13

7.9K 409 15
                                    

"Percaya sama gue, Kei."

-Riska-

---

Keira dari dulu tidak pernah untuk tidak mengangumi keindahan dari Pantai yang sedang ia dan Reihan datangi ini. Semua kenangan dan semua kisahnya mungkin sebagian besar bermula dari Pantai ini. Saat Anta pergi meninggalkannya, saat Reihan bertemu dengannya, dimana Reihan melamarnya saat itu dan dimana ia kembali bertemu dengan Anta. Keindahan Pantai ini merupakan point plus untuk dirinya. Semua kenangan itu akan terus ia ingat. Ia sangat tidak sabar untuk membawa buah hatinya dan Reihan ke sini. Melihat anak mereka berlari di atas pasir Pantai, membawa anaknya merasakan air asin dari Pantai ini, menikmati sunset bersama dan tentunya tertawa dan bahagia bersama merupakan impian dari Keira. Kehidupannya akan sangat sempurna. 

Keira tersenyum kepada Reihan yang sedang berjalan mendekatinya dengan membawa dua botol minuman segar untuk mereka minum nantinya. Dia masih tidak percaya, akhirnya ia dapat memiliki pria ini sepenuhnya. Mengingat ia pernah menyerah akan hubungan mereka. Jujur saja, Keira sangat beruntung bisa memiliki Reihan di sampingnya. Reihan memang bukan pria yang sempurna. Tapi pria ini mampu membuat Keira memiliki semuanya. 

"Aku suka kalau ngajak kamu kesini. Karena kamu selalu memancarkan senyuman kamu, Kei. Tapi aku akan ajak kamu ke luar negri nanti. Biar senyuman kamu makin lebar." tutur Reihan ketika ia sudah berada duduk di samping Keira. 

"Gak perlu Rei. Kamu ajak aku kesini aja aku udah bahagia kok. Intinya, kalau kamu ada di samping aku semua itu udah cukup untuk aku." Balas Keira.

"Aku  memang beruntunggg banget punya istri kaya kamu."

"Tentu aja." Balas Keira dengan pede. Reihan yang melihat itu tersenyum dan mengelus lembut kepala Rambut Keira. 

"Aku gak sabar untuk bawa jagoan kita ke sini nanti." ucap Reihan. Keira seketika mengelus perutnya lembut. Ia juga sangat tidak sabar menunggu hal itu. Detik berikutnya Keira menyandarkan kepala nya ke bahu bidang Reihan. 

"Jangan pernah ngecewain aku lagi ya Rei." Dia tidak tau kenapa kalimat itu yang keluar dari mulutnya. Keira tau jika Reihan mencoba untuk tidak pernah mengecewakan dirinya. Tapi tetap saja. Kadang tanpa Reihan sadari, tindakannya membuat Keira kecewa kepada dirinya.

"Aku akan berusaha sekuat mungkin untuk enggak ngecewain kamu." Balas Reihan dengan sangat yakin. Keira tersenyum mendengar ucapan Reihan. Untuk saat ini ia sangat mempercayai ucapan Reihan yang terlihat sangat meyakinkan itu. 

---

Keira mengalihkan pandangannya ketika ia mendengar suara bell dari apartemennya. Ia menurunkan coklat yang sedang ia makan. Keira menutup coklat tersebut dan bangkit dari duduknya. Siapa yang bertamu di jam segini. Keira sangat yakin jika itu bukan Reihan. Reihan tidak mungkin pulang secepat ini. Keira meraih kenop pintu dan perlahan membukanya. Perlahan Keira dapat melihat jika Riska sudah berdiri di depan pintunya. 

"Riska?" Sebenarnya Keira sangat malas untuk bertemu perempuan ini. Apalagi terakhir bertemu dia merasa sangat kesal dengan Riska. Tetapi ia tidak mungkin mengusir Riska begitu saja.

"Hai Kei." Sapa Riska.

"Ada apa?" Tanya Keira langsung.

"Mau masak sama gue gak?" 

"Ha?" Keira mengernyitkan dahinya. Riska mengajaknya masak? Yang benar saja.

"Ya masak. Sekalian lo belajar masak. Reihan bilang lo lagi mau belajar masak." Jelas Riska.

Untuk sesaat Keira tidak tau apa sebenarnya tujuan dari Riska. Tapi mendengar jika Riska mau mengajarinya untuk memasak, Keira  tidak mungkin menolak niat baik dari Riska. 

"Oke.." Balas Keira. Ia pun memberikan ruang agar Riska masuk kedalam apartemennya.

Riska sangat mengagumi interior dari apartemen Keira. Keira yang melihat itu hanya mendiamkan Riska.

"Gue gak ada bahan makanan untuk diolah." Tutur Keira.

"Kenapa baru bilang sekarang? Kalau gitu berarti kita beli bahan makanannya dulu dibawah. Setelah itu baru kita masak." Balas Riska.

Keira menatap wajah Riska dengan sangat teliti. Dia mulai curiga sekarang. Kenapa tiba-tiba Riska bersikap seperti ini kepadanya.

"Lo sakit?" Tanya Keira serius.

"Maksud Lo?"

"Ya.. kenapa tiba-tiba lo ngajak gue buat masak dan bersikap kayak gini?"

Riska tertawa mendengar pertanyaan Keira yang seperti mencurigainya.

"Kei.. gue ini bukan yang dulu lagi. Gue bukan Riska yang akan ngambil Reihan dari Lo. Gue ini sahabat dari Reihan dan sahabat Lo juga. Gue tau dan gue sadar kalau Lo pasti akan bersikap gini ke gue. Perbuatan gue yang dulu emang gak bisa untuk dilupakan. Tapi gue udah berubah. Gue mau kita jadi sahabatan. Jadi kalau Lo mau minta bantuan atau apapun, lo bisa minta tolong ke gue. Gue mau kita mulai semuanya dari awal lagi." Penjelasan Riska masih saja membuat Keira belum mempercayai Riska sepenuhnya.

"Lo beneran lagi enggak acting kan?" Riska yang mendengar pertanyaan Keira langsung mendekatkan dirinya ke Keira. Ia memegang pundak Keira dengan penuh percaya diri.

"Percaya sama gue, Kei."

Perkataan itu terlihat sangat meyakinkan untuk Keira. Dia sangat ingin mempercayai Riska, tapi tetap saja. Keira masih belum bisa mempercayai wanita yang ada di hadapannya sekarang. Semua kelakuannya dulu masih membekas di hatinya. Dan bagaimana bisa ia mempercayai wanita yang hampir merenggut kebahagiaannya ini.

---

Hey Yoo aing back egen ges!!

Jangan lupa untuk kasih bintang komentar dan juga tambahin just me ke reading list kalian ya!

Love u all!

Medan, 22 Februari 2021

Just Me? [Sequel Me Or Your bestfriend]  {END}Where stories live. Discover now