-41-

41K 5.8K 406
                                    

Hari ini beralih ke keluarga Ganing dulu, semoga bisa mengobati rindu 😍

Tandai typo, dan happy reading teman-teman ❤️

oOo

Galih menggendong bayi laki-laki yang baru dilahirkan sang istri dua jam lalu. Semalam prank yang dilakukan oleh Syifa, seakan menjadi doa.

Usai subuh tadi Wening mengatakan perutnya mulas dan merasa bahwa kali ini si bayi meminta untuk segera dilahirkan. Si ayah pun dengan sigap memboyong sang istri untuk dirujuk ke puskesmas agar segera di tangani.

Tepat pagi pukul delapan tadi, suara tangisan bayi laki-laki itu terdengar keras membuat pasangan suami istri itu menitikkan air mata haru.

Sang jagoan telah lahir, kini Galih memiliki teman laki-laki saat di rumah. Mengalami dua kali momen menunggu istri melahirkan, membuat Galih sadar bahwa perjuangan seorang ibu tidak lah main-main, nyawa lah menjadi taruhan.

"Syifa jadi ke sini, Mas?" Tanya Wening yang baru menyelesaikan makanannya.

"Nggak jadi. Mas suruh nunggu di rumah aja, habis dhuhur juga kita pulang."

"Kasihan, pasti udah cerewet gara-gara ditinggal lama-lama." Ujar Wening lalu mengambil handphonenya untuk berkomunikasi dengan Vina yang dimintai tolong agar menemani Syifa selama ditinggal di puskesmas.

Cukup lama tak mendapat balasan dari Vina, namun panggilan video Wening dapatkan dari nomor Ana.

"Hallo, assalamualaikum, Mbak Cempluk cantik." Sapa Wening saat melihat wajah cemberut Syifa memenuhi tampilan layar handphone.

"Bunda kapan puyang? Cipa nda sabal mau dendong adik."

"Lhoo, ya harus sabar toh. Sebentar lagi ya, nanti habis dhuhur, Bunda sama Ayah bawa adik pulang."

"Janan lama-lama bunda, Cipa mau lihat adik." Kata Syifa memonyongkan bibirnya menggemaskan.

Wening pun menyorotkan kameranya pada Galih yang menggendong bayi laki-laki. Sontak membuat Syifa berteriak memanggil ayahnya.

"Ayah! Cipa mau lihat adik bayi!"

Galih hanya tersenyum tipis, pura-pura tidak mendengar. Dia ingin menggoda Syifa, sang putri.

"Ayah!!! Hallo, ayah! Masa ga dengal Cipa cih?!" Tak hanya seruan dari Syifa yang terdengar dari seberang, bahkan suara Bu Nani juga para tetangga yang membantu di rumah pun terdengar begitu melihat tingkah Syifa.

"Ayah... Dipanggil Mbak Syifa ini lho." Kata Wening dengan tersenyum lebar, rasanya dia sudah merindukan Syifa.

"Eh, ada Mbak Cipa? Kenapa panggil ayah?" Sapa Galih memulai drama menggoda sang putri.

"Ayah ih! Cipa mau lihat adik cowo. Janan lama-lama di cana!"

"Wusss, santai dong, nggak usah ngegas. Nih adik cowo-nya, sabar, nanti habis Allahu Akbar kita pulang."

"Adik cowo bobo ih."

"Iya bobok, habis nenen bunda. Mbak Cipa udah mamam belum?"

"Habis mamam sama ayam panggang, Ayah. Syifa mamam kepala sama paha sampai nambah nasi dua dua kali, disuapin Mbak Vina." Sahut Ana yang ada di sebelah Syifa, lalu Vina pun ikut muncul di layar kamera menceritakan ulah Syifa hari ini. Wening dan Galih hanya bisa tertawa, bersyukurnya Syifa tidak rewel dan banyak mau.

Hati WeningWhere stories live. Discover now