3

715 102 14
                                    

Ekspresi wanita itu berubah kaku begitu mendapati satu pemuda lain duduk di meja makan pagi ini. Lebih lagi kapan dia mengijinkannya masuk. Dan sejak kapan pemuda itu ada di rumahnya? Dia tidak menyadarinya sama sekali.

"Aku tidak ingat kita memiliki tamu, Kibum?" dia berkata dengan nada rendah dan bibir yang tidak terbuka sepenuhnya. Dia bicara kepada Kibum tapi matanya menajam pada pemuda di sebelah putranya.

"Aku membawanya masuk. Menginap di kamarku."

Hampir-hampir Nyonya Kim membanting sendoknya, jika tidak ingat masih ada Tuan Kim di ujung meja. Duduk tenang mengunyah sarapannya. Kibum juga nampak abai dengan reaksi sang Ibu, lebih memilih memperhatikan Kyuhyun.

Kyuhyun membiarkan Kibum membuka piring untuknya, meletakkan nasi dan beberapa lauk yang disukainya bahkan meletakkan sendok dan garpu juga untuk dirinya. "Sarapan. Kita segera berangkat setelah selesai."

Kyuhyun menoleh, menatap Kibum sebentar. Kibum memberinya kode agar segera makan. Sebelum melakukannya Kyuhyun melirik sebentar pada Tuan Kim dan si Ibu. Tuan Kim bahkan tidak melihat ke arahnya, tapi si Ibu terus menatapnya dengan penolakan. Kemudian wanita itu mendorong kasar piringnya ketika Kyuhyun mengangkat sendok untuk memulai makan. Si Nyonya Kim meninggalkan meja dengan dorongan kasar.

Kyuhyun memutar sendok di tangan, menunduk. Merasa telah merusak suasana rumah ini. Tuan Kim juga menyelesaikan sarapannya. "Lanjutkan. Pergi setelah kau kenyang," ujarnya singkat sebelum pergi dari sana.

Kyuhyun mengusap tengkuknya dengan lengan kiri. Kibum di sebelah bersikap tidak acuh, menikmati sarapannya.

"Apa aku mengacaukan kegiatan pagi kalian?" tanya Kyuhyun.

Kibum menelan sebelum menjawab. "Apa kau sudah puas memandangi Eomma?"

"Puas apa? Aku ingin memeluknya, Kibum." Kyuhyun memeluk tubuhnya sendiri dengan kedua lengan. Tingkahnya itu mengundang toyoran gratis di kepalanya dari Kibum.

"Jangan ngelunjak. Aku saja tidak pernah dipeluk."

Kyuhyun meletakkan tangannya di meja, menghela berat. Menerawang kecil. Kibum yang melihatnya segera menegur. "Cepat makan. Kita hampir terlambat."

"Tidak lapar. Aku sarapan di Sekolah saja."

Kibum menatap datar Kyuhyun. "Makan!"

"Kenapa, sih!" Kyuhyun memundurkan tubuhnya melihat Kibum memicing.

"Kau tidak akan keluar dari sini sebelum kenyang. Tidak dengar apa yang dikatakan Abeoji. Jadi cepat makan."

Bibir Kyuhyun mencebik keras dan dengan enggan mengambil sendok untuk sarapan. Kibum melihat puas begitu satu suapan masuk ke dalam mulut Kyuhyun. Selanjutnya mereka makan dengan tenang.

#

Kyuhyun menerima pesan dari Siwon yang menanyakan tentang keadaannya. Kibum ikut mengintip kemudian berdecak kesal.

"Dia pikir kau menginap di kandang Singa atau semacamnya! Apa-apaan pertanyaannya itu!" tepat saat mobil Keluarga Kim sampai di depan gerbang Sekolah. Kibum turun lebih dulu. Kyuhyun ikut turun dari pintu di sisinya.

Kibum akan diantar ke Sekolah, tapi pulang tanpa dijemput. Seperti yang dia minta. Dia bersedia diantar agar tidak terlambat. Tidak dijemput supaya dia bisa bebas setelah Sekolah.

Sejak keluar dari mobil yang sama dengan Kibum, beberapa murid mulai berbisik-bisik di belakang mereka. Beberapa menatap keduanya dengan penasaran. Tapi baik Kibum pun Kyuhyun tidak ada yang peduli.

Kyuhyun berjalan di belakang Kibum, sedikit lambat melangkah karena membalas pesan Siwon yang rupanya cemas dia menginap di rumah Keluarga Kim. Mereka tahu jika Ibu mereka tidak suka dengan Kyuhyun. Takut jika Kyuhyun bisa saja mendapat pengalaman buruk di sana.

On The LimitWhere stories live. Discover now