I'm Yuta 20 (Revisi)

43.8K 3.2K 119
                                    

Jika ada adegan yang tidak berhubungan dengan chapter sebelumnya, berarti itu sudah berbeda waktu ya. Karena ini fiksi, nggak tiap hari diceritakan.

🐙🐙🐙

Langit masih menampilkan warna gelap, ayam-ayam yang bertugas untuk berkokok mungkin saja masih terlelap dalam tidurnya. Nanda dipagi buta ini sudah bersiap-siap, dia mempunyai kesibukan yang mengharuskannya bangun sepagi ini. Nanda juga sedang membangunkan Yuta yang sejak tadi susah dibangunkan.

"Bangun Yuta gurita!" pekik Nanda karena kesal usahanya membangunkan Yuta tidak berhasil.

Nanda mencabut bulu-bulu kaki laki-laki itu, cara kali ini berhasil. Yuta akhirnya bangun sembari mengumpat dan mengaduh kesakitan. Nanda ikut meringis melihat Yuta mengusap-usap kakinya.

"Sakit anjing."

"Yamaaf,"

Yuta mengembuskan napas kasar, "Bener-bener lu titisan mbak kunti. Ngapain sih bangunin gue jam segini?"

"Ayo anterin gue!" rengeknya sembari memukul kecil lengan Yuta.

"Pagi aja masih lama Nanda, anterin kemana?" laki-laki itu menyipitkan matanya meneliti penampilan Nanda, "Mau kemana sih lo, udah rapi begini?"

Nanda mendelik, "Nggak usah banyak omong deh, cepet anterin! Nggak usah mandi juga, ntar lama."

"Kemana sih?"

"Ihh nggak usah nanya mulu, buang-buang waktu tau ga?"

"Kiss dulu," kata Yuta sembari memajukan bibirnya.

Nanda bergidik ngeri, "Ogah."

"Berangkat sendiri lu sono! Males gue," dia kembali membanting tubuhnya ke ranjang.

"Boleh nih berangkat sendiri? Bawa mobil lo?"

Seketika Yuta berdiri dari tidurannya, "Nggak anjir, lo kaga bisa bawa mobil yang ada ancur mobil gue."

"Ya ayo makanya," Nanda merengek dengan raut wajah menekuk.

Karena tak tahan mendengar rengekan Nanda yang membuat telinga Yuta panas akhirnya dia mengikuti kemauan gadis itu. Yuta berjalan dengan lunglai sebab nyawanya belum sepenuhnya terisi.

Nanda duduk tenang disamping Yuta yang sedang mengendarai mobil. Ponsel yang digenggamnya tiba-tiba berbunyi dan menampilkan layar notifikasi, segera gadis itu membuka pesan tersebut.

Yuta kedapatan tengah menguap, Nanda jadi tidak tega dan merasa bersalah takutnya terjadi sesuatu yang tidak diinginkan sebab mengendarai dalam keadaan mengantuk sangat berbahaya.

"Stop! Nganterinnya sampai sini aja," ucapnya sambil melirik Yuta.

Yuta menaikkan sebelah alisnya, "Sebenarnya lo mau kemana hah?" tanyanya untuk kesekian kali sambil menepikan mobil.

"Gue ada acara pameran,"

Mata Yuta terpejam dengan tangan yang mengepal erat, "Pameran sama chef Arnold anak arsi itu?" Nanda mengangguk.

"Anjing. Gue, kan, udah larang lo buat ikut gituan. Lagi pula itu bukan bagian dari kerjaan lo sebagai mahasiswa desain, Nanda."

"Loh desain interior jelas berhubungan banget sama arsitektur. Kenapa lo larang, Mami Papi udah kasih izin, anak arsi juga fine-fine aja gue ikut acara ini?"

"Bukan masalah itu—"

"Terserah, gue pergi dulu." Yuta menajamkan matanya melihat Nanda turun dari mobil lalu menghampiri seseorang yang mengendarai motor.

Just UWhere stories live. Discover now