[ sechs ]

20.4K 5.7K 5.2K
                                    

Clue tentang penyihir yang dimaksud Taeyoung : masih hidup, bukan Eunsang maupun Mashiho, mereka bakal muncul di book selanjutnya :D






"Gimana? Persiapan udah siap?"

"Ritual bisa dijalanin beberapa hari dari sekarang."

"Berapa tumbal pertama?"

"Tiga. Demigod, manusia, dan penyihir."

Sunwoo terkekeh menyeramkan di bawah cahaya lampu yang remang-remang. "Tiga tumbal itu tau atau bisa sihir kan?"

Junho mengangguk. "Iya, orang yang mau ditumbalin harus bisa sihir. Entah dia penyihir ataupun bukan."

Sungchan mangut-mangut mengerti. "Menarik, menurut lo siapa yang cocok jadi tumbal?"

"Kalau demigod pasti keturunan Hecate, kalau manusia sama penyihir... kayaknya cowok temennya si werewolf sama temennya si Huijun," jawab Junho mengusulkan idenya.

"Jawaban yang cukup bagus," ujar Sunwoo puas mendengar jawaban itu.



































































Saat ini, Alex dan Jinwoo berduaan di toilet. Berduaan dalam membahas sesuatu ya, bukan yang anu-anu.

Tadinya mereka mau mengajak Dohyon, tapi teman mereka itu malah makan di kelas. Entah sebanyak apa makanan yang ia bawa dari rumahnya. Maklum, Dohyon kan keturunan dewa kelaparan.

Jinwoo awalnya tidak mau karena takut kepergok sama penyihir yang berpatroli keliling kelas, tapi Alex memaksanya dengan alasan ada hal penting yang harus dia beri tahu.

Sejauh ini sih aman-aman saja, tidak ada yang terjadi.

"Ada jalan rahasia di bawah meja di ruang kepala sekolah," ucap Alex setelah berbasa-basi hal yang tidak penting.

"Tau dari mana?"

Alex mendekat sedikit ke Jinwoo. "Tadi gue nguping. Dan lo tau, ternyata sihir yang bikin kita gak bisa keluar gak sampe bawah tanah, yang artinya kita bisa keluar lewat situ."

Jinwoo tidak yakin bisa keluar lewat jalan rahasia itu. Ruang kepala sekolah pasti selalu ditempati dan dijaga, tidak mungkin mereka masuk kesana. Mendekati saja tidak bisa apalagi masuk.

"Gak deh, gak mau," tolak Jinwoo pada akhirnya, dia masih sayang nyawa. "Ajak Bit aja, biar dilindungin mantra tembus pandang biar gak keliatan."

Tolakan Jinwoo barusan membuat Alex menggeram, mencengkram kedua pundaknya dengan kuku tajamnya.

"Jadi gitu ya..."

Wujud Alex perlahan berubah menjadi ghoul, wujudnya begitu mengerikan. Dia menatap Jinwoo dengan tatapan lapar, mulutnya terus mengeluarkan geraman.

Oke, Jinwoo menyesal mengiyakan ajakan Alex untuk ikut ke toilet.

Ceklek!

"Dasar ghoul pengkhianat, sama aja kayak saudaranya," ucap Doha yang baru tiba sambil menodongkan pistolnya.

Ctak!






Dorr!






Rasanya, Jinwoo ingin segera berendam di bathub karena terkena cipratan darah ghoul sampai ke wajahnya.

Bagaimana tidak, Doha menembak Alex tepat di kepalanya. Darahnya menyiprat ke seragam dan wajah Jinwoo, empunya sampai terdiam karena syok.

"Cari Bit, minta tolong ke dia untuk bersihin badan lo sama ganti baju. Cepet, sebentar lagi ada yang dateng."

The Beginning of The War | 03 & 04 Line ✓Where stories live. Discover now