Bos Bilang Suka

8.4K 1.8K 139
                                    

Met Minggu pagi!

Ada yang nungguin bacaan daripada bengong liburan di rumah? Neng Aurel indehaus, kira-kira, kalo eike cari cast buat Neng Aurel yang cantik tapi tomboi, siapa yang cuco ya?

Enjoy dulu deh....

****

November 2020.

"Jadi di sini lo kerja? Enggak terlalu jauh, sih," komentar Nakula sambil membantu Aurel melepaskan helmnya.

"Kan gue usahain sebisa mungkin jangan jauh-jauh, Nak. Ouia kan sendirian di rumah, jadi in case diperluin gue enggak susah balik," sahut Aurel. "Oke deh, makasih udah nganterin. Lo balik, deh."

Nakula memandangnya. "Gue enggak boleh ikut masuk dan lihat tempat kerja lo?" tanyanya penuh harap.

Aurel mengggeleng tegas. "Lo mau ditanyain status lo sama temen-temen gue? Cowok mana pun yang bareng gue biasanya dicecar sama mereka, ditanyain apa statusnya buat gue, terus apa dia bapaknya si Ouia. Mau?"

Nakula meringis. "Enggak deh. Ngeri."

"Nah."

"Ya udah, gue balik. Lagian si Sadewa juga enggak begitu hafal jalan, lo kan tahu tuh orang dari dulu rada lemot."

"Masih?" Aurel mengerutkan kening.

Nakula tertawa. "Masih kalau soal jalan, dia kan tukang nyasar dari dulu. Untung otaknya masih encer kalau urusan lain."

"Iya, kalau urusannya duit atau makanan, kan?"

Nakula tertawa lagi. Aurel memukul bahunya akrab, lalu tersenyum lebar.

"Gue masuk, ya. Hati-hati lo di jalan."

"Iya." Nakula memutar kunci motor, tetapi kemudian dia tercenung dan memandang Aurel yang masih berdiri menunggunya berangkat. "Eh, Rel. Setelah ini ... apa rencana lo?"

Aurel mengangkat alisnya tinggi. "Rencana apaan?"

Nakula menghela napas. "Rencana lo sama Sadewa. Kalian harus membahas soal Ouia, kan?"

Aurel termangu. "Oh ... iya, sih. Nanti ajalah. Gue sama Sadewa mesti diskusi dulu kali, masih enggak ada bayangan apa-apa soalnya."

Nakula ragu. "Masalahnya ... Sadewa...."

"Nanti aja deh ngomonginnya, Nak. Gue takut telat nih. Lo hati-hati di jalan, ya? Enggak pa-pa kan gue tinggal ke dalem?" putus Aurel yang memang terburu-buru.

Nakula terpaksa mengangguk dan tersenyum. "Ya udah, lo masuk deh. Met kerja, ya."

"Oke. Bye, Nak." Bergegas Aurel berbalik dan masuk ke dalam gedung tempatnya bekerja. Nakula tercenung selama beberapa saat, sebelum kemudian menghela napas berat.

"Masalahnya ... Sadewa udah punya calon, Rel," ujarnya lirih. Ekspresinya menunjukkan iba dan cemas.

******

Ouia mencoba mencerna kalimat demi kalimat dalam buku yang sedang dia baca, tetapi tak lama kemudian dia malah bertopang dagu dan membiarkan pikirannya mengembara jauh.

Ternyata dia punya ayah, dan pria yang selama ini dikenalnya sebagai wali kelas adalah pamannya sendiri. Bagaimana bisa ada kebetulan seperti itu? Hhhh....

Aneh rasanya mengetahui kalau ternyata dia punya orangtua yang lengkap setelah selama ini berpikir kalau hidupnya hanya ditakdirkan untuk berdua saja dengan sang ibu. Dia bahkan tidak mampu mengenali apa yang dirasakan saat ini. Gembirakah, atau justru sedih? Entahlah.

Ingatannya kembali ke beberapa tahun lalu, saat dia berusia lima tahun dan masih duduk di bangku Taman Kanak-kanak.

****

Seleksi Ayah (Cerita Ouia)Where stories live. Discover now