22

9.4K 519 25
                                    

"Atau mungkin karena lo yang hamil kali makannya lo bilang ini manis."

-Keira-

----

Keira tersenyum melihat Reihan yang mengelus perut besarnya. Sebentar lagi mereka akan menyambut kedatangan buah hati mereka.

Semenjak kejadian Anta kemarin, Keira sama sekali tidak diijinkan untuk keluar sendirian. Reihan akan sekali memantau kegiatan Keira. Keira sebenarnya merasa bahagia akan hal itu. Reihan menjadi sangat perhatian kepada dirinya dan anak mereka.

"Aku udah siapin nama buat anak kita." Tutur Reihan sambil menatap Keira lembut.

"Oh ya? Siapa?" Tanya Keira.

"Rangga." Jawab Reihan.

Keira tersenyum mendengar nama tersebut. "Bagus. Aku suka namanya." Ucap Keira.

"Sebentar lagi Rangga akan main sama papa, ya? Papa gak sabar mau main bareng kamu sayang." Ucap Reihan seraya mengusap lembut perut Keira.

"Aku bahagia kamu seperti ini. Jangan pernah berubah, Rei." Entah kenapa Keira mengeluarkan perkataan seperti itu. Tetapi melihat perlakuan Reihan kepadanya akhir-akhir ini membuat Keira sedikit cemas.

Ia sangat bahagia diperlakukan seperti itu, hanya saja semua ini bukan diri Reihan. Tidak mungkin hanya karena perlakuan Anta kemarin membuat Reihan berubah sedrastis ini.

"Enggak akan. Mulai sekarang kamu dan anak kita menjadi prioritas utama aku. Aku gak mau kehilangannya kamu untuk kedua kalinya." Balas Reihan.

"Aku senang dengarnya. Aku harap kamu akan nepati ucapan kamu itu, Rei." Ucap Keira. 

Reihan tersenyum dan mengenggam kedua tangan Keira. Menatap Keira lembut seolah hanya Keira yaang ia perlakukan seperti itu.

"Setelah Rangga lahir dan semuanya sehat, gimana kalau kita liburan? Aku kepengen banget liburan berdua sama kamu, Kei. Mungkin kita bisa pergi ke Korea kalau kamu mau." Tutur Reihan. Keira yang mendengar itu menatap Reihan curiga. Tidak biasanya Reihan bersikap seperti ini.

"Kamu kenapa tiba-tiba ngomong gitu? Kamu mau ninggalin aku ya?" Tanya Keira curiga.

"Enggak Kei. Aku sadar selama ini aku sama sekali enggak pernah ngajak kamu liburan. Paling mentok kita cuman pergi ke Pantai. Aku juga baru sadar.. selama ini aku sulit sekali meluangkan waktu untuk kamu. Padalah kondisi kamu lagi seperti ini. Aku terlalu sibuk kerja dan terlalu asik dengan dunia ku sendiri. Tapi aku janji akan merubah itu. Aku janji." 

Keira sangat terharu mendengar perkataan Reihan. Bahkan Keira sangat percaya dengan semua perkataan yang Reihan katakan ini.

Keira membalas senyuman Reihan. Ia juga membalas genggaman tangan Reihan. "Sebenarnya aku punya satu permintaan, Rei. Aku malah akan lebih senang kalau kamu menuruti perminataan aku ini." Tutur Keira.

"Kamu bisa bilang kamu mau apa." Balas Reihan.

"Aku mau kita pindah dari sini. Kamu tau kan, aku pengen banget kita punya rumah. Aku pengen lihat anak kita bermain di halaman rumah kita. Aku sama sekali gak masalah kalau rumah kita nanti kecil. Yang penting aku kepengen pindah dari sini." Jelas Keira.

Sebenarnya Keira hanya ingin tidak berdekatan dengan Riska. Ia tau ia egois dengan meminta pergi menjauh dari Riska. Tapi tetap saja, Keira tidak akan pernah tengan jika Riska masih berada disekitar dirinya dan Reihan. Bahkan kalau bisa, Keira sangat ingin pergi keluar negeri seperti saran Claudia kemarin. 

"Akan aku usahain, Kei." Ucap Reihan.

"Beneran?" Tanya Keira memastikan. Dan dibalas anggukan oleh Reihan. Keira sangat senang mendengarnya. Sangkin senangnya ia langsung memeluk Reihan.  

"Aku cinta sama kamu." Bisik Keira di telingga Reihan.

---

Keira menunggu pemilik dari Apartement yang sudah ia ketuk pintunya untuk membukakan pintu. Tidak perlu menunggu lama, pemiliknya membukakan pintu.

"Loh Keira."

"Hai Ris." Sapa Keira.

"Ada perlu apa kesini?" Tanya Riska.

"Ini." Keira mengangkat piring yang berisikan ikan gulai kepada Riska.

"Aku tadi masak dan aku pikir mungkin kita bisa makan bareng." Ucap Keira memperjelas maksud kedatangannya.

"Kebetulan gue belum makan siang. Ayo masuk." Balas Riska. Ia pun mempersilahkan Keira untuk masuk.

Keira berjalan menuju meja makan Riska. Ia meletakkan makan yang ia buat di atas meja makan tersebut. Tetapi pandangannya teralihkan ketika melihat buah mangga yang sudah dipotong dan berada di atas meja tersebut. 

Keira yang melihat itu langsung mengambil sepotong mangga dengan menggunakan garpu yang memang sudah berada di atas mangga. 

"Asam banget." Ucap Keira. 

"Masa sih? kok gue rasa enggak ya?" Tanya Riska. Ia mengambil garpu dari tangan Keira dan mengambil sepotong mangga dan memakannya.

"Manis kok, Kei. Mungkin karena lo lagi hamil makannya lo bilang asam." ucap Riska.

Tidak mungkin. Keira sudah tidak lagi merasakan seperti itu semenjak kandungannya mulai membesar. Keira menatap Riska curiga. Tatapannya beralih ke perut Riska.

"Atau mungkin karena lo yang hamil kali makannya lo bilang ini manis." tutur Keira menatap Riska dengan pandangan yang sulit diartikan.

---  

Hei yo aim kambek egen ges!

Gimana part kali ini man-teman? Ada apa dengan Riska? Atau jangan-jangan...

Btw ini part-part terakhir nih. Whwhhwhwhw yups bener sekali sebentar lagi cerita ini akan tamat manteman..

Jangan lupa untuk kasih bintang, komentar dan juga tambahin Just Me ke reading list kalian ya...

Love u all!!

Medan, 9 Juni 2021

Just Me? [Sequel Me Or Your bestfriend]  {END}Where stories live. Discover now