I'am Yuta 18 (Revisi)

48.9K 2.4K 214
                                    

Kecanggungan menguasai usia gagalnya anak masuk sangkar. Selepas hasratnya tertuntaskan dikamar mandi, laki-laki itu keluar dan melihat Nanda yang berbaring sembari menahan menangis. Tangan Nanda memegang selimut yang menutupi tubuh polosnya dengan erat.

Yuta melangkah pelan lalu duduk dipinggir kasur samping Nanda, "Maaf." Gumamnya.

"Ngapain kesini?" ketus Nanda.

"Lah inikan kamar gue."

Nanda melipat bibirnya, dia lupa jika sedang berada dikamar Yuta. Nanda hendak bangkit namun dadanya terasa nyeri, "Awss," dia meringis.

Yuta panik, dia memegang kedua bahu Nanda. "Hei kenapa?"

Nanda mendorong kasar tubuh Yuta saat dirasa dadanya bertambah berat dan nyeri, "Dada gue nyeri, berat buat dibawa berdiri."

"Kayanya dada lo butuh pijatan deh. Mau gue pijitin?" ucap Yuta dengan mupeng a.k.a muka pengin. Jakunnya pun bergerak naik-turun.

Nanda mendengus pelan, tak ada bosan-bosannya dia menggeplak kepala Yuta. "Kebiasaan lo, geplak gue mulu." Yuta mengusap kepalanya.

"Cepat pijitin!" ucap Nanda pelan nyaris tak terdengar.

Walaupun samar tapi Yuta mengerti, "Ngomong apa nggak kedengeran?" tangannya dia taruh ditelinga.

"Pijit aja jangan yang lain," gumam Nanda, laki-laki itu tersenyum idiot dengan tidak sabaran Yuta membuka lilitan selimut sampai ke perut Nanda.

"Enghh," lenguh Nanda kala tangan Yuta menyentuh area dadanya. Mulai memijat, mengitari sekitar gumpalan daging kenyal itu, "Perasaan semalem kenyal deh, kenapa sekarang keras?"

"Enggh.. nggak tauhh," jawab Nanda sembari mendesah pelan. Yuta mendadak panas dingin mendengar desahan merdu Nanda.

"Kok panas ya?" dada Nanda terasa panas ditangan Yuta. Yuta menyudahi pijatannya, "Ke dokter aja, mau ya?" Nanda menggeleng keras, "Enggak mau."

"Gue nggak ngerti masalah ginian, lebih baik bawa ke dokter." Perihal pijatan pun Yuta mengada-ngada, tapi ternyata Nanda percaya. Yuta mah trobos aja.

"Ngga mau! Lagian lo tumbenan banget perhatian biasanya juga digalakin mulu,"

"Demi kesejahteraan bersama," ucap Yuta membuat Nanda mengernyitkan dahi.

"Kesejahteraan apaan?!" cebik Nanda.

"Ya... Kalau itu lo masih sakit gue harus nyusu ke siapa?" Nanda langsung memandangnya datar sedangkan laki-laki itu cengengesan tidak jelas

🐊🐊🐊

Nanda mengumpulkan rambut yang tergerai lalu menguncirnya. Berjalan menuju kulkas, mengeluarkan bahan-bahan makanan untuk sarapannya. Nanda tidak melihat Mami dan Papi, sepertinya mereka sudah berangkat bekerja.

Sarapan yang Nanda buat tidak istimewa. Hanya telur mata sapi, sosis, roti dan susu saja. Nanda memekik kaget kala merasakan tangan besar melingkari pinggangnya dari belakang.

"Itunya masih sakit?" tanya orang itu, Yuta menaruh dagunya dipundak Nanda.

"Lo mau bikin gue mati hah? Ngagetin mulu perasaan," Nanda tak membiarkan tangan Yuta melingkar dipinggangnya lebih lama.

"Ditanya bukannya jawab," lagi-lagi tangan Yuta melingkari pinggang Nanda.

"Udah nggak," selepas mandi, Nanda menghubungi temannya yang kebetulan kakak temannya berprofesi sebagai dokter.

Rasa nyeri pada payudara adalah gejala yang dialami wanita saat menjelang datang bulan. Biasanya terjadi sebelum dua atau tiga minggu masa haid. Setelah Nanda periksa jadwal bulanannya dikalender, ternyata benar. Selama ini Nanda tidak mau diperiksa ke dokter karena takut terjadi sesuatu hal yang tidak pernah dia duga.

Just UWhere stories live. Discover now