-7-

59.2K 4.9K 293
                                    

Happy reading ❤️

Jangan lupa vote dan komennya🤗

Semoga suka ❤️

oOo

Wening terbangun dari tidurnya, dia melihat jam di dinding kamar menunjukkan pukul satu dini hari. Dia tersenyum menatap suaminya tertidur pulas, namun sayangnya bibir Galih belum juga lepas dari dadanya. Wening heran, kenapa suaminya menjadi maniak benda miliknya yang satu ini? Sepertinya tiada hari bagi Galih tanpa menghisap dan memainkan dada Wening.

Wening berusaha menjauh bibir Galih dari puncak dadanya, seakan peka bibir Galih kembali menghisap dengan kuat sontak Wening mendesah dan meringis bersamaan.

"Ya ampun Mas, kuat banget sih hisapannya."

Melihat wajah polos Galih membuat Wening tidak tega, sepertinya dia harus menahan diri untuk beberapa menit sebelum beranjak ke kamar mandi membuang hajatnya.

"Kalau nggak nyusu pasti ngorok, ada aja kelakuannya."

Dengan perlahan Wening melepaskan bibir Galih dari puncak dadanya, dan kali ini berhasil, Galih hanya bergumam pelan dan sedikit mengubah posisi. Setelah dirasa aman, Wening kembali mengenakan tali tank top hitamnya yang masih melorot. Kebiasaan barunya setelah menikah, Wening diminta Galih untuk tidak mengenakan bra saat tidur, sebenarnya dia tahu kalau dianjurkan untuk melepaskan bra saat tidur baik bagi kesehatan perempuan, namun entah kenapa saat masih gadis Wening merasa risih dan tidak nyaman walaupun hanya saat tidur saja, berbanding balik dengan sekarang Wening justru sudah merasa lebih nyaman tidak memakai bra saat tidur.

"Berasa punya anak bayi aja

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Berasa punya anak bayi aja. Dasar bayi tuaku." Wening tertawa kecil saat berhasil turun dari ranjang tanpa menimbulkan suara yang bisa mengganggu tidur Galih.

Dipakai kain pantai untuk menutupi tubuhnya, dia tidak nyaman jika keluar kamar hanya mengenakan tank top saja.

Setelah keluar dari kamar mandi Wening membuka kulkas, perutnya berbunyi meminta untuk diisi, dia ingat semalam Galih membelikan roti tawar sesuai dengan permintaannya, dua lembar roti tawar sudah cukup untuk mengganjal perut.

Langkah Wening terhenti ketika akan kembali ke kamar, Wening mendengar suara isak tangis seseorang. Suara itu terdengar dari kamar ibu mertuanya yang hanya ditutup kain gorden, sehingga Wening bisa mengintip sang mertua mengenakan mukena dan duduk menghadap ke kiblat seraya mengangkat kedua tangan berdoa, Wening tidak bisa mendengar dengan jelas karena isak tangis Bu Nani yang terdengar begitu pilu, hati Wening teriris mendengar tangisan mertuanya, baru kali ini juga Wening mendapati Bu Nani sholat malam, sepertinya memang Bu Nani terbiasa sholat malam namun Wening saja yang tidak mengetahui.

Hati WeningWhere stories live. Discover now