[ acht ]

19K 5.5K 3.6K
                                    

"Siapkan pasukan!"

Keadaan berubah ricuh seketika, semua murid dan guru di lapangan berlarian masuk ke dalam kelas menghindari para penyihir kegelapan yang bergerak untuk mencari siapa yang berani memasang bendera pernyataan perang tersebut.

Tidak, tidak semua pergi ke dalam kelas. Haruto dan Win bergegas ke tempat Kangmin dibantu oleh Taeyoung dengan cara berteleportasi, sementara Dohyon langsung berlari bersama Doyoung untuk mencari keberadaan Intak, Sunoo, dan Sungwon.

Jeongwoo yang ditarik sama Jungwon panik karena tak melihat temannya yang lain. Dia jadi takut Jungwon akan meminum darahnya.

"Won, kita mau kemana?!"

"Cari jalan keluar."

"Gak bisa gak lari? Gue capek woi, lo vampire sementara gue manusia, lo terlalu cepet larinya, mana tarik-tarik!"

Jeongwoo udah misuh-misuh karena Jungwon tak mendengar ucapannya, lebih tepatnya sih pura-pura tidak mendengar.

Sampai akhirnya, mereka tiba di ruang musik. Jungwon menarik Jeongwoo masuk ke dalam lalu mengunci pintu. Setelah itu, dia dorong lemari agar tidak ada yang bisa membuka pintu dari luar.

Jangan salah, walaupun badannya mungil, kekuatannya besar.

"Dinding sihir mulai melemah, Kak Kangmin berhasil," ucap Jinwoo yang sudah siap dengan atribut dan senjatanya.

Jeongwoo sampai menganga, ini beneran Jinwoo yang dia kenal sebagai anak lucu dan penakut? Kenapa sekarang dia memegang dua pistol? Wah, pintar sekali dia menyembunyikan identitas.

"Perang dimulai, tapi perang kecil lebih dulu. Perang besar bakal terjadi pas kita berhasil keluar dari sini," jelas Jinwoo menyodorkan sebuah pistol kepada Jeongwoo. "Nih pegang, lo butuh ini."

"Gue gak pernah pake pistol, gimana caranya?!"

"Tinggal bidik objek yang mau lo tembak, tekan pelatuknya, tahan keseimbangan tubuh supaya gak jatuh, paham?"

"Ayo berangkat, gue denger suara langkah kaki mendekat kesini," ajak Jungwon yang entah sejak kapan berganti pakaian atasnya dari seragam menjadi kaos putih pendek ditutupi jaket kulit berwarna hitam.

"Ta-tapi itu kok mata lo berubah warna?!" Pekik Jeongwoo takut.

"Lengannya Jinwoo berdarah."






BRAK!




Mereka kaget karena ada yang jatuh dari atas. Mereka langsung mendekat ke jendela dan menemukan potongan tubuh di atas kursi kayu di luar sana.

Jinwoo membuka jendela lalu mendongak untuk melihat apa yang terjadi di atas.

Rupanya, Seongmin sedang bermain-main dengan penyihir yang menyerangnya. Seongmin menggunakan benang putihnya untuk menjadikan para penyihir itu sebagai boneka yang bisa dia gerakan sesuka hati.

Yang mencoba lepas? Ucapkan saja selamat tinggal kepada dunia.

"Walaupun dia oni rembulan urutan ke dua belas, kekuatannya gak bisa dianggap enteng," ucap Jungwon sambil melompat keluar lewat jendela.

"Hah? Rembulan?"

"Di dunia oni ada sebutan bagi oni dengan kekuatan terkuat, ada dua belas oni yang terkenal. Lo tau Kak Minhee kan? Kak Minhee juga termasuk dalam rembulan, bedanya dia uppermoon, kalau Seongmin lowermoon. Dan Kak Minhee ada di urutan ke enam."

Agaknya Jeongwoo tidak percaya, masa iya Minhee yang terkenal malas dan suka rebahan itu ada di urutan ke enam?! Wagelaseh, lain kali Jeongwoo tidak mau lagi julid ke oni itu.

The Beginning of The War | 03 & 04 Line ✓Where stories live. Discover now