3. First Meet

101 17 2
                                    

         


Brak! Malvino menggebrak meja dengan kesal untuk ke lima kalinya karna kalah bermain games.

Ada yang berbeda hari ini karna Malvino duduk diam di kelasnya. Biasanya, murid di kelas Ipa 3 jarang sekali melihat Malvino berada di dalam kelas ketika jam pelajaran.

Karna hukuman kemarin membuat Malvino tak membolos tidur. Untuk sementara ini Malvino akan menjadi murid yang baik.

Di jam pelajaran kedua, Guru matematika tidak hadir sehingga tak ada kegiatan belajar. Ini sangat menguntungkan untuk Malvino yang sedang malas menulis. Walaupun akhirnya Bu Mira tetap memberi tugas lewat ketua kelasnya.

Lalu kalian pikir Malvino akan mengerjakannya?

"Dan, kerjain punya gua,"

"Mustang sebungkus bos,"

"Iya,"

Begitu percakapan Malvino dan Jordan lima menit yang lalu.

Kebiasaan Jordan jika ingin mengerjakan tugas pasti selalu duduk di tempat lain. Mungkin takut konsentrasinya terganggu karna duduk di sebelah Malvino. Apalagi saat ini sedang bermain Games.

Walaupun di beri tugas suasana kelas tetap ramai. Yang lain sibuk berdiskusi mencari jawaban sementara Malvino asik sendiri di bangkunya dengan bermain games. Gebrakan meja yang Malvino lakukan berulang kali sedikit mengganggu sampai beberapa kali murid disana menoleh kesal tapi tak berani menegur.

Ada suara ketukan pintu yang di tutup membuat suasana mendadak hening. Malvino masih tak menoleh bahkan ia tak mendengar ada suara ketukan. Terlalu fokus menembak lawan di gamesnya.

"Siapa? Masuk aja," kata salah satu murid, karna tak mungkin guru jika ingin masuk mengetuk pintu terlebih dahulu.

Pintu terbuka sedikit menampilkan seorang perempuan. Yang tak pernah melihatnya pasti akan mengerutkan kening bertanya-tanya siapa gadis itu, salah satunya Jordan.

"Eung.. ya? Kenapa?" Tanya murid tadi yang mempersilahkan masuk. Sedikit bingung melihat siswi yang datang ini hanya merunduk di depan pintu. 

"Ehm, m-maaf. A-aku.. di suruh bu Mira kembaliin buku ini. Katanya orangnya ada di kelas.. ini," suara itu berhasil membuat Malvino menoleh. Suaranya yang lembut terasa tak asing lagi di telinga Malvino. Sampai tak sadar meninggalkan gamesnya dan menatapi gadis yang sedang menunduk di ambang pintu.

Apa itu kebiasaannya? Selalu menunduk tak menatap orang di depannya. Memangnya ada apa di bawah sana? Karna sikap anehnya ini membuat Malvino terus menatapinya.

"Ohh iya. Orangnya siapa namanya?" Tanya siswi di kelas tersebut berjalan menghampiri ke depan pintu.

"Jordan,"

Mendengar itu membuat Malvino menoleh ke Jordan.

Kenapa bukan gua? Batin Malvino tak terima.

Apasih anjinggg.

Kenapa Malvino jadi ingin sekali berhadapan dengannya? Apa yang sedang Malvino pikirkan saat ini.

Mendengus sesaat Malvino membuang muka, kembali melanjutkan bermain games dan memilih tidak peduli.

"Oh, gua?" Jordan berjalan menghampiri. Gadis itu mendongak sedikit. Tapi saat Jordan sudah di dekat refleks merunduk lagi. Menyondorkan buku bersampul coklat ke depan Jordan dengan kaku. "Makasih," kata Jordan mengambil bukunya. Menatapinya dari dekat seperti ini semakin membuat Jordan mengerutkan kening. Siapa gadis ini. Wajahnya terasa asing.

CURIOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang