1

1.1K 154 37
                                    

"Sepenting apa urusanmu dibanding mengurus anakmu? Kau seorang Ibu, tapi hal kecil inipun kau tidak bisa mengatasinya!"

"Menyalahkanku?! Coba ingat ini salah siapa! Jika anak itu berbeda apa itu salahku?! Itu salah keluargamu! Lihat dia, bukankah dia sama dengan Ibumu?! Apa yang dibawa Ibumu diwariskan padanya! Anak aneh itu, entah bagaimana masa depannya! Aku tidak bisa mengatasinya. Benar! Aku tidak bisa mengurus anak aneh sepertinya!"

"Dia anakmu!!"

"Dia juga anakmu!! Keturunanmu!! Terlebih lagi dia sama dengan Ibumu!! Jadi sudah jelas. Aku tidak akan mengurusnya! Aku lebih baik membawa yang lebih normal dibanding dia!!"

"Tunggu! Apa maksudmu? Haejung!!"

"Kita berpisah!! Aku sudah lelah hidup bersamamu!! Aku menemukan yang lebih baik!!"

"Apa maksudmu? Kau tidak bisa seperti ini!!"

"Bisa!! Tentu saja bisa!! Setelah kau tidak bisa membahagiakanku, tentu saja aku akan mencari kebahagiaanku! Seseorang yang lebih pantas! Lebih lagi dia bisa menjamin kesejahteraanku!"

########

Kyuhyun menangkup kedua pipinya. Ini dingin sekali. Kyuhyun bergegas menyelesaikan pekerjaannya menjemur pakaian, lalu segera berlari masuk ke rumah. Meletakkan ember cuciannya sembarangan dan berdiri di bawah penghangat ruang.

"Apa itu akan kering?"

"Kering atau tidak, itu akan lebih baik ada di luar. Salahmu merusak pengeringnya."

"Hyung, bukan salahku!" sangkal Kyuhyun tidak terima. "Aku hanya memakainya. Tidak tahu kenapa itu tidak bisa berfungsi seperti biasanya."

"Kau selalu membuat alasan jika sesuatu rusak di tanganmu," kakaknya datang untuk menggetok kepalanya dengan centong yang digunakan untuk memasak.

Kyuhyun melompat menjauh. "Yak! Ada saus di centongmu! Aish! Hyung!" Memeriksa rambutnya yang kini kotor.

Kakaknya tersenyum tanpa rasa bersalah. "Bereskan meja makan. Kita sarapan bersama," ujarnya segera berlalu ke dapur.

Kyuhyun bersungut-sungut mengambil tisu untuk membersihkan saus di rambutnya. Setelahnya melakukan apa yang diperintahkan kakaknya menyiapkan meja makan. Mereka makan bersama seperti biasanya.

"Appa belum bangun?"

"Dia pulang menjelang pagi, aku sengaja tidak membangunkannya. Akan kusisihkan sarapan untuknya nanti. Kau sendiri setelah ini segera bersiap untuk Sekolah."

Kyuhyun menggumam menyahuti. Melahap sarapannya dengan cepat dan bergegas pergi bersiap. Langkahnya buru-buru keluar kamar setelah melihat jam hampir pukul delapan.

"Siwon Hyung aku pergi!" teriaknya di pintu depan.

"Tunggu!" Siwon keluar dari dapur, menghampirinya dengan cepat. "Kau ada jam tambahan hari ini?"

Kyuhyun mengingat, kemudian mengangguk. "Aku rasa akan sampai rumah jam 9."

Raut Siwon terlihat tidak senang. "Sudah kubilang, belajar yang rajin agar kau tidak terjebak jam tambahan seperti itu!"

Kyuhyun buru-buru menghindari saat tangan Siwon maju untuk memukulnya. "Aku sudah belajar! Tapi memang ujiannya sesulit itu sampai aku tidak bisa menjawab."

"Kau saja yang bodoh!"

"Iya, tahu. Aku memang bodoh. Tapi Appa bilang asal tidak tinggal kelas saja aku masih selamat jadi anaknya." Kyuhyun tertawa, membuka pintu akan pergi. Tapi lagi-lagi Siwon menahannya. "Apa lagi Hyung? Aku telat ini."

On The LimitWhere stories live. Discover now