6

392 73 16
                                    

"Yang di sana! Sedikit ke kiri! Benar, yang itu!"

Kibum sedang menunggui Kyuhyun memberi intruksi Hye untuk melakukan sesuatu. Mereka sedang berada di jalanan dekat sebuah bendungan. Ada beberapa rumah penduduk dengan halaman luas dan beberapa pohon buah. Kyuhyun menginginkannya ketika sedang lewat.

"Itu mencuri namanya."

"Aku sedang mengetes sampai mana mereka bisa berguna."

"Tetap saja ini mencuri."

Kyuhyun melengos tidak peduli. ketika dilihatnya Hye sudah mendapatkan beberapa buah yang dia mau, Kyuhyun pergi menyambutnya. Di mata Kibum dia tidak melihat apapun. Dia hanya tahu Kyuhyun kembali dengan beberapa buah pir besar di lengannya.

"Jatahmu." Kyuhyun menyodorkan satu padanya. Yang justru dibalas dengan sebuah tatapan mengintimidasi.

"Aku tidak makan hasil curian."

Kyuhyun mendecih. "Terserah!" dia berbalik dan melangkah pergi. Kibum mendengus pasrah, berlalu menyusulnya.

Kyuhyun menikmati buah pir hasil petikan Hye seraya melihat sekitar. Mereka berjalan sangat jauh hingga ke daerah yang subur, sudah bosan keluyuran ke tempat ramai. Di sini ada banyak pepohonan dan berkurangnya rumah penduduk. Berada di tempat seperti ini dia jadi lebih leluasa berbicara dengan dua pengikutnya tanpa dilihat aneh orang lain.

"Salah siapa tidak memiliki uang," ini masih soal mencuri. Kibum kehabisan uang. Karena itu makan siang kali ini Kyuhyun yang membayar.

Itu karena berulang kali setiap pulang sekolah keduanya rutin pergi ke berbagai tempat. Dalam waktu singkat uang saku Kibum pun ludes. Menurut Kyuhyun itu wajar untuk dirinya yang 'kere', tapi bagaimana bisa Kibum yang memiliki rumah mewah dan mobil berjajar itu kekurangan uang?

Kibum tertawa sumbang. Dia berhenti dan berkacak pinggang pada Kyuhyun. "Kau pikir jajan dan memasuki berbagai tempat itu tidak pakai uang? Itu semua aku yang membayar! Kau apa, sepeser pun tidak keluar! Baru siang ini saja kau membelikanku makan dan sudah menggerutu!" Kibum tidak bisa tidak mengungkitnya. Kyuhyun tidak memiliki rasa bersalah padahal dia lah yang paling memiliki andil dalam pemborosan Kibum. Kemudian seenaknya memberi kritik.

Kyuhyun manyun. "Karena kau banyak uang. Apa yang kau harapkan dari saudara miskin mu ini memangnya?!"

Kibum membuka mulut namun kemudian mengatupkannya kembali. Tangannya turun dengan lemah, begitu juga wajahnya yang melengos. Kalau sudah bicara miskin dan kaya, Kibum pilih diam. Memang benar dalam segi itu Kibum berkecukupan. Berterima kasih pada ayah tirinya yang tidak pelit. Kibum diperlakukan seperti anak kandung sendiri.

Melihat Kibum jadi diam, Kyuhyun sedikit merasa bersalah. Dia tidak mengeluhkan apapun. Tidak iri juga dengan hidup Kibum yang bergelimang harta ayah tirinya dibanding dia yang hidup serba cukup dengan gaji ayahnya. "Lupakan saja."

Kibum kembali menatap Kyuhyun. Tangannya dengan cepat menepuk kening sang adik. "Sebenarnya itu juga salahmu! Eomma tahu aku keluyuran bersamamu. Karena itu dia memotong uang saku-ku." Bahkan ketika dia kekurangan seperti saat ini Ibunya masih tidak mau mengasihinya.

"Wanita itu tidak berhenti membenciku," gumam Kyuhyun menggerutu. Mengusap keningnya yang lumayan panas. Perlu diketahui, tangan Kibum memiliki banyak tenaga.

"Jangan diteruskan," putus Kibum segera melanjutkan langkah.

Di sekitar sudah gelap. Karena kehabisan uang mereka memilih berjalan untuk pulang. Beruntung Kyuhyun mengisi perutnya untuk mengganjal lapar. Tidak tahu dengan Kibum. Salahkan dia yang sok suci menolak pir pemberiannya. Padahal itu hanya buah. Hanya karena di halaman seseorang apa dia tidak boleh mengambilnya?

On The LimitWhere stories live. Discover now