7

376 69 16
                                    

Sepertinya Kibum tidak puas hanya memamerkan kartu itu via pesan. Dia masih mengibaskan benda pipih itu pagi ini di depan mata Kyuhyun. Membuat adik kembarnya itu merasa kesal berlipat-lipat. Tapi apa daya itu kartu Kibum, yang diberikan langsung oleh tuan Kim.

Kibum ini beruntung sekali, sudah dapat kasih sayang Ibunya. Punya ayah tiri juga baiknya luar biasa. Tuan Kim itu sayang sekali dengan Kibum, mungkin karena tidak memiliki keturunan lain selain Kibum. Sebenarnya pada Kyuhyun juga baik. Jika Kyuhyun mau sejak awal dia pun bisa memiliki apa yang dimiliki Kibum. Sayangnya, Kyuhyun tidak bisa menerima kebaikan Tuan Kim tanpa merasa malu pada ayahnya sendiri. Jadi dia putuskan akan seberat dan semiskin apa ayahnya, hanya dari Ayahnya lah dia akan mendapatkan semua hak-nya sebagai anak. Bukan pada orang lain.

Tentang ia bisa sekolah di sekolahan Tuan Kim itu satu pengecualian.

Melihat kartu itu dilambaikan dengan cara cantik dan angkuh, Kyuhyun mencoba menahan bibir agar tidak memaki atau merajuk. Dia akan diam. Pertahanan diri! Melihat itu, Kibum jadi tertawa terbahak. Lucu sekali pada 'muka pengen' Kyuhyun.

Kibum menghentikan aksi serta mengantongi kartu itu kembali. "Apa yang kumiliki, itu milikmu juga." Percayalah, Kibum selalu sebaik hati ini.

"Lalu kenapa kau masukkan ke dompetmu? Aku saja yang simpan!" tangan Kyuhyun cepat mengambil dompet hitam Kibum. Sayangnya belum sampai menarik keluar kartu itu, Kibum sudah merebutnya kembali.

"Tidak bisa begitu. Tetap saja aku pemilik utama, sedang kau hanya numpang pakai!"

Kyuhyun mendecak keras. Tidak bisa membalas kata, lagi pula dia hanya bercanda barusan. "Belikan aku makan siang. Appa tidak memberikan uang saku padaku. Aku juga dilarang minta pada Siwon Hyung."

"Hn," setuju Kibum.

Kyuhyun celingukan, mencari mobil yang biasa mengantar Kibum. Namun mobil itu tidak terlihat di manapun. "Kau tidak diantar?" walau Kibum berangkat dengan Kyuhyun biasanya Kibum akan diantar dari rumah sampai ke tempat Kyuhyun. Mobil itu akan menunggu sampai mereka benar-benar pergi. Tapi ini tidak terlihat wujudnya.

"Tidak. Belakangan ini aku selalu bersamamu. Jadi aku tidak perlu mobil lagi."

Kyuhyun jadi ingat kejadian kemarin malam. "Eomma memarahimu, ya?"

"Ya." Kibum tidak akan memberi tahu kejadian semalam. Itu bukan cidera parah, dia bahkan bisa berjalan dengan normal meski menahan sedikit rasa sakitnya.

Kyuhyun mengangguk tidak bersalah. "Kau pantas dimarahi!" Kibum sudah mengangkat tangan untuk memberi pelajaran sang adik. Namun kalimat Kyuhyun berikutnya membuatnya lebih tidak senang. "Aku sudah tidak akan terluka lagi kalau gelap. Tidak perlu dijaga lagi. Jadi kau tidak perlu menemaniku lagi. Aku bisa berkeliling sendiri. Tidak lagi menyusahkanmu. Tidak-lagi!"

Kibum justru tidak senang mendengarnya. "Maksudmu kau ingin membuangku?"

"Membuang apa!" dengus Kyuhyun. "Kau sering bertengkar dengan Eomma masalah ini. Lebih baik membuat Eomma tidak cemas. Dengan begitu aku masih bisa meminta jatah makan siang darimu."

Kibum mendengus. "Dasar pemeras."

"Eit!" Menggeleng beberapa kali, Kyuhyun meyahuti. "Ini namanya hubungan persaudaraan. Aku sedang sangat-sangat-sangat miskin sekarang. Sebagai saudara sudah tugasmu menolongku." merangkul Kibum dia menyeret saudaranya itu segera berangkat.

#

Katanya meminta makan siang, tapi Kyuhyun segera menghilang begitu bell istirahat berbunyi. Sedari tadi mencarinya tidak kunjung ketemu membuat Kibum kesal dan merasa membuang waktu.

On The LimitWhere stories live. Discover now