28

12.4K 625 76
                                    


"Setelah kamu cerai dengan Keira, saya akan menikahinya."

-Anta-

-

--

Reihan menatap wanita yang sangat ia cintai dengan lembut. Ia sangat merindukan Keira. Melihat Keira yang ada dihadapannya, membuat Reihan sangat ingin memeluk wanita ini. Senyum lembut yang Keira berikan membuat ia semakin mencintai Keira. Mendengar Keira yang ingin menjumpainya membuat dirinya sangat bahagia. Dan disinilah mereka sekarang. Disebuah cafe tempat Reihan dan Keira sering datangi. Reihan sebenarnya sangat ingin berjumpa dengan Rangga. Tapi sepertinya Rangga tidak ikut bersama dengan Keira.

"Aku senang banget kamu akhirnya mau ketemu sama aku." Ucap Reihan membuka percakapan mereka. Keira tersenyum mendengar perkataan Reihan.

"Aku juga. Rangga juga senang kalau ketemu sama kamu." Balas Keira. Ia kembali menundukkan kepalanya. Menatap minuman yang sudah ada di hadapannya.

"Aku tau. Rangga nya mana? Kenapa enggak kamu bawa dianya?" Tanya Reihan.

"Ada. Di mobil."

"Mobil? Kenapa gak kamu bawa kesini?" Tanya Reihan lagi.

"Gak papa. Lagian aku juga sebentar aja disini. Aku mau ngasih ini sama kamu." Keira mengeluarkan sebuah dokumen dari tasnya. Detik berikut nya ia memberikan dokumen itu kepada Reihan.

"Apa ini?" Tanya Reihan. Detik berikutnya ia mulai membaca dokumen itu.

"Surat perceraian kita." Ucap Keira.

Reihan langsung menatap Keira tidak percaya. Bagaimana bisa Keira benar-benar akan menceraikannya.

"Kei.. Kamu gak lagi bercanda kan?"

"Aku udah memutuskan. Perceraian adalah yang terbaik untuk hubungan kita. Aku rasa enggak ada yang bisa diperbaiki dari hubungan kita, Rei." Keira menatap mata Reihan yang mulai berkaca-kaca itu.

"Ada Kei. Masih ada yang perlu diperbaiki. Aku gak akan lepasin kamu gitu aja. Aku udah janji Kei.. Kalau kamu kasih ak--"

"Kesempatan? Kamu mau kesempatan yang ke berapa kali lagi? Aku aja udah capek untuk kasih kamu kesempatan lagi. Kamu harus sadar, Rei. Rangga udah lahir. Bahkan sebelum rangga ada kamu selalu minta kesempatan dan selalu aku kasih. Aku kurang baik apa sama kamu? Aku baru sadar sekarang, ternyata aku bodoh selama ini. Aku ngasih kesempatan yang begitu banyak sama orang yang bahkan tidak bisa mengerti apa itu sebuah kesempatan."

"Aku ngerti kenapa kamu gini. Aku ngerti. Kita harus memulai semuanya dari awal lagi, Kei. Aku butuh kamu."

"Aku gak butuh kamu. Rangga juga gak butuh sosok papa kayak kamu."

"KEIRA!"

"Kenapa? Kamu marah aku bilang gitu? Tapi memang itu faktanya. Aku udah tanda tangani surat itu. Aku harap kamu mau kamu juga melakukan nya. Aku gak akan larang kamu untuk ketemu sama Rangga. Gimana pun juga kamu juga papa nya Rangga."

"Aku gak mau. Keira... Aku salah aku tau itu. Aku bisa bawa Riska ke sini kalau kamu gak percaya sama aku. Dia akan menjelaskan semuanya sama kamu. Aku akan telpon dia sekarang." Reihan hendak mengambil handphone nya. Tetapi Keira langsung melarang.

"Gak usah. Aku ngerti. Kamu selama ini gak ada hubungan sama Riska. Dia cuman kamu anggap sahabat dan adik untuk mu. Gak lebih. Tapi aku gak bisa nerima semua ini. Aku juga perempuan Rei. Harus berapa kali aku bilang sama kamu? Kamu tau seberapa sedih nya aku ketika ngecek kandungan sendiri? Ketika dokter nanya kemana suami nya pas aku ngecek kandungan? Aku selalu bilang kamu sibuk. Tapi kamu malah jalan sama Riska. Aku tau semuanya Rei. Kamu bilang kamu rapat padahal kamu jalan sama Riska.. Aku ngerasa jadi wanita paling bodoh saat itu, Rei. Aku kurang apa?

"Ketika kamu makan di apartemen Riska saat itu, kamu pikir aku baik-baik aja? Kamu bahkan sempat menikmati makanan buatan dia dan bilang kalau masakan aku kurang enak. Kamu seharusnya bilang sama aku. Aku akan lebih baik-baik aja kalau kamu bilang sama aku sendiri dari pada bilang ke Riska. Aku bisa instrospeksi diri aku Rei. Tapi kamu gak perlu bilang semuanya ke Riska. Aku paling benci dibandingkan dengan wanita lain. Apa lagi oleh suami aku sendiri."

Keira mencurahkan seluruh isi hatinya kepada Reihan. Selama ini ia memendam semuanya sendiri. Mencoba untuk mengerti semuanya. Tetapi Keira sama sekali tidak mengerti. Reihan benar-benar sungguh keterlaluan.

Reihan tidak bisa menjawab maupun menyela perkataan Keira. Wanita nya ini sudah benar-benar membuat keputusan yang sangat ia takuti.

Melihat Reihan yang tidak mengatakan apapun, Keira pun berdiri dari duduknya. Ia mengambil tasnya dan menatap Reihan sebentar.

"Rangga udah nungguin aku. Aku harus pergi. Aku harap kamu menyerahkan surat itu secepatnya. Aku gak mau terlalu lama menunggu untuk masalah ini. Secepatnya, Rei."

Setelah mengatakan itu, Keira langsung beranjak pergi meninggalkan Reihan. Reihan yang melihat itu langsung ikut berdiri dan menyusul Keira.

Reihan menghentikan langkanya ketika melihat adegan yang benar-benar membuatnya ingin meninju pria yang sedang bersama Keira sekarang.

Anta. Dia sedang menggendong Rangga. Pria itu tersenyum melihat Keira yang berjalan mendekatinya.

"Gimana?" Tanya Anta kepada Keira.

"Udah. Semoga cepat selesai ya." Balas Keira. Ia tersenyum dan melihat Rangga yang masih terlelap dalam gendongan Anta.

"Aamiin.. Saya juga berharap seperti itu."

Reihan sudah tidak tahan melihat mereka berdua. Ia pun berjalan mendekati mereka.

"Jadi ini alasan kamu mau cerai sama aku?" Tanya Reihan penuh dengan emosi.

"Selama ini kamu gak sadar? Kamu yang buat aku seperti ini. Kalau aja kamu ada sedikit waktu kamu buat aku, mungkin aku enggak akan seperti ini." Balas Keira. Ia juga mulai tersulut emosi.

"Aku tau aku gak ada waktu buat kamu. Tapi itu semua untuk kita Kei. Aku mau kehidupan kita lebih baik lagi."

"Untuk kita? Omong kosong apa lagi ini, Rei? Sudah lah.. Lagian semuanya udah terjadi. Kamu bisa lihat kan? Rangga bahkan sangat nyaman di gendongan Anta. Itu membuktikan bahwa dia enggak butuh kamu." Ucap Keira tajam. Dia benar-benar sudah bosan dengan sikap Reihan yang seperti ini.

"Ayo mas." Ajak Keira kepada Anta. Anta menyerahkan Rangga kepada dirinya. Keira pun masuk kedalam mobil. Sedangkan Anta, ia berjalan mendekati Reihan.

Setelah berada tepat di hadapan Reihan, Anta menepuk pundak Reihan. Tersenyum sinis kepada Reihan.

"Setelah kamu cerai dengan Keira, saya akan menikahinya. Kamu akan jadi orang pertama yang akan saya undang. Makasih udah lepasin wanita yang saya cintai. Kamu gak usah takut. Rangga akan saya anggap seperti anak saya sendiri." Tutur Anta kepada Reihan. Setelah mengatakan itu, Anta pergi memasuki mobil.

Reihan hanya bisa diam menatap anak dan istrinya yang pergi meninggalkan dirinya dengan pria lain. Reihan sangat ingin memukul pria itu tetapi dia tidak ingin Rangga terganggu tidurnya.

Mobil Anta pergi meninggalkan Reihan yang masih diam membeku tanpa bisa melakukan apapun.

---

Hei yo! Aku kembale lage!!

Gimana part kali ini manteman? Udah pantas belum Reihan dapatin semua itu? Atau masih kurang? Hehehe.. Btw Keira cepet bet ya mop on nya.. Whwhwhwh

Jangan lupa untuk kasih bintang, komentar dan juga tambahin Just me ke reading list kalian ya!!

Love u all!

Medan, 4 Juli 2021

Just Me? [Sequel Me Or Your bestfriend]  {END}Where stories live. Discover now