26

12K 644 46
                                    


"Kenapa? Lo kacau tanpa Keira?"

-Claudia-

---

Suasana meja makan kali ini berbeda. Kehadiran Keira di meja makan kali ini semakin menciptakan keheningan. Kedua orang tua Keira sama sekali tidak ingin membuka pembicaraan yang akan menyakitkan Keira.

Mereka hanya diam hingga Keira dengan sendirinya menceritakan semua kepada mereka.

Setelah selesai makan, Keira melihat papanya yang sedang membaca koran dengan kopi yang ada di depannya. Sedangkan sang mama sedang mengupas apel untuk dirinya.

Keira menghela napas. Ia menegakkan badannya. Ia tau ini akan sulit. Tetapi bagaimanapun ia harus memberitahukan semua nya kepada kedua orang tuanya ini.

"Ma.. Pa.. Keira mau ngomong." Ucap Keira mencoba untuk membuka pembicaraan.

Papa dan mama Keira yang mendengar itu langsung menghentikan aktifitas nya. Mereka tau jika Keira ingin membicarakan kenapa ia datang kesini tanpa Reihan.

"Setelah Keira melahirkan, Keira mau bercerai dengan Reihan." Tutur Keira. Ia menatap wajah kedua orang tuanya bergantian.

Terlihat jelas wajah mereka yang penuh akan kekecewaan.

"Kei.. Apa kamu gak mikir dengan kepala dingin dulu? Ini perceraian Kei.." Mama Keira bertanya dengan suara lembutnya. Dia berusaha untuk tidak terlihat menghakimi Keira.

"Keira udah pikirin semuanya, ma. Dan Keira rasa ini keputusan yang sangat tepat." Balas Keira.

"Ada masalah apa antara kamu dan Reihan? Dia nyakitin fisik kamu? Atau batin kamu?" Sekarang papa Keira yang mulai bertanya. Keira sempat goyah mendengar suara papa nya itu. Suara tegas yang sangat ia segani.

"Yang pastinya.. Keira rasa udah gak ada lagi yang bisa diperbaiki. Masalah Keira dan Reihan itu masalah pribadi kami."

"Semuanya ada alasan Keira. Kamu tidak memikirkan bagaimana jadi orang tua tunggal? Papa sama mama aja mengalami kesulitan waktu membesarkan kamu. Apalagi kamu sendiri.. Dan juga anak kamu ini butuh sosok ayah. Kamu tidak memikirkan itu?"

"Pa.. Keira juga gak mau jadi orang tua tunggal. Ini keputusan yang berat untuk Keira jalani. Keira hanya mau mama dan papa ngedukung Keira. Itu aja. Kalau papa keberatan Keira tinggal disini, Keira akan keluar."

Keira mulai meneteskan air matanya. Ia sebenarnya sangat memikirkan nasib anaknya. Tetapi Keira sangat yakin jika anaknya nanti akan lebih baik tanpa sosok ayah dalam hidup mereka.

"Papa enggak pernah masalahin kamu tinggal disini, Keira. Kamu harus mengerti alur pembicaraan kita kemana."

Keira hanya diam tidak membalas perkataan papanya.

Kembali tercipta keheningan diantara mereka. Hingga seorang asisten rumah tangga Keira datang.

"Maaf Pak, bu. Itu ada suaminya non Keira di luar. Apa saya suruh masuk?" Tanya asisten rumah tangga tersebut.

Keira yang mendengar itu langsung berdiri dari duduknya. Ia menatap kedua orang tuanya.

"Keira enggak mau ketemu sama Reihan." Ucap Keira. Setelah mengatakan itu, ia berjalan kembali ke kamarnya.

"Bilang sama Reihan kalau Keira tidak mau bertemu dengannya." Tutur papa Keira. Asisten rumah tangga tersebut pun menganggukkan kepalanya dan pergi meninggalkan atasannya itu.

---

"Maaf mas Reihan.. Non Keira nya gak mau ketemu katanya."

Reihan tau jika ini akan terjadi. Ia sudah menduga kalimat ini yang akan disampaikan oleh asisten rumah tangga Keira.

Setelah mengucapkan terimakasih, pintu rumah Keira kembali tertutup. Reihan menghela napas panjang.

Sebentar lagi Keira akan melahirkan. Bagaimana bisa Keira melakukan ini kepada dirinya.

Reihan terduduk di tangga halaman rumah Keira. Ia menundukkan kepalanya dan mengacak rambutnya kasar.

Ia sama sekali tidak bisa tidur semalam. Kasur yang selalu ia tempat bersama Keira terasa sangat berbeda tanpa Keira di sebelahnya. Reihan sudah mencoba menghubungi Keira puluhan kali. Tetapi sama sekali tidak di jawab oleh Keira.

"Lo ngapain disini?"

Reihan menatap Claudia yang sudah berada di hadapannya sekarang. Reihan langsung berdiri menghadap  ke Claudia.

Claudia yang melihat penampilan Reihan langsung tersenyum sinis.

"Kenapa? Lo kacau tanpa Keira?" Tanya Claudia sinis.

"Tolong.. Gue pengen banget jumpa Keira. Bantuin gue.."

Claudia goyah mendengar permintaan tolong dari Reihan. Dia tau jika Reihan benar-benar mencintai Keira. Dan Claudia sangat yakin jika Reihan tidak mungkin menghamili Riska. Tetapi kenapa semua gambaran tentang kehamilan Riska mengarah kepada Reihan.

"Sori gue gak bisa bantu lo. Keputusan Keira udah bulat. Dan juga.. Dia minta gue untuk nyari pengacara buat perceraian kalian." Ucap Claudia. Dia sebarnya tidak mau membahas masalah perceraian mereka. Tetapi bagaimanapun juga Reihan juga perlu tau jika Keira serius dengan ucapannya.

Reihan hanya menundukkan kepalanya. Claudia sangat kasihan melihat pria ini. Sekesal-kesalnya Claudia kepada Reihan, setidaknya Reihan pernah membuat Keira bahagia bersamanya.

"Gue udah berusaha untuk bujuk dia agar gak pisah sama lo. Tapi dia tetap bersikeras. Gue gak bisa bertindak lebih jauh. Maaf.." Jelas Claudia. Setelah mengatakan itu, Claudia berjalan menuju pintu. Ia langsung masuk kedalam rumah Keira tanpa mengetuk terlebih dahulu.

Reihan sekarang tidak bisa berbuat apa-apa. Ia sepertinya akan benar-benar berpisah dengan istrinya itu.

---

Hei yo! Aku kembali lageee!!

Gimana part kali ini ges? Sepertinya Keira udah benar-benar serius dengan keputusannya. Apa kabar tim Reihan- Keira? Diharapkan untuk bisa menerima keputusan akhirnya ya.. Whwhhwh

Jangan lupa untuk kasih bintang komentar dan juga tambahin just me ke reading list kalian ya!!!

Love u all!!

Medan, 26 Juni 2021

Just Me? [Sequel Me Or Your bestfriend]  {END}Onde histórias criam vida. Descubra agora