Ide Cemerlang Said

6K 1.2K 114
                                    

Yuhuuu!

Masih ada yang melek malem? Aurel-Aurel dan sahabat mereka di sini, cuss deh langsung.

Betewe, kalian udah tahu kalo ada ceritanya Padma mantan tunangan Sadewa? Ada cerita khususnya ya di Karyakarsa. Nih covernya.

 Nih covernya

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

Nah ... berarti udah jelas, ada kandidat yang tereliminasi nih ya, tapi dia ketemu calon lain kok, ehem!

Cerita Padma dan Ferdian sekali habis, ya, dia merupakan bagian dari paket Spin Off Stories. Kalau kalian penasaran dan pengen langsung baca bisa dukung satuan, tapi kalo mau sekalian sama cerita lain dan lebih hemat, tunggu aja paketnya lengkap ya.

For now, cekidot.

*******

"Lo lupa kalau gue bisa hajar lo, Bang?" tanya Aurel dingin saat bibir Arjuna semakin mendekat.

Arjuna bergeming. Tatapannya bertemu dengan sorot mata dingin Aurel. "Lo juga lupa, gue bukan adik-adik gue yang cengeng dan lemah itu? Gue orang pertama yang ngajarin lo bela diri, Rel," jawabnya. Tangannya menekan bahu Aurel dengan kuat, menguncinya hingga sulit bergerak.

"Lo masih aktif latihan karate?"

"Kenapa?"

"Karena kalau lo enggak aktif, kemampuan lo dulu enggak ada apa-apanya. Gue ban item, dan gue juga instruktur aktif."

"Apa lo harus selalu menghajar gue tiap kali gue jujur sama apa yang gue rasa?"

"Enggak. Gue hajar lo kalau lo kurang ajar. Jadi, lepasin gue, sebelum junior lo enggak bisa dipakai lagi."

Arjuna masih bergeming sejenak, tapi kemudian menghela napas. Dia mundur dan melepaskan Aurel yang merapatkan rahangnya. "Kenapa lo sekarang kayaknya enggak suka sama gue, Rel?"

Aurel memutar mata. "Sadewa buntingin gue dan enggak bisa tanggung jawab karena dia diungsikan ke tempat yang jauh. Seenggaknya, dia bukan sengaja lari kayak lo, Bang."

Arjuna mengerutkan kening. "Maksud lo?"

"Lo buntingin pacar lo dan kabur. Menurut lo, apa mungkin gue bisa respek sama lo? Gue ada di posisi cewek itu."

Ekspresi Arjuna mengeras. "Siapa yang bilang begitu sama lo? Naki?"

"Enggak usah tanya. Harusnya lo nyesel karena bikin bokap sama nyokap lo susah, Bang. Bukannya petantang petenteng sok sukses sendiri."

"Lo jangan ngomong kalau enggak tahu sebenarnya, Rel."

"Sebenarnya? Memang yang sebenarnya gimana? Bukan lo yang buntingin cewek itu? Lo enggak pake obat dan dijebak, gitu? Yang benar aja!"

"Gue ngaku, gue ngobat. Dulu. Dan ya, gue buntingin cewek gue, gue ngajak dia nikah, tapi sama bokapnya dia dihajar sampe keguguran dan akhirnya bunuh diri. Kalau gue enggak lari ke luar negeri, gue mungkin ikut mati juga. Apa Naki cerita itu ke elo? Apa dia cerita kalo gue sempat stres dan setengah gila karena merasa bersalah? Gue mau bertanggung jawab, Rel, meskipun gue enggak cinta sama cewek gue. Cinta gue itu ke elo. Tapi gue enggak seberengsek itu! Kesalahan gue besar, tapi gue juga masih mikir dan punya niat membetulkan kesalahan gue, gue enggak pernah sembunyi di balik pembenaran kalau saat itu, gue pun masih remaja, sama kayak Sadewa yang bikin kebodohan sama. Beda umur kami dua tahun, tapi kesalahan gue bikin gue kayak pesakitan. Beda sama Dewa yang kesannya dilindungi."

Seleksi Ayah (Cerita Ouia)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz