13

339 68 34
                                    

"Dia mungkin kabur. Tidak ingin menyusahkan kalian. Sudahlah. Ini bukan masalah besar."

"Eomma, kau tidak melihat situasi ini? Dia tidak bisa melihat!! Akan kabur ke mana dengan kondisinya yang seperti itu?!"

"Jangan berteriak padaku, Kibum!" Haejung balas menghardik putranya. Dia menatap yang lain. Mereka sedang duduk bersama membicarakan masalah Kyuhyun yang menghilang. Tidak ada jejak selain kondisi kamarnya yang tidak normal.

Haejung menatap Shindong, "kita semua tahu anak itu. Apapun yang berhubungan dengannya bukan sesuatu yang bisa dipecahkan oleh polisi dan detektif."

Heechul menyimak perkataan istrinya. Sedikit was-was. Dia takut itu memicu pertengkaran.

"Apa maksudmu dengan itu?" Tanya Shindong datar.

"Dia yang menghilang mungkin saja ulah mereka. Tapi bisa juga ulahnya sendiri."

"Dia sudah normal, Haejung. Hal-hal semacam itu sudah tidak akan mempengaruhinya lagi. Jika kau memang tidak setuju aku lapor polisi jangan gunakan itu sebagai alasan. Ini masalah keluargaku, anakku, aku akan menyelesaikannya dengan caraku!"

"Kau tidak bisa begitu!! Kau ingin aku terseret dalam masalah ini, kan!! Kau menunggu kesempatan untuk bisa membalasku!!" Haejung tidak ingin masalah ini sampai jadi berita. Melihat siapa Kim Heechul, bahkan jika Kyuhyun hanya anak tiri, pasti media akan memburu mereka. Setidaknya satu tabloid akan memuat beritanya. Dia lagi yang akan ditanyai. Haejung tidak ingin repot.

Shindong menatap sengit. "Kau hanya perlu diam jika tidak ingin terlibat!!"

"Jangan seenaknya Shindong!! Salah siapa kalau sudah begini?! Sudah kukatakan anak itu hanya akan menyusahkan!!! Berapa kali aku katakan itu padamu?!"

"Dia putraku!! Aku adalah orang tuanya!! Atas alasan apa aku harus merasa mengurusnya adalah masalah!!"

Keduanya justru bertengkar. Shindong ingin melapor pada polisi agar dibantu mencari. Tapi Haejung tidak setuju. Jika hanya mencari anak itu suaminya bisa melakukannya, tentunya dengan cara tertutuo. Tidak perlu masalah ini sampai ke polisi dan jadi pembicaraan di mana-mana.

Berjam-jam mereka berdebat soal itu. Tidak menemukan kesepakatan. Masing-masing ngotot dengan cara mereka sendiri. Heechul juga tidak bisa menangani istrinya. Membujuk Shindong untuk mengalah juga percuma.

"Kau selalu menolak kenyataan jika anak itu tidak normal! Dia bencana!! Tunggu saja sampai anak itu akan membawamu dalam neraka!! Kau akan bernasib sama dengan Ayahmu!!"

"Kenapa jika aku akan sama dengan Ayahku?! Kau pikir itu hina, ha!! Ibu yang menelantarkan anaknya bahkan lebih buruk dari itu!!"

"Dia bukan anakku!! Aku tidak melahirkan anak iblis seperti itu!!"

Sama seperti Heechul yang kualahan, Siwon tidak tahu lagi bagaimana menenangkan mereka dan melakukan pembicaraan yang tenang. Ayah Ibunya sudah diselimuti amarah. Berteriak satu sama lain. Siwon memutuskan menyingkir. Dia tidak tahan lagi mendengarkan mereka saling meneriaki. Membuatnya teringat saat-saat di mana mereka mendekati perceraian dulu. Di rumah rasanya jadi menyesakkan.

"Aku juga sama," lirih Kibum di tengah pertengkaran itu. Namun tidak ada yang mendengarnya. Heechul sibuk menengahi mereka dan Siwon melangkah pergi.

Kibum sudah muak!

"AKU JUGA SAMA!!!!!" Dia mengeluarkan semua tenaganya untuk berteriak. "Aku bisa melihat apa yang dilihat Kyuhyun!!! Aku sama tidak normalnya dengan Kyuhyun!! Aku dan Kyuhyun tidak normal!!! Tidak ada yang normal!!!"

Mereka mematung menatap Kibum yang meluapkan seluruh emosinya. Siwon tidak jadi meninggalkan ruangan itu. Dia kembali untuk melihat Kibum yang tersengal setelah berteriak.

On The LimitWhere stories live. Discover now