Ch. 15 : There Is Hope

217 34 7
                                    

You can hear this song when you read:
There is hope - Sub-City Keys

You can hear this song when you read:There is hope - Sub-City Keys

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pemuda itu begitu gigih berlatih setiap hari. Waktu sudah bukan lagi penghalang untuknya. Siang ataupun malam dia tetap bekerja keras. Belajar dan terus belajar. Kemajuan Taeyong kali ini sudah bisa terlihat dari bagaimana dia mengoperasikan sayapnya. Namun dia juga harus menerima kesakitan luar biasa saat keseimbangannya belum seberapa bagus.

"Aw!!! Asshhh.." Ia meringis kesakitan. Baru saja ia jatuh karena pendaratannya yang cukup kasar.

Waktu sudah menjelang sore, langit berubah menjadi oren kekuningan membuat bukit hijau didepannya ikut menguning. Seolah terbayar oleh pemandangan, Taeyong tersenyum sambil menikmati langit dan guratan indah dikala senja.

"Bagaimana kabarmu, Jaehyun? Aku harap kau baik-baik saja.."

monolognya sendiri sedikit emo. Dirasa matanya sudah panas, ia menepuk bagian pipinya berkali-kali. Ia tidak boleh menangis. Tidak boleh lemah.

"Psst!"

Taeyong menoleh ke belakang saat mendengar sebuah suara. Rasa penasaran mulai memuncaki otak Taeyong sehingga tubuhnya cepat bereaksi. Berdiri dan melangkahkan kakinya perlahan mendekati hutan.

"Ada orang??" panggilnya dengan nada super pelan dan hati-hati. Matanya bergerak was-was. Mengedarkan pandang. Berputar badan. Mencari asal dari suara itu. Nihil.

"Psst!!"

Ia merasa suara itu ada di belakangnya. Dengan cepat ia berbalik. Namun nihil. Tidak ada siapapun.

"Psshhhhh!!!"

Suaranya semakin mengeras, Taeyong ketakutan terus berputar mencari asal suara itu sampai lengannya ditarik seseuatu dan membawanya terbang.

"Diam sebentar.." mulut Taeyong dibekap seorang pria yang belum pernah ia temui sebelumnya. Matanya kecil seperti kelinci dan poni penuh di dahinya membuat tampak manis.

Oh, tunggu. Taeyong merasa wajah itu sangat familiar. Jika dilihat baik-baik ia mirip dengan seseorang. Dan orang itu.. Berikutnya Taeyong tersentak kaget. Tidak percaya apa yang baru saja sadari.

Masih dibekap, Taeyong dengan pasrah mengikuti kemana orang itu membawanya. Di sebuah bukit paling atas. Dengan pemandangan air terjun yang dibawahnya bukit hijau. Mereka berhenti di depan sebuah rumah. Tempat itu ada di ujung langit hampir menembus sang cakrawala. Sampai kabut putih atau awan tidak bisa dibedakan.

Terbuka. Taeyong mengatur napasnya sebentar sebelum menodong orang didepannya.

"Kim Doyoung?!!!" teriaknya.

"Do siapa? Kita bicara didalam.." Selanjutnya Taeyong diajak masuk ke dalam rumah sangat sederhana dengan aksen kayu yang kental. Cukup bertolak belakang dengan kondisi kota yang seharusnya serba modern. Disini lebih old style.

JAEYONG || SEREIN ✔Where stories live. Discover now