I'am Yuta 5 (Belum Revisi)

64.1K 3K 324
                                    

Warning!
Area dewasa.
⚠🔞⚠


Setelah selesai kelas, Yuta menghubungi gadis yang dikenalkan oleh Teddy. Ia menjemputnya dan membawa Jessi ke apartemen milik Yuta.

Tidak ada yang tahu bahwa Yuta mempunyai apartemen bahkan orangtuanya sekali pun.

Apartemen ini hanya ia gunakan untuk.......

You know lah.

"Masuk!" Yuta memberi akses gadis itu untuk masuk.

"Mau minum apa?" Yuta berbalik, menatap Jessi yang masih terlihat malu-malu.

Jessi menggeleng, "Engh-ga usah, kak." tolaknya.

Yuta mengangguk lalu melengos ke arah dapur. Mengisi dua gelas kosong dengan air putih.

Di apartemen ini tidak ada makanan atau minuman apapun kecuali air putih.

Terus kenapa tadi nawarin mau minum apa? Tolol memang.

Yuta duduk disamping Jessi lalu menaruh gelas itu di meja, "Minum!" Jessi mengangguk lalu mengambil gelas itu dan meneguknya.

"Umur lo berapa?" Yuta menyandarkan tubuhnya disopa.

"Kurang sebulan lagi udah sembilan belas, kak."

Wow, baru lulus SMA.

Rekor baru. Biasanya Yuta selalu mendapatkan wanita yang lebih tua darinya.

Yuta manggut-manggut, "Udah pernah pacaran?" tanyanya memastikan sesuatu.

Jessi menggeleng, "B-belum, kak." Yuta mengangguk.

Yuta mengelus pipi Jessi lembut, membuat siempunya meremang. Ia mendekatkan wajahnya, menempelkan kedua bibir itu lalu memagutnya sedikit kasar.

Yuta melepaskan ciuman mereka, menarik Jessi untuk duduk dipangkuannya. Lalu kembali mempertemukan benda kenyal itu.

Yuta berdiri tanpa melepaskan pagutannya, menggendong Jessi membawa gadis itu ke kamar. Sesampainya, ia membanting tubuh Jessi di atas kasur.

Yuta melepaskan ikat pinggang lalu menurunkan celananya. Dia menarik tangan Jessi hingga gadis itu terduduk dipinggir kasur.

"Pegang!" perintah Yuta dingin.

Sedangkan Jessi masih berdiam diri ditempatnya. Tak tahu harus memulainya dari mana.

Yuta yang gemas pun, langsung meraih tangan Jessi menuntunnya ke arah si anak yang masih berbalut celana dalam.

Jessi terkejut saat tangannya menyentuh sesuatu yang keras.

"Buka!"

Jessi mengernyit, "B-bu-buka?"

Yuta memutar bola mata, "Ga usah sok polos deh. Cepetan buka!"

Dengan ragu-ragu dia membuka celana dalam Yuta, benda keras yang menyembul dibalik kain itu sontak keluar menampar wajah Jessi.

Jessi meneguk salivanya kasar, milik Yuta begitu besar. Ia tidak yakin bisa masuk sepenuhnya.

"Ayo, pegang!" perintah Yuta dengan suara beratnya.

"I-iya, kak." Jessi menggenggam kejantanan Yuta, lalu menggerakannya maju mundur secara perlahan.

Mata Yuta merem melek, menikmati ritme kocokan Jessi. Kocokan itu semakin lama semakin cepat.

"Seponghhinhh!"

Jessi mengecup anak Yuta, membuat bapaknya tersenyum miring. Lalu Jessi memasukan benda tumpul itu ke dalam mulutnya.

Mulut Yuta sedikit terbuka, menikmati apa yang dilakukan Jessi, "Ahhh,"

Layaknya ahli dalam melakukan hal itu, Jessi memaju mundurkan kepalanya sambil terus menghisap kejantanan Yuta kuat-kuat.

Yuta mengumpulkan rambut Jessi yang tergerai agar memudahkan perempuan itu melakukan aktivitasnya.

Sambil memegang rambut Jessi, tangan Yuta membantu menarik dorongkan kepala Jessi sampai siempunya tersedak namun tetap melanjutkan kegiatannya.

"Mau sampaiahh," Jessi mempercepat tempo kulumannya, hingga pelepasan Yuta tiba.

Cairan Yuta memenuhi mulut Jessi, sangat banyak, hampir tumpah jika Yuta tidak menahannya, "Telan!"

Jessi menelannya dengan ragu, baru kali ini dia menelan cairan laki-laki.

"Pintar. Lo jadi pacar gue." ucap Yuta sembari mengelus kepala Jessi.

"Hmm?" Jessi yang masih lemas pun hanya bisa berdehem saja.

Yuta mendorong tubuh Jessi hingga kembali berbaring di ranjang. Dia menindih tubuh Jessi.

Laki-laki itu menciumi Jessi dengan brutal. Setelah puas ia beralih mengecup daun telinga Jessi lalu turun ke leher, menghisapnya dalam-dalam.

Tangan nakal Yuta membuka pakaian yang dikenakan gadis itu. Yang terakhir dia melepaskan celana dalam Jessi.

Tangan Yuta turun menyentuh kewanitaan Jessi membuat pemiliknya tersentak merasakan dinginnya sentuhan jari Yuta.

Jari laki-laki itu mengelus, membelainya lalu menaik turunkan bagian luar kewanitaan milik Jessi.

Tiba-tiba Yuta memasukan dua jari ke dalam lubang wanita.

"Lo yakin belum pernah pacaran?" Yuta menggerakan jarinya secara perlahan.

"Ahh...nghh.... Kenapah, kak?" Jessi makin belingsatan kala jari Yuta menusuknya dengan keras.

"Lo yakin belum pernah pacaran?" tanya Yuta untuk kedua kalinya. Kocokannya ia sengaja pelankan membuat perempuan itu tersiksa dengan kenikmatan yang tertahan.

"B-belhuum, kak." sayangnya, Yuta tidak percaya. Ia tahu mana wanita yang belum dan sudah disentuh.

Jessi melirik ke bawah. Kewanitaannya berdenyut kencang. Jessi berdesis kala Yuta mempercepat tempo kocokannya.

Jessi mendesah kecewa. Yuta menghentikan kocokannya padahal sebentar lagi pelepasannya tiba.

Yuta menyeringai.

Lelaki itu melepaskan satu-satunya kain yang melekat ditubuhnya. Kedua orang itu sudah tidak mengenakan apapun.

"K-kok berhenti- AKH!" Jessi memekik saat Yuta melebarkan pahanya lalu memasukan anak Yuta sekali hentakan.

"Arggh sempit padahal udah jebol." pujian sekaligus hinaan itu terlontar dari mulut Yuta.

Jessi malu.

Ternyata muka polos yang ia tunjukan pada Yuta tidak mudah dipercayai oleh laki-laki itu.

Jessi terus mendesah dibawah kukungan Yuta. Yuta menyentak-nyentakan anaknya dengan kasar sampai mentok.

Dada Jessi yang bergerak-gerak sesuai irama hentakan membuat Yuta gemas. Ia meremasnya lalu memilin-milin puting itu dengan kasar.

"Ahkhu samphaii ahh." tubuh Jessi bergetar saat pelepasannya tiba.

Yuta terus bergerak menyusul Jessi mencapai puncaknya.

"Arggghhhh......Nandaaa." Yuta menarik anak nya lalu menyemprotkan cairannya ke dada gadis itu.

🐊🐊🐊

Just UWhere stories live. Discover now