13. Mencoba Mengusik

69 17 1
                                    




Moment langka yang sebelumnya tak pernah terjadi. Berdiri mematung di depan parkiran yang ramai oleh murid lalu lalang dengan kendaraannya. Keberadaan Airin seperti makhluk halus bagi mereka. Tak ada yang menyadari sosok tersebut berada disana. Sekalinya melihat terus di pandangi tanpa kedip. Membuat Airin takut. Hanya bisa merunduk.

"Ai!" Airin menoleh, bernafas lega melihat orang yang membuat dirinya mau berlama-lama menunggu di depan parkiran akhirnya datang juga. Ketika sampai di depan Airin Jennifer membungkuk. Mengontrol nafasnya yang terengah-engah. Sepertinya lelah sehabis berlarian. "Ma-ap nunggu la-ma," katanya dengan nafas tersenggal.

"Gak papa kok, kamu mau minum dulu? Kenapa lari-larian?" Airin sudah siap membuka tasnya untuk mengambil air minum.

Jennifer menggeleng. "Gak usah," dengan perlahan berdiri tegak. Menarik nafasnya lalu menghembuskan dengan panjang. Tiba-tiba wajahnya mendadak sumringah. Membalik tasnya ke depan lalu membuka resleting. Mengeluarkan sebuah benda yang membuat Airin membulatkan mata.

"Hehe, kemarin tuh ceritanya gue nemenin adek gue main timezone, eh dapet ginian pas main capit boneka, gue gak demen boneka Ai, adek gue apalagi. Mau di buang tapi sayang, eh gue ke inget lo, hehe siapa tau mau gitu," Dengan senyum lebar Jennifer menyodorkan boneka hello kitty berukuran sedang ke hadapan Airin.

Sudah bisa di tebak bagaimana reaksi Airin. Hanya bisa tertegun dengan perlakuan Jennifer yang tak pernah di duga. Bayangkan bagaimana perasaan Airin saat ini yang senang bukan main. Teman pertamanya memberi sebuah boneka. Pertama kalinya Airin mendapatkan hadiah. Walaupun di dapat dengan tidak di sengaja tetap saja membuat Airin terharu. Ternyata Jennifer mengingat dirinya.

Airin menerima boneka berwarna merah muda tersebut. Semoga saja Jennifer tidak melihat bagaimana gemetarnya tangan Airin ketika meraih bonekanya. "M-makasih Jennifer,"

Jadi ini benda yang ingin di beri Jennifer dari pagi tadi. Jennifer ingin memberinya ketika jam istirahat tapi harus di tunda karna sedang di hukum di tengah lapangan. Saat itu Airin baru saja keluar dari laboratorium yang dekat dengan lapangan, melihat Jennifer berdiri dengan satu kaki di angkat ke atas. Memegangi kedua telinganya tanpa henti. Wajahnya basah penuh keringat. Airin tidak tega melihatnya. Ketika ingin menghampirinya untuk memberi minum Jennifer malah berseru. "Jangan kesini Ai! Panas!" Saat itu Airin tersentuh mendengarnya. "Pulang sekolah tungguin gue di parkiran ya!"

"Lo pulang sama siapa? Sama gue yuk,"

Airin menggigit bibir. "Maaf Jenni, aku.. u-udah di jemput," kali ini Airin tak sepenuhnya berbohong. Karna pasti Malvino sudah menunggunya di depan.

"Ohh yaudah," Jennifer melirik boneka di tangan Airin. Tersenyum. "Jangan di ilangin ya kitty nya,"

Airin terkekeh. "Iya, nanti pengen aku simpen kok di lemari kaca biar gak kena debu,"

"Kenapa gak sekalian di mandiin aja," Jennifer tertawa keras di ikuti Airin. Sebagian murid yang sedang melewati mereka sampai menoleh. Terkejut melihat siswi berandal mengobrol akrab sampai tertawa riang dengan si kutu buku yang tak pernah terlihat. Mungkin yang belum pernah melihat akan menduga Airin adalah siswi baru.

Keduanya berpamitan. Airin berjalan keluar sekolah sedangkan Jennifer masuk ke parkiran untuk mengambil mobilnya. Sepanjang di jalan Airin tak henti tersenyum menatapi boneka pemberian Jennifer.












Memukul stir kemudi dengan gregetan karna kalah lagi. Malvino mengalihkan mata dari layar ponsel, menatap ke luar melihat banyak murid yang berjalan lalu lalang. Keningnya berkerut karna sosok yang di tunggu belum datang juga.

CURIOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang