15

537 68 57
                                    

Siwon terbangun ketika matahari telah tinggi. Karena itu dia terkejut, terlebih lagi Kibum sudah tidak ada di ranjang. Wanita itu juga tidak ada. Dia mencari mereka sampai ke luar rumah dan melihat Kibum bersama wanita itu ada di pekarangan.

"Kibum."

Mereka sedang berbicara ketika Siwon datang. Segera menghentikan pembicaraan.

"Dia tidak apa-apa," kata wanita itu segera begitu Siwon di dekat mereka. "Kalian sudah bisa pulang."

"Benarkah?" Siwon meraih Kibum. Memperhatikannya benar-benar. Kibum nampak sesehat sebelumnya. Itu membuatnya lega. "Terima kasih," saat ingin menyebutkan nama dia baru ingat tidak mengetahui nama wanita ini.

Wanita itu tersenyum. Gaunnya yang berenda di bawah lutut bergerak lembut ketika dia membuka kakinya. "Kau baru sadar tidak mengenal orang asing ini? Ck! Kau akan segera mati dengan sifat sembrono ini."

"Dia panjang umur." Sahut Kibum.

Wanita mengangguk ringan. "Vallerie."

"Vallerie." Eja Siwon. "Terima kasih untuk pertolongannya. Kami akan pamit sekarang."

Vallerie mempersilahkan mereka. Menatap keduanya yang berjalan pergi.

"Aku menunggu saat reuni."

Vallerie membuka kedua lengannya. Angin tipis berputar di sekitarnya. Suara elang melengking di angkasa. Vallerie tersenyum gembira. Hampir terbahak saking antusiasnya.

#

Nyonya Eum membuka tirai ruang itu, di mana Kyuhyun menyembunyikan diri setelah lepas dari maut. Dia membawa makanan dan air putih.

Kyuhyun masih di posisi itu, membungkus diri dengan selembar kain hitam dan menggenggam Batu Ular Hwan. Kyuhyun mengagumi batu itu yang terlihat cantik.

"Kau baru saja melihat kembali. Kenapa tidak tidur?" Nyonya Eum meletakkan piring dan gelas di depan Kyuhyun.

"Aku takut Hwan akan menghilang seperti Hye."

"Dia tidak akan ke mana-mana. Kau Tuan-nya." Nyonya Eum mengambil sesuatu dari kantung lengannya. Mengambil Batu Ular itu sekaligus. "Ini rantai energi, tidak akan menyakitinya." Setelah disatukan itu menjadi sebuah kalung. Nyonya Eum mengalungkannya ke leher Kyuhyun.

Kyuhyun terlihat senang. Dia menyentuh kalung itu di dadanya. Bernapas lega.

"Makanlah."

"Aku akan pulang."

Nyonya Eum menatap Kyuhyun.  Tidak menyangka itu yang akan dikatakan anak itu. "Kau yakin?"

"Setidaknya aku harus pamit pada Appa. Kau bilang jika aku masih tetap anaknya sekalipun aku hanya jiwa yang dititipkan." Kyuhyun sudah mendengar semuanya dari Nyonya Eum. Meski sulit, dia tidak punya pilihan lain selain menerima.

"Kau masih manusia Kyuhyun,"

Air mata menggantung di ujung mata Kyuhyun. "Itulah kenapa aku lega. Aku masih manusia. Aku akan pergi menemui Sima dan menyelesaikan semuanya."

"Baiklah." Nyonya Eum mengerti. Menepuk bahu Kyuhyun. "Makan. Aku akan pergi membuka jalan. Kau ingat ke mana harus pergi, kan?"

Kyuhyun mengangguk. Nyonya Eum mengeluarkan kantung lain berwarna merah, hal itu diberikan pada Kyuhyun. "Ada beberapa bola energi untuk perlindungan dan perlawanan. Kau gunakan ini untuk mengikuti jejak yang kutinggalkan. Meski aku membuka jalan akan ada yang mungkin mengganggumu. Bola kuning untuk perlawanan, bola putih untuk perlindungan. Hanya perlu menggenggamnya, itu akan bereaksi dengan energi Sima di tubuhmu."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 02, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

On The LimitWhere stories live. Discover now