-2-

70.9K 5K 403
                                    

Sepulang kerja Galih mengajak Wening ke toko elektronik, seperti ujarnya semalam, dia akan membelikan televisi untuk ditaruh kamar mereka.

"Aku nggak bawa helm Mas, masa gini aja? Pulang dulu lah, aku ganti baju sebentar."

"Nggak usah, udah gitu aja. Pinjam helmnya Mbak Winda." Ujar Galih pada Wening yang hari ini menjaga toko milik ibunya

"Ya udah, aku ambil helm dulu di rumah Ibu."

Galih mengangguk dan mengobrol dengan Ibu mertuanya sembari menunggu Wening, jujur saja sejauh ini Galih belum begitu dekat dengan Bu Susi, percakapan mereka pun hanya sebatas basa basi. Berbeda dengan bapak mertuanya yang sudah akrab, selain karena rekan kerja, Galih juga salah satu pemuda yang aktif di desa mereka tidak bisa dipungkiri kalau Galih cukup terpandang di desa mereka.

"Mas tadi udah bilang Ibu kan?" Wening bertanya pada suaminya, dia khawatir kalau nanti terjadi salah paham dengan sang mertua

"Udah kok, Mas bilang mau ngajak kamu keluar."

"Ya sudah, buruan berangkat nanti keburu hujan lho." Ingat Susi melihat cuaca siang ini sedikit mendung

"Tak berangkat dulu, Bu. Helmnya Mbak Winda tak bawa ya." Pamit Wening dan Galih lalu meninggalkan toko Bu Susi

oOo

Setelah mendapatkan apa yang dicari Galih mengajak istrinya untuk singgah mengisi perut lebih dahulu, kali ini bakso tetelan menjadi menu jajan mereka hari ini.

Wening hanya menurut dan mengikuti keinginan suaminya, jarang juga mereka bisa keluar berdua seperti ini. Karena memang pribadi keduanya tidak suka jajan di luar dan lebih memilih untuk menghabiskan waktu luang di rumah bersama keluarga.

"Dik, lihat belakangmu, gemesin." Ujar Galih pelan memberi kode istrinya untuk menoleh ke belakang

Wening pun mengikuti arahan suaminya, dia melihat ada dua anak kembar yang sedang makan dengan lahap, spontan Wening tersenyum.

"Lucu." Gumamnya setelah mengalihkan pandangannya kembali pada suaminya yang ada di depannya

"Lucu ya? Dari tadi lho aku lihatin mereka."

"Kok bisa ya punya anak kembar." Gumam Wening dengan heran

"Keturunan mungkin."

"Mas ada keturunan nggak? Dari keluarga mungkin ada yang kembar?"

Galih terdiam sejenak dan berfikir mengingat-ingat silsilah keluarganya.

"Nggak ada deh, kamu ada?"

"Nggak juga." Jawab Wening tertawa

"Tapi kok Mas pingin ya, kayaknya lucu dan tantangan juga sih sekali hamil langsung dapat dua."

"Mas pingin punya anak kembar?"

"Ya tergantung yang hamil mau nggak? Kalau pun nggak mau tapi Allah tiba-tiba kasih hadiah, kan kita nggak bisa nolak." Jawaban Galih sukses membuat pipi istrinya merona

"Ya udah tanya gih orang tuanya anak-anak itu, gimana caranya bisa punya anak kembar." Ujar Wening bak menantang suaminya

Galih yang punya tekad pun berdiri dengan percaya diri, membuat Wening melotot tidak percaya dan berusaha untuk mencegah suaminya. Namun, Galih sudah terlanjur menghampiri meja keluarga si anak kembar tadi.

Hati WeningWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu