12

8.3K 441 9
                                    


"Cantikan aku atau Riska?"

-Keira-


---

"Tapi.. tapi kan kita cuman beda 8 bulan aja."

"Ya biarpun gitu kan aku lebih tua dari kamu. Kenapa enggak kamu panggil mas?"

Keira tidak percaya dengan ucapan yang baru Reihan lontarkan. Kenapa ia tiba-tiba ingin dipanggil mas begini. Keira menghela napas panjang.

"Ya udah. Mas Reihan kenapa pulang cepat?"

Keira menatap Reihan dengan senyuman tipis nya. Reihan yang mendengar panggilan itu mengalihkan tatapannya ke arah lain.

Keira tau jika Reihan tidak biasa dengan sebutan itu.

"Rei.. telinga kamu kok jadi merah?"

Keira memegang telinga Reihan yang mulai memerah itu.

"Apasih.. enggak kok." Reihan menjauhkan tangan Keira dari telinga nya.

"Emangnya kamu bisa lihat telinga kamu? Orang aku lihat ini telinga kamu merah kok."

Reihan tidak mengindahkan ucapan Keira. Ia berjalan menjauh dari Keira. Reihan berjalan menuju ruang tamu dan duduk di sofa. Keira yang melihat itu langsung mengikuti Reihan.

"Maaf." Ucap Keira.

"Untuk apa?"

"Karena aku gak ijin dulu sama kamu. Aku harusnya minta ijin dulu kalau mau masukin pria ke dalam apartemen ini. Aku tadi lupa." Tutur Keira. Ia menurunkan pandangannya. Tidak berani menatap wajah Reihan.

Reihan yang melihat itu tersenyum tipis kepada Keira. Reihan memegang dagu Keira dan menaikkan pandangan Keira.

"Gak masalah Kei. Tapi lain kali, aku harap jangan ngelakuin hal itu lagi. Gimana kalau orang lain yang lihat? Dan juga aku harap kamu jangan pelukan sama dia. Kamu tau gimana perasaan aku pas lihat kamu tadi? Jantung aku rasanya kayak ditusuk Kei. Jangan lakuin itu lagi ya?"

Keira tersenyum mendengar perkataan Reihan. Dia sebenarnya sangat senang mendengar perkataan Reihan. Keira menyenderkan kepalanya di bahu Reihan. "Aku juga gitu kalau kamu terus dekat sama Riska." Balas Keira.

Reihan sama sekali tidak membalas perkataan Keira. Dia hanya menghela napas panjang dan mengelus lembut kepala Keira. 

"Ngomong-ngomong kamu kenapa pulang cepat?" Tanya Keira. 

"Ada berkas yang ketinggalan tadi."

"Makannya Rei.. Lain kali jangan buru-buru. Ini kamu gak balik ke kantor lagi?"

"Enggak. Aku mau di rumah aja nemenin kamu."

Keira kembali tersenyum mendengar perkataan Reihan. Sebenarnya Reihan ini sangat romantis kepada dirinya. Hanya saja, Reihan tidak tau bagaimana cara untuk menunjukkannya. 

"Kei.. Nanti malam kita dinner di luar yuk!" Ajak Reihan. Keira langsung mendongakkan kepala nya. Menatap Reihan. Dia mengernyitkan dahinya. Tidak biasanya Reihan mengajaknya untuk makan diluar.

"Kok tumben?"

"Ya.. kita kan udah lama juga gak dinner berdua. Tapi kalau kamu gak mau gak papa kok."

"Aku mau kok!" Balas Keira cepat. 

"Aku nanti pakai baju apa ya?" Sambung Keira dan kembali menyenderkan kepalanya di bahu Reihan.

---

Keira tersenyum ketika melihat lili putih yang menyala dihadapannya beserta beberapa makanan yang sudah tersaji dihadapannya. Dia mencoba mengingat kapan terakhir kali ia dan Reihan dinner romantis seperti ini. Dan Keira rasa itu sudah sangat lama. Ketika mereka masih berpacaran dulu. Keira tidak dapat menghilangkan senyumannya untuk malam ini. Melihat Reihan berbalut pakaian formal seperti ini membuatnya semakin jatuh cinta kepada Reihan. 

"Kamu suka?" Tanya Reihan. Dengan cepat keira menganggukkan kepalanya. "Banget" Balasnya cepat.

"Oh iya Kei.. besok kan aku libur, gimana kalau kita liburan ke pantai?" Sekali lagi Keira menatap Reihan dengan pandangan yang tidak dapat diartikan. Kenapa Reihan hari ini selalu membuat kejutan untuknya.

"Oke.. tapi kenapa kamu tiba-tiba mau ngajakin aku gini? Pertama dinner dan ke pantai? Kamu gak papa kan Rei?" Reihan tertawa mendengar pertanyaan Keira. 

"Kan aku mau ngebahagiain kamu, Kei. Sebentar lagi kan jagoan kita lahir, nah sebelum itu aku mau ngebahagian kamu. Biar nanti kamu enggak stress pas lahiran." Jelas Reihan. 

"Sebenarnya Rei.. Kalau kamu enggak dekat-dekat sama Riska aja udah buat aku enggak stress kok." Balas Keira.

"Aku tau. Tapi sekarang Riska sendiri Kei.. Dia enggak punya siapa-siapa lagi. Aku tau kejadian dulu membuat kamu jadi curiga terus sama dia. Tapi aku harap kamu bisa mulai berdamai sama Riska. Dia enggak seburuk itu kok." 

"Rei.. Aku mau kok berdamai sama dia. Tapi untuk curiga, aku akan terus curiga sama dia sampai dia menemukan pasangannya. Nah.. setelah dia nikah baru aku enggak akan curiga sama dia. Tapi sebelum itu, aku akan terusss curiga sama dia dan kamu. Udahlah aku gak mau bahas dia lagi. Ini kan waktu kita berdua."

"Perasaan tadi kamu deh yang bahas dia duluan." Tutur Reihan. 

Keira menatap Reihan dalam. "Rei.. aku lagi gak mau berdebat sama kamu."

"O-oke." Keira tersenyum mendengar ucapan Reihan. 

"Gimana? Aku cantik kan malam ini?" Tanyanya.

"Tentu aja. Kamu itu wanita tercantik di dunia ini menurut aku. Gak ada yang bisa ngalahin kecantikan kamu. Apalagi kalau kamu senyum gini. Aku makin cinta sama kamu, Kei." Puji Reihan. Keira tersipu mendengar pujian Reihan. Tetapi detik berikutnya ia menatap Reihan dalam. 

"Cantikan aku atau Riska?" Tanya Keira. Reihan yang mendengar pertanyaan jebakan itu langsung menelan ludahnya dengan susah payah.

"Ta-tapi kamu gak mau bahas dia Kei."

"Jawab Rei!"

---

Hei Yoo aku back egen! Gimana part kali ini ges? Aing mau membuat mereka romantis-romantisan terlebih dahulu sebelum..... Jeng-jeng!

Jangan lupa untuk kasih bintang komentar dan juga tambahin just me ke reading list kalian ya!

Love u all!

Medan, 15 Februari 2021

Just Me? [Sequel Me Or Your bestfriend]  {END}Where stories live. Discover now