan Taeyong membawanya ke suatu tempat seperti balkon yang sepi.

J tampak berbeda. Tangannya ada banyak bekas luka. Pakaiannya tidak seperti biasanya terkesan kotor dan seperti tidak ganti berhari-hari. Taeyong mengerutkan kedua alisnya bingung melihat J yang hanya menatapnya tanpa biacara. Matanya berkaca-kaca, tak lama kemudian kakinya terkulai lemas jatuh ke tanah. Dia berlutut, menundukkan wajahnya menangis.

JAEYONG || SEREIN ✔Where stories live. Discover now