-22‼️-

76.8K 5.2K 190
                                    

Peringatan!! 🔞🌚💔

Mohon tidak dibaca saat berpuasa, ada sedikit adegan dewasa di part ini.

Mohon dengan sangat ya. Terima kasih.

Happy reading!

oOo

Galih menggeleng kepala melihat sang istri yang sedang mengepel lain dengan cara berjongkok sembari berjalan mundur, bahkan hal ini dilakukan Wening setiap hari, kata sang istri dengan melakukan ini akan membantu membuka jalan lahir pada panggul sehingga memudahkan proses persalinan nanti.

"Assalamualaikum... Udah boleh lewat belum ini?" Tanya Galih sebelum masuk rumah mengingat lantai rumah masih setengah basah, Wening yang baru menyadari kedatangan suaminya pun mendongak, terlalu fokus memandangi lantai sampai dia tidak mendengar suara motor sang suami yang sudah terparkir di depan rumah.

"Eh, waalaikumsallam.. Lewat aja, kok aku nggak dengar suara motornya Mas."

"Gimana mau dengar kalau kamu asyik ngaca di lantai." Jawab Galih dengan terkekeh lalu mengulurkan tangan pada sang istri berniat membantu Wening berdiri.

Wening pun menerima uluran tangan sang suami dengan berjalan pelan ke kamar mandi mereka sama-sama mencuci tangan dan kaki sebelum masuk kamar, "Tadi perutku sempet mules lho Mas rasanya, kirain si adik udah mau nunjukin kalau mau keluar eh malah ternyata pingin pup."

Setelah melepas baju batiknya Galih pun mengalihkan pandangannya pada sang istri yang cemberut sembari mengelus perut menceritakan kesehariannya, "Terus? Bisa pup?" Tanya Galih mengingat sejak kemarin istrinya mengeluh tidak bisa buang air besar.

Wening mengangguk lalu menyandarkan tubuhnya pada dinding kamar, setelah itu Galih menyusul istrinya berbaring di kasur dan menjajarkan tubuhnya pada perut buncit sang istri, "Hallo anak cantik, hari ini ngeprank Bunda ya? Jangan lama-lama di dalam sini, lihat Bunda mu udah nggak sabar pingin ketemu."

"Emang Ayah nggak?" Tanggap Wening menatap suaminya yang berinteraksi dengan si bayi, sedikit meringis saat si bayi memberi respon berupa tendangan keras dari dalam, spontan Wening menarik rambut Galih yang tadi dielusnya.

Dengan tertawa lebar Galih mengatakan pada calon anaknya, "Aduh, santai Nak, lihat Bunda kaget sampai jambak Ayah lho. Ayah juga nggak sabar kok nunggu adik, nggak sabar banget malah, baik-baik ya Nak." Bisik Galih lalu memberikan kecupan hangat pada perut bulat sang istri. Setelah itu dia memejamkan mata dan memeluk tubuh Wening dengan hangat, menumpukan wajahnya di dada empuk favoritnya yang sebentar lagi menjadi sumber kehidupan untuk anaknya.

"Tapi kalau Mas baca di artikel kesehatan berhubungan seks juga membantu membuka jalan lahir lho, Dik." Gumam Galih membuat Wening menghentikan gerakannya tangannya yang mengelus rambut lebat Galih, dikira suaminya tertidur namun ini malah mengatakan hal tersebut.

"Ya kan kita masih lakuin itu juga." Jawab Wening seadanya.

"Seminggu sekali? Kali aja kurang Dik, mungkin dengan itu si adik bisa terbantu cari jalan keluarnya." Kata Galih lagi membuat Wening mendengus pelan, "Modusmu Mas."

Dengan terkekeh dan gemas Galih menenggelamkan wajahnya di dada Wening lebih dalam, "Mas jangan mulai deh." Peringat Wening justru diabai Galih yang merambat mengecup perpotongan lehernya.

Hati WeningWhere stories live. Discover now