Prolog

140K 5.9K 347
                                    

Menikah dengan Galih membuat kehidupan Wening berubah. Galih, lelaki berumur tiga puluh enam tahun berhasil mengikatnya menjadi istri tepat diumurnya yang baru menginjak dua puluh tiga tahun, dia dinikahi Galih selepas mendapatkan ijazah sarjana muda yang dia dapatkan sesuai dengan keinginan kedua tuannya.

Wening mengambil pendidikan kuliahnya dengan paksaan kedua orang tuanya, terlebih sang Ibu.

Jika Wening bisa memilih dia lebih senang membantu sang Ibu mengembangkan toko serba ada yang dibuatkan sang Ayah untuk mengisi kekosongan waktu Ibu Wening, yang pure seorang Ibu rumah tangga.

Padahal, dalam hati Susi-Ibu Wening- dia ingin sang anak punya pekerjaan sendiri dengan latar pendidikan yang baik agar tidak bisa direndahkan oleh mertuanya, bahkan suami Wening sendiri.

Susi hanya berharap agar Wening diberi kesabaran dalam menjalani kehidupan rumah tangganya, terlebih dalam menghadapi ibu mertuanya.

oOo

Hujan mengguyur tanah Desa Blimbing sejak semalaman, membuat kedua insan enggan untuk memisahkan diri satu sama lain. Namun, Wening sadar akan statusnya dan posisinya dia tinggal bersama mertua, dia tidak boleh bermalas - malasan sesuai dengan pitutur dari sang Ibu.

"Mas Galih, lepas dulu udah hampir jam enam lho."

"Sebentar dulu Dik, masih dingin juga gaya banget kamu mau mandi." Galih mengeratkan pelukannya pada tubuh sang istri yang hanya berbalut selimut setelah mereka melakukan hubungan suami istri selepas sholat subuh

Cukup dimaklumi, pengantin baru yang masih kasmaran pasti tidak akan jauh dari urusan kasur

"Aku nggak enak sama Ibunya Mas, tiap pagi pasti kepergok mandi keramas."

Galih hanya terkekeh mendengar gumaman sang istri, dia membuka mata yang masih terasa berat dan lengket

"Ya biarkan saja, Ibu pasti memaklumi, toh kita masih manten baru." Jawaban Galih tentu saja semakin membuat Wening kesal, Galih saja yang tidak tahu betapa tajamnya lirikan sang Ibu setiap Wening telat bangun dan kepergok keluar kamar mandi dengan rambut yang basah

"Mas masih pingin Dik, sekali lagi ya habis ini kita mandi."

Tanpa menunggu jawaban istrinya, Galih kembali menyerang tubuh sintal Wening yang membuatnya candu, sejak istri pertamanya sakit sampai meninggal dunia dia tidak pernah merasakan kenikmatan berhubungan suami istri, sehingga setelah menikah kembali dengan Wening, Galih seakan berbuka puasa dengan hidangan yang nikmat sehingga membuat Galih terus-terusan menambah porsi, seperti candu dan enggan berhenti.

Wening yang terpesona akan sosok Galih pun tidak bisa menolak, laki-laki yang dulu menjadi ketua karang taruna di desanya saat itu berhasil membuat seorang gadis remaja itu jatuh hati sejak dulu, namun rasa itu harus pupus saat mengetahui Galih menikah beberapa tahun silam, saat kabar istri Galih meninggal membuat Wening ikut berduka dan sisi jeleknya dia merasa sedikit tenang, mengetahui Galih menduda tanpa anak.

Seperti sudah ditakdirkan oleh yang Maha Kuasa, Galih datang melamarnya untuk dijadikan istri, tentu saja Wening menerima tanpa memikirkan dia akan menghadapi Nani, Ibu Galih yang terkenal sombong dan garang di desa mereka.

oOo

"Dik, kemeja putihnya Mas sudah di setrika?" Suara Galih menghentikan gerakan tangan Wening menggoreng lauk pagi ini

Sialnya, Wening lupa belum menyiapkan seragam sang suami

"Iya Mas, sebentar. Wening setrika sebentar."

"Ck, makanya lain kali itu diusahakan bangun pagi, lihatkan kalau seperti ini, Galih bisa telat berangkat ke kantornya." Ucapan Nani begitu ketus menyambut kesabaran Wening pagi ini

"Iya maaf Bu, Wening bangunnya kurang pagi hari ini." Jawab Wening sebelum meninggalkan dapur dan menyiapkan baju sang suami

"Padahalkan aku kesiangan juga gara-gara anaknya Ibu, salahin tuh Mas Galih yang minta nambah - nambah terus."

Setelah menyiapkan sarapan untuk sang suami dan menunggu Galih berangkat kerja, Wening bersiap diri untuk ke toko Ibunya. Seperti biasa dia akan membantu Ibunya menjaga toko.

"Nanti pulang jam berapa, Ning?"

"Ya habis dhuhur, seperti biasa Bu. Ada apa?"

"Jangan siang-siang, bantu Ibu masak, hari ini Mbak Wahyu balik ke kota."

Mbak Wahyu, anak pertama Bu Siti, Ibu kandung Galih, ya Galih bukan anak kandung Bu Nani, kenyataan itu baru Wening ketahui saat Galih menceritakan semua tentang kehidupannya sebelum mereka menikah walaupun sebelumnya Wening pernah mendengar kenyataan tersebut dari orang-orang, namun Wening baru percaya saat Galih menceritakan semua padanya.

"Iya Bu, nanti Wening pulang agak cepat. Biar nanti Wening belikan oleh-oleh juga buat Mbak Wahyu." Ujar Wening pada mertuanya

Dalam hati dan pikiran Wening, dia berusaha untuk sabar dan mencari cara untuk tidak selalu direndahkan oleh Bu Nani, dia semakin bertekad untuk mencari lowongan pekerjaan, sekalipun itu sebagai guru Paud atau TK.

"Setidaknya benar yang dikatakan Ibuku, disaat aku punya pekerjaan dan gaji sendiri, Bu Nani tidak bisa memandangku selalu rendah. Nanti malam aku akan bicarakan hal ini pada Mas Galih."

oOo

Prolog cerita duda series ketiga ☺️

Gimana kesan pertama saat membaca ini?

Semoga suka ❤️

Hati WeningHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin