I'am Yuta 27 (Revisi)

35.3K 2.3K 632
                                    

"Issh nyebelin," Nanda mencebik, setelah itu Nanda tidak mengeluarkan suara lagi sampai ditempat tujuan.

"Kita disini aja, gue bingung mau kemana." Kata Yuta sambil mematikan motornya.

Dia turun lalu melirik Nanda yang terlihat moodnya anjlok, lelah juga bersama orang moodyan. "Ayo, jangan ngambek mulu. Banyak jajanan tuh, bebas lo mau beli apa aja."

Awalnya Yuta ingin nongkrong bersama Teddy dan kawan-kawan namun karena Nanda nangis-nangis menelpon Mami yang akhirnya Yuta dimarahi, jadi dia membawa Nanda ke tempat yang banyak makanan pinggir jalan. Yuta juga menghubungi teman-temannya agar ikut menongkrong ditempat ini saja. Tidak lupa Yuta menghubungi Jeffri untuk meminta istrinya menemani Nanda disini, sepertinya Jeffri sedang berbaik hati sehingga mengizinkan istrinya ikut menongkrong.

Tidak lama kemudian teman Yuta datang lalu disusul Jeffri dan istrinya, seketika mata Nanda berbinar melihat Vira yang juga tersenyum ke arahnya. "Aaaaaa bumilku, kok bisa kesini?" tanya Nanda setelah berpelukan.

Nanda antusias akan kedatangan sahabatnya itu, "Ikut Jeff, tadinya nggak mau tapi katanya ada lo, jadi gue ikut deh. Ohiya gue juga udah telepon Karin, kebetulan banget Mama Papanya lagi nggak di rumah, Karin bakal kesini."

"Beneran?" Vira menggangguk.

"Yaudah yuk duduk dulu, abis datang Karin kita jajan ya?"

"Iya."

Diwaktu bersamaan perkumpulan laki-laki menatap heran pada kedua perempuan itu, mereka hanya mengetahui perempuan yang sedang hamil sedangkan yang satunya lagi tidak. Yang tahu hanya Yuta, Jeffri dan Teddy.

"Itu siapa sie yang lagi sama bini lo, Bang?" tanya Martin kepada Jeffri.

"Iya, gue nggak pernah liat." Timpal Dery.

"Pacar, crush, entahlah siapanya Yuta. Tanya aja sama orangnya," jawab Jeffri sambil menunjuk Yuta dengan dagunya.

"Pacar? Berarti bukan adik Yuta dong?" Teddy bersuara, "Lah, terus mereka pacaran serumah gitu?" lanjutnya yang seketika heboh.

"Siapa sie bang?" Martin yang tidak paham kembali bertanya.

"Cewek yang gue ceritain."

"OHH," mulutnya terbuka membentuk huruf O sebagai reaksi keterkejutan mereka.

"Lah anjir baru aja mau gue gebet kalo ketemu orangnya, baru ketemu udah disuruh mundur." Ucap Dery mendramatisir namun baru dipelototin sedetik oleh Yuta, dia sudah ciut.

"Bercanda, Bang. Ampun." Dery menyatukan kedua telapak tangannya didada.

Yandi yang berada disebelahnya sontak menggeplak kepada Dery, "Begaya sih lu dipelototin dikit langsung kek t*ai meleleh."

"Jorok bet sie lu ngomongin tai," kata Martin dan berlaga jijik.

"Lo juga ngomong tai, sat." Teddy yang sudah tuir juga tidak mau kalah dari adik-adiknya.

"Udin, ngomong napa u diem aja," Dino yang berdiam diri didekat Yuta membuat Teddy tidak tahan diri untuk menegurnya.

"Elah bang, peka dong. Lo nggak liat apa tangan Dino gemetar," timpal Yandi.

"Lah ngapa emang?"

"Nahan berak dia deket bang Yuta," Yandi dan Dery seketika tertawa ngakak.

Yuta yang mendengarnya tersenyum miring, dia semakin mendekati Dino lalu merangkul bahunya. "Kenapa lo, Din? Keringatan banget badan lo, sakit?"

"ah, enggak bang," Dino menggeleng lemah.

"Jir, jidat lo juga panas, mau gue beliin bye bye fever?" tanya Yuta setelah mengecek dahi Dino dengan telapak tangannya.

Just UWhere stories live. Discover now