16. Menikmati hari Weekend

77 16 4
                                    







Semua manusia tentu tidak bisa menduga apa yang akan terjadi nanti atau esok hari. Tak di pungkiri yang terjadi selanjutnya bisa saja musibah yang menimpa. Atau malah bisa sebaliknya. Ada kejutan membahagiakan yang sebelumnya tidak pernah kita harapkan.

Manusia hanya bisa berdoa. Tapi tidak bisa meminta untuk hidup bahagia selamanya. Karna hidup akan selalu berdampingan. Ada bahagia, ada kesedihan. Ada tawa, ada tangisan.

Sebuah mobil hitam terlihat memasuki pekarangan taman. Masih pagi pun tak membuat tempat ini sepi. Karna di hari minggu ini lah semua orang pasti akan datang kesini. Berolahraga bersama keluarga atau hanya sekedar bermain.

Kedua manusia dengan jenis kelamin berbeda keluar dari mobil. Malvino memakai topinya. Tidak nyaman karna semua orang menatapinya. Menoleh ke Airin yang sudah tersenyum-senyum memandangi gerobak es krim.

"Masih pagi, jangan makan es krim dulu,"

Airin menoleh dengan sedikit cemberut. "Kenapa?"

"Mending sarapan dulu. Lo udah sarapan?"

"Cuma makan roti tadi,"

"Gua belum," keduanya mulai berjalan menyusuri taman. Airin mengikuti kemana Malvino pergi.

"Kamu mau beli apa?"

"Gak tau, mau liat-liat dulu,"

Airin mengangguk. Menatapi Malvino di samping dari atas sampai ke bawah. Berbeda dengan orang-orang kebanyakan disini yang memakai celana training dan baju kaos biasa, mungkin hanya Malvino yang memakai jaket dan celana jeans yang sedikit sobek. Penampilan Malvino lebih cocok untuk pergi ke Mall. Tapi Airin tidak ingin menyalahkan karna tujuan mereka kesini memang bukan untuk lari pagi.

"Apa kita gak papa pergi kesini?

"Kenapa?" Sahut Malvino tanpa menoleh.

Airin memilin tangannya. Menoleh kanan kiri. "Waktu itu kan kita pernah di ikutin. Aku takut mereka ada disini lagi.. "

Malvino sempat terdiam memikirkan itu. Baru mengingat situasi sekarang sedikit kurang aman.

Tapi Malvino menoleh dan bersikap biasa. "Gak usah di pikirin. Gua pernah bilang kan, lo bakal aman sama gua," Airin terdiam. "Lagian kemarin kita udah gak di ikutin kan,"

Airin mengangguk-angguk. Sedikit tenang. "Kamu juga gak di ikutin kan?"

Malvino membuang muka. "Enggak,"
Menghampiri tukang bubur karna sudah sangat lapar. "Lo mau?"

"Kamu aja. Aku mau beli itu," menunjuk tukang roti bakar yang bau harumnya tercium sampai kesini.

"1 bang. Jangan pake kacang," Malvino menoleh melihat Airin yang sudah berlari ke tukang roti. Melihat ke sekitar memastikan tak ada yang janggal. Menatapi orang-orang yang tak mencurigakan. Di rasa aman Malvino mengalihkan mata.

Semoga saja hari ini tak ada kekacauan lagi. Karna Malvino ingin menikmati waktu kebersamaannya dengan Airin tanpa terganggu.

Duduk di bawah pohon besar sambil menikmati jajanan yang di beli. Bangku di taman sudah tak ada yang kosong karna banyaknya orang yang datang berkunjung. Tapi duduk disini lebih menenangkan karna tak ada orang.

"Kok gak di aduk?" Airin melihat bubur Malvino masih rapih tampilannya.

"Gak suka," Malvino masih lahap memakan.

"Enakan di aduk tau,"

"Enakan gak di aduk,"

"Kalo di aduk bumbunya tercampur rata,"

CURIOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang