14

306 60 19
                                    

Shindong sedang termenung sendirian. Ide untuk melapor ke polisi sudah diurungkannya. Jika ini memang masalah gaib, polisi tidak bisa membantu. Mereka hanya akan mencari. Kemungkinan ketemu pun tidak pasti.

Ada satu orang yang mungkin bisa membantu. Shindong memiliki keinginan untuk pergi ke tempatnya. Tapi ragu. Terakhir kali dia ke tempat Nyonya Eum, dia dibuat ketakutan oleh wanita itu. Perkataan dan misteri tentang wanita itu membuatnya merinding. Sedikitnya itu menggerus kepercayaan Shindong.

Tapi di saat ini siapa lagi yang bisa membantunya jika bukan wanita itu. Jadi Shindong pikir akan melakukannya. Kemudian saat dia baru saja bangun dia telah terperanjat melihat sosok itu di sana.

"Kau,"

Nyonya Eum melangkah dari lorong pintu. Shindong melihat jika pintu rumahnya bahkan tidak terbuka itu membuat matanya melebar dan dia mundur tanpa sadar. Namun nyonya Eum tetap melangkah masuk.

"A-apa," Shindong menjadi gagap. Antara gugup dan gelisah.

Nyonya Eum mengabaikan Shindong dan pergi ke kamar Kyuhyun. Seolah tahu jelas di mana letaknya dia melangkah tanpa keraguan. Dia membuka pintunya, berdiri sebentar melihat ke dalam. Helaannya panjang sebelum melangkah masuk.

Shindong tidak paham apa yang sebenarnya dilakukan wanita itu. Tapi dia penasaran dan waspada. Maka dengan masih was-was dia pergi ke kamar Kyuhyun.

"Apa yang kau lakukan?"

Nyonya Eum tidak melakukan apapun. Dia hanya berdiri di ruangan itu dan melihat sekitar. Masih mengabaikan Shindong, atensi Nyonya Eum berada di suatu sudut. Kakinya melangkah ke sana. Dia berjongkok di dekat lemari pakaian, memungut sesuatu. Mengusap benda itu dan memandanginya.

Shindong curiga. Dia bergegas pergi dan melihat apa yang dipungut Nyonya Eum di kamar putranya.

Ada sebuah benda seperti huruf S di tangan nyonya Eum. Berwarna merah transparan. Itu berkilau untuk sesaat di tangan Nyonya Eum. Shindong hendak merebutnya namun Nyonya Eum menjauhkannya. "Ini bukan hal yang bisa kau pegang sembarangan."

"Apapun itu, di kamar putraku, adalah milik putraku! Kau tidak bisa mengambilnya!"

Nyonya Eum tersenyum tenang. Menyimpan benda itu ke kantung lengannya. "Kyuhyun tidak ada. Aku bisa memungut apapun yang tidak memiliki pemilik."

Apa yang dikatakan wanita ini? Kyuhyun memang tidak ada, tapi ini rumahnya. "Kau tidak bisa membawa apapun dari rumahku!"

"Aku akan tetap membawanya,"

"Apa ini ulahmu?!" Shindong berseru, menahan langkah Nyonya Eum yang menjauh. "Apa sebenarnya tujuanmu? Kenapa kau melakukan ini? Kau memperalatku untuk mencelakai putraku sendiri!! Sekarang katakan di mana Kyuhyun? Di mana putraku?!"

"Dia bukan putramu."

"Mwo?!" Shindong tertawa sumbanh. "Bukan putraku?! Apa kau gila?? Astaga!" Shindong meremat rambutnya. Tidak hanya mantan istrinya bahkan wanita ini, sekalian saja katakan dia tidak memiliki anak! Omong kosong!!

"Setidaknya Kyuhyun bukan berasal darimu."

Shindong semakin merasa kesal. Dia menghentakkan kakinya tidak tahu bagaimana melepaskan emosi. "Kau!! Sekali lagi katakan Kyuhyun bukan anakku, aku tidak peduli jika kau berilmu, aku pasti mencekikmu!!!"

Nyonya Eum mendengus kasihan. Dia beralih ke kursi makan dan duduk dengan diam. Melihat Shindong yang hampir hilang akal. "Duduklah. Akan aku ceritakan sesuatu."

"Omong kosong!! Aku tidak butuh cerita!!" Shindong bersiap akan mengusir Nyonya Eum, namun entah bagaimana dia justru terlempar ke kursi. Itu membuatnya diam dan melihat sekitar.

On The LimitWhere stories live. Discover now