[ dreizehn ]

17.2K 5.5K 3.9K
                                    

"ANJING!"

Orang-orang yang ada di dalam rumah buru-buru keluar mendengar seruan keras pemuda jangkung yang biasa mengumpat itu.

"WOI WOI WOI, BAWA MEREKA KE DALEM CEPETAN!"

"Lin, pelanin suara lo!"

"Gak bisa bangsat, ini dua bocah kasian luka-luka begini!"

Si keturunan Zeus ini mencak-mencak marah karena teman-temannya begitu lambat. Daripada pusing, dia gotong saja orang yang terluka paling parah ke dalam rumah yang sudah ditutup sihir hingga tak bisa dilihat dan dideteksi.

"Kak Junseo, ada kertas."

Si keturunan Hecate menunduk, kakinya bergeser ketika sadar kalau dia menginjak selembar kertas kotor yang mungkin saja pesan?

Karena penasaran, dia ambil kertas itu untuk dibaca. Siapa tahu isinya penting.

Maaf karena gue terlambat dateng, gue cuma berhasil bawa mereka berdua. Temen mereka dibunuh sama vampire-vampire itu.

Gue bakal dateng, tapi gak sekarang. Resikonya cukup besar. Gue ingatkan ke kalian, bantu adik kelas kalian, bantu semua orang. Penyesalan di akhir itu gak enak.

Semoga berhasil

1, sihir




































































Haruto menggeram dalam wujud serigalanya. Di punggungnya ada Win, mereka bekerja sama untuk mengalahkan cyclops besar yang membunuh Kangmin beberapa menit yang lalu.

Win benar-benar marah, dia tak berhenti menyerang cyclops itu walaupun tahu kalau dirinya akan terluka. Naluri pembalasan dalam dirinya benar-benar menyelimuti dirinya.

Sementara di sisi lain, Seongmin dan Taeyoung menghalangi cyclops lain yang hendak menyerang Haruto dan Win. Mereka frustasi sebenarnya, benang Seongmin tidak bisa membelah tubuh para cyclops itu. Justru malah tembus! Dugaan mereka sama, cyclops itu pasti sudah disihir.

"Jangan biarin mereka menang!" Win melompat dari badan Haruto, menikam tenggorokan cyclops di depannya tanpa ragu.

Haruto tak menyia-nyiakan kesempatan, dia ikut melompat dan mencabik punggung cyclops itu kemudian mencabik kepalanya.

Dia melolong keras, lalu kembali turun ke bawah dan membawa Win untuk menyerang cyclops lain.

Seongmin membentuk jaring dan menarik cyclops yang mendekat, namun itu tak bertahan lama sebab tenaga mereka cukup besar untuk melepaskan diri.

Taeyoung terbang tinggi ke atas, lalu menukik tajam ke bawah bersama pedang iblisnya. Memang terlihat keren, tapi dalam hati dia gregetan ingin bercanda.

"Seongmin, jaga Kangmin. Jangan biarin mereka bawa Kangmin ke Kak Sunwoo!" Perintah Win yang entah sejak kapan berada di punggung cyclops berukuran sedang.

Kalau kalian berpikir mereka masih di samping sekolah, maka kalian salah. Mereka sudah jauh masuk ke dalam hutan tak lupa membawa jasad Kangmin dengan bantuan benang-benang Seongmin.

"Woi makhluk durjana! Diamuk Hades mati lo!" Kata si Taeyoung emosi karena tiga cyclops yang tersisa sulit dikalahkan.

"Serius bisa gak?! Lo kan bukan orang melayu!" Bentak Seongmin ikutan emosi karena Taeyoung masih sempat-sempatnya bercanda.

"Ya sukak sukakku! Kenapa sukak sukakku? Karena ini diriku."

"Hah?!"





BUM!




Dentuman keras dari arah lain mengalihkan perhatian mereka. Tuh kan, bercanda terus sih!

"Kita berpencar! Ada iblis!" Perintah Win sebelum dibawa pergi entah kemana sama Haruto.

Seongmin mendecih, dia tidak suka kalau sudah begini.

"Seongmin, inget utang lo ke gue soal darah. Belum dibayar kan? Nah, jangan mati dulu ya, mati dalam keadaan punya utang itu sangatlah-"

"Berisik!"





CRASH!





Iblis-iblis yang berada di barisan terdepan pasukannya tumbang seketika karena terbelah oleh benang buatan Seongmin.

Taeyoung terkejut sampai terjungkal, dia pikir Seongmin akan membunuh dirinya.

"Fokus, Taeyoung!"

"Iya-iya! Galak banget lo kayak ibu gue!"

"YOUNGTAEEEE!!!"

"ADUH MAMAE! SUARANYA KERAS KALI MACAM PAKAI TOA!"



































































Haruto berhenti berlari saat mencium aroma aneh di tempat ia berpijak saat ini. Win turun dari punggungnya, menatap tajam sekelilingnya.

Eits, wujud serigala Haruto cukup besar hingga bisa ditunggangi. Soalnya Haruto itu termasuk golongan alpha, pack tetangganya Jaehyuk nih.

"Hawa disini agak aneh," ucap Haruto kembali ke wujud manusianya.

Win mengangguk tanda setuju. Dia bisa merasakan ada sihir di sekitar ini, tapi dia merasa... seperti sihir perlindungan.

Walaupun dia demigod keturunan Dewi Nemesis, dia cukup paham soal sihir karena berteman dekat Kangmin.

Itulah alasan mengapa dia diincar untuk dijadikan tumbal pertama agar rencana kubu musuh berjalan sempurna.

"Tenang, gue rasa sihir disini bukan sihir kegelapan," ucap Win pada Haruto.

"Pst!"

Keduanya menoleh, mereka waspada sebab tidak ada seorang pun selain mereka disana. Lalu, darimana suara itu berasal?

"Pst! Cepet kesini!"

Mereka berdua saling melempar pandang. Suara itu berasal dari balik semak-semak?

Keduanya heran, di balik semak-semak tersebut ada pohon. Masa iya suara itu berasal dari sana?

"Samperin aja kali ya?"

"Lo duluan, Har."

Haruto mengangguk. Dia menepis semua rasa takutnya demi memeriksa apa yang ada di balik semak-semak itu, Win mengekor di belakang.

Ajaibnya, ketika mereka berdua berdiri di depan semak-semak tersebut, semak-semak tersebut terbuka seperti pintu!

Mereka berdua terkejut, rupanya pohon di balik semak-semak itu memiliki lubang seukuran tubuh manusia.

Mereka mendekat lalu menunduk kebawah, di dalam pohon itu ada tangga dan jalan.

Dan juga... seseorang yang sedang bersandar di dinding bawah sana, tersenyum melambaikan tangan pada mereka.

"Ayo masuk, nanti gawat kalau musuh liat."

"KAK JAEHYUK?!"

The Beginning of The War | 03 & 04 Line ✓Where stories live. Discover now