[ fünfzehn ]

16.6K 5.5K 2.5K
                                    

Dohyon emosi, ternyata gudang sama saja! Ada sihirnya! Siapa sih yang menyebarkan hoax kalau di gudang sihirnya lemah?! Buang-buang tenaga saja. Sebenarnya mereka bisa saja pergi pakai mutiara ajaib miliknya, tapi mutiaranya ada di Sungwon.

Tau ah, mending makan roti, tapi rotinya tidak ada...

"Intak, katana gue baru diasah loh," kata Doyoung tersenyum manis namun terlihat mengerikan di mata Intak dan Dohyon.

"Ya maaf, gue kan nguping..."

Sejak angkatan 2000 sampai 2004 ada saja yang suka menguping, turun temurun gitu ya...

"Terus sekarang gimana? Kita pasti bakal ditangkep," tanya Dohyon cemas.

"Gue tau kita harus kemana. Kalian tenang aja, ruangan ini ada oksigen, makanan, toilet, sama kasur dan kursi juga kok. Oh ya, ada baju juga," jawab Intak teringat sesuatu.

"Ruangan apaan?"

"Gini, lo tau lemari besar tempat simpen berkas-berkas guru? Di balik lemari itu ada pintunya. Kalian gak perlu takut, itu basecamp gue sama temen-temen gue pas sekolah lagi libur."

Doyoung menganga tak percaya. "Beneran? Guru-guru tau gak?"

"Mereka gak tau, anehnya gitu. Kayaknya, mereka semua gak pernah liat denah sekolah yang asli."

"Tunggu apa lagi? Ayo kesana!"

"Sebentar," cegah Dohyon. "Ada suara orang ngomong di luar, jangan berisik."

"Emang pada dasarnya cuma anak-anak, mana mungkin menang lawan kita."

"Haha, benar sekali. Oh ya, dengar-dengar Tuan Sunwoo mau membentuk alat perang yang kuat."

"Woah, kalau begitu kesempatan kita untuk menang sangat besar dong? Itu bagus, kita bisa mendapatkan apa yang kita mau. Haha, untung iblis itu sudah mati, tidak ada yang bisa menghalangi kita lagi."

Iblis?! Mereka bertiga dilanda pikiran buruk sekarang. Iblis yang berani melawan kan hanya Seongmin dan Taeyoung.

"Oni ini harus dibawa kemana?"

"Katanya ke ruang bawah tanah, dia harus ditahan sampai waktunya tiba."

"Ohh, oni ini mau dijadikan alat perang juga ya?"

"Anjir, Seongmin?!"

Dohyon melotot, refleks membekap mulut Doyoung karena lima iblis yang lewat di luar gudang itu berhenti berjalan akibat suara Doyoung yang cukup keras.

Ketika salah satu iblis hendak masuk ke dalam gudang, Intak lebih dulu membawa mereka berteleportasi ke ruangan yang dimaksud sebelumnya.

Fyuh, hampir saja.
































Disini lah mereka sekarang, di ruangan berukuran sedang dan sederhana. Intak benar, disini terlihat seperti basecamp.

Dohyon ingin membuktikan ucapan Intak tadi benar atau tidak, karena itu dia membuka lemari untuk memastikan. Dan ternyata benar, ada banyak pakaian disana, ukurannya berbeda-beda, masih bersih dan baru pula.

"Kita menetap disini sementara waktu, kalau ada celah untuk keluar ya kita keluar," ujar Intak sambil merebahkan diri di karpet berbulu berwarna cokelat dengan tulisan Life Goes On berwarna putih dan cukup besar.

"Sampai kapan? Sampai kapan kita bakal disini?" Tanya Dohyon lesu, dia lapar.

"Entah, semoga aja gak lama..."

Doyoung meletakkan katananya di lantai, ia duduk di sofa dengan pikiran berkecamuk, dia frustasi.

Dalam pikirannya dia bertanya-tanya, apa sih tujuan orang-orang jahat itu? Menguasai dunia? Untuk apa? Bukankah akan menambah beban pikiran saja?

Dia merasa ucapan Doha tentang dirinya benar, dia memang lemah dan payah.

"Gue tau apa yang lo pikirin, jangan patah semangat," ucap Intak menatap Doyoung seraya tersenyum. "Ini baru permulaan, lo itu berpotensi untuk jadi kuat di waktu yang singkat. Jangan lupa juga kalau masih ada kita disini."

Dohyon cemberut. "Iya sih... tapi gue laper! Mau makan!!!"

Doyoung terkekeh, benar juga, setidaknya masih ada teman yang berada di sisinya di masa sulit ini. Ah, Doyoung beruntung memiliki mereka.

"Eh bentar, gue mau tanya." Dohyon duduk di samping Doyoung. "Di sekolah ini pernah ada murid cowok yang mukanya lempeng gak?"

Doyoung meliriknya sinis. "Lo lupa kalau Win gak pernah senyum? Tambahan lagi, di anak kelas tiga ada Kak Sunghoon dan Kak Taehyun."

"Kalau itu gue juga tau, ini beda orang. Tadi gue liat dia jalan di koridor ke lab. Gak tau mau ngapain, dia noleh ke kanan ke kiri kayak pastiin gak ada orang yang liat dia. Pokoknya cowok."

Intak memicingkan matanya. "Gak ada ciri-ciri yang lebih spesifik lagi?"

"Ada! Dia pakai baju serba hitam, pakai masker, pucat kayak vampire, mukanya kecil, rambutnya biru."

Sontak saja Intak bangun dari posisi rebahannya, ciri-ciri tersebut sangatlah tidak asing. Dia pernah melihat orang dengan ciri-ciri seperti itu saat jadi murid baru, orang yang dimaksud Dohyon adalah murid sekolahnya, lebih tepatnya alumni sekolahnya.

"Kenapa? Lo kenal?" Tanya Doyoung.

Intak menggeleng, ekspresi terkejutnya tidak hilang. "Gue gak kenal, tapi gue tau! Itu pasti Bae Jinyoung, gak salah lagi!"

The Beginning of The War | 03 & 04 Line ✓Where stories live. Discover now