Ch. 13 : Dreaming

253 29 0
                                    

• Taeyong  •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Taeyong 

Pernahkah kalian berpikir, kenapa gelembung ketika disentuh akan meletus dan hilang? Padahal aku ingin menyimpannya. Gelembung itu indah. Didalamnya ada pelangi. Warnanya transparan seperti cermin. Tapi segala sesuatu yang indah bersifat sementara.

Adakah keindahan yang sifatnya abadi?

atau..

Kebahagiaan yang sifatnya abadi?

terlebih lagi, untuk anak sepertiku..

"Yongie!" Aku dengar seseorang memanggilku. Sepertinya sekarang saatnya.

Aku benci melakukan ini jika bukan karena Papa yang minta. Tentu saja ada imbalan. Dia berjanji akan membuatkan ruangan khusus untukku dirumah. Itu janji yang menarik.

"Baik sayang, jangan gugup.. ini hanya lelang." Aku mengangguk. Duduk diantara para seniman dan orang-orang yang tertarik pada seni membuatku gugup. Entahlah, bagaimana lukisan jelek itu bisa berakhir disini. Aku terdiam mendengarkan dua orang dewasa yang ada didepan sedang bicara.

Berkali-kali meluruskan punggung dan membenarkan posisi duduk. Mencari posisi ternyaman. Pakaian ini sama sekali tidak nyaman. Terlalu sesak dan panas. Leherku gatal. Bayangkan saja, memakai suit untuk anak yang berusia 7 tahun? aneh.

"Hei." Aku yakin mendengar suara tapi aku tidak peduli. Kurasa bukan untukku sebelum sesuatu menyentuh pundakku.

"Mau kutunjukkan sesuatu yang bagus?" Aku menoleh kebelakang. Ada anak laki-laki lain yang mengajakku bicara. Kurasa dia orang asia sepertiku. Matanya kecil dan kulitnya seperti susu. Lebih putih dibanding milikku.

"Ikut aku.." Entah kenapa aku malah mengikutinya. Menunduk menghindari tatapan Papa.

Dia mengajakku menuju sebuah ruangan yang dari luar tampak menakutkan. Pintu besar itu terbuka perlahan. Menampilkan beberapa karya seni 3D milik seniman di dunia, mungkin? Aku tidak tahu, yang pasti tempat ini sangat luar biasa. Banyak sekali lukisan di sepanjang dinding sampai atas. Lukisan dengan gaya oil painting dan beberapa acrylic painting juga ada. Bahkan ada juga lukisan hitam putih yang semuanya tampak realis. Maksudku, aku suka seni. Ini sangat indah.

"Hey! Apa yang kau lakukan? Kemari.." Aku mengikuti kaki yang lebih panjang dariku menuju ruangan lain.

"Woah! Tempat apa ini?"

"Tidak tahu." entah kenapa jawaban itu membuatku kesal.

"Jadi, apa yang mau kau tunjukkan padaku?"

"Sebelumnya mari kita berkenalan. Jadi, siapa namamu cantik?" Aku sungguh ingin memukulnya tapi itu bukan keahlianku. Aku tidak ingin mengotori tanganku.

"Aku ini laki-laki."

"Jadi, teruntuk Laki-laki cantik didepanku ini, siapakah namamu?" lubang cacat di pipinya sungguh membuatku hampir ikut tersenyum.

JAEYONG || SEREIN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang