30

13.1K 530 52
                                    


"Lo terlalu baik sama gue, Rei. Dan gue selalu menyalahartikan itu."

-Riska-

---

Reihan tersenyum lembut menatap wanita yang ada di depannya sekarang ini.

Sedangkan wanita yang di depannya ini menatap Reihan dengan rasa bersalahnya. Dia merasa dengan kehadirannya yang kembali ke sini membuat pernikahan Reihan hancur.

"Kabar lo gimana?" Tanya Riska. Ia tau sebenarnya jawabannya. Tetapi entah kenapa melihat penampilan Reihan sekarang, pertanyaan itu tiba-tiba keluar dari mulutnya.

"Seperti yang lo lihat." Balas Reihan dengan senyumannya.

"Gue gak baik-baik aja, Ris." Sambung Reihan.

Riska menghela napas panjang. Ia tidak dapat mendeskripsikan perasaannya sekarang.

"Gue tau.. Dan gue minta maaf." Tutur Riska.

"Lo gak perlu minta maaf."

"Gue perlu Reihan. Lo gak tau gimana perasaan gue sekarang. Gue bahkan gak bisa tidur nyenyak. Perasaan wanita lain udah gue sakiti. Keira pasti benci banget sama gue. Gue udah Ngancurin pernikahan  kalian. Gue bego banget. Kenapa gue kembali lagi kesini.."

Riska meneteskan air matanya. Dia benar-benar merasa bersalah kepada Keira. Tidak seharusnya ia kembali ke sini.

"Semuanya udah terjadi. Gak ada yang perlu disalahkan. Ini pernikahan gue dan gue rasa kehancuran pernikahan  gue ya.. Salah gue sendiri. Lo gak perlu nyalahin diri lo sendiri."

"Lo terlalu baik sama gue, Rei. Dan gue selalu menyalahartikan itu. Lo gak boleh ngelakuin hal ini sama wanita lain. Kebaikan lo akan dianggap hal lain sama mereka. Salah satunya gue." Tutur Riska. Ia menghapus air matanya.

"Rei.. Tolong perjuangin Keira ya. Jangan pernah lo ngelepasin dia. Saat ini gue rasa dia mau lihat perjuangan lo. Jangan nyerah, Rei. Ingat Rangga udah ada diantara kalian."

Reihan yang mendengar itu langsung menegakkan badannya. Kenapa pendapat kedua sahabatnya ini berbeda. Alex ingin ia menuruti kemauan Keira. Sedangkan Riska, meminta agar ia memperjuangkan Keira. Tapi ia rasa, pendapat Riska saat ini benar. Ia harus memperjuangkan Keira.

"Lo bener. Gue harus memperjuangkan  Keira."

Riska tersenyum mendengar perkataan Reihan. Itu adalah keputusan yang sangat tepat.

"Kalau lo butuh bantuan untuk gue ngomong ke Keira, gue bisa bantu kok. Gue bisa jelasin sama dia semuanya. Biar Keira tidak salah paham sama kita."

"Gak usah. Gue bisa kok sendiri. Lo gak usah terlibat lagi. Gue rasa untuk saat ini, lo gak usah datangi Keira dulu. Dia sedikit sensitif."

"Oke.. Oh iya. Ini kunci lo." Riska memberikan sebuah kunci kepada Reihan.

"Makasih. Padahal gue pengen benget Keira dan Rangga lihat rumah ini pertama kali. Lihat senyuman Keira ketika masuk ke dalam rumah kami."

Reihan menundukkan kepalanya. Dia menatap kunci yang sudah ada di tangannya dengan sendu.

Ia sudah menyiapkan rumah yang persis seperti keinginan Keira. Tapi seperti Keira tidak akan mau melihat rumah itu.

"Gue udah bilang sama lo.. Keira harusnya tau kalau lo selama ini jumpa sama gue cuman bahas tentang rumah ini. Lo harusnya bilang kalau kita gak berduaan, kita sama arsiteknya. Kenapa sih lo rahasiain semuanya? Jadi gini kan.. Keira jadi salah paham sama gue."

"Lagian niat gue kan mau bikin surprise sama dia. Lo sih pake acara hamil segala. Itu yang bikin Keira marah."

Riska yang mendengar itu langsung menatap Reihan tajam. Bagaimana bisa Reihan menyalahkan dirinya.

"Tapi lo ngapain sok-sokan tanggung jawab? Emangnya gue suruh?" Balas Riska dengan kesal.

"Keira tuh marah karena lo bilang lo mau tanggung jawab. Dia pikir ini tuh anak lo." Sambung Keira.

"Yakali itu anak gue. Gue aja gak pernah nyentuh lo." Jawab Reihan sewot.

Riska terdiam. Begitu pula dengan Reihan. Untuk sesaat hanya ada keheningan diantara mereka.

Riska tidak bisa hanya diam. Ia tidak bisa melihat rumah tangga orang yang ia sayangi hancur karena dirinya.

Kalau saja ia tidak setuju dengan ide Reihan untuk memberikan kejutan sebuah rumah kepada Keira, mungkin ini semua tidak terjadi. Riska sedang membayangkan bagaimana pandangan Keira terhadap dirinya sekarang.

"Gue balik sekarang ya." Ucap Riska dan langsung bangkit dari duduknya.

"Hati-hati." Balas Reihan.

Setelah itu, Riska langsung melangkah pergi meninggalkan Reihan.

Riska mengambil handphone nya sambil berjalan. Ia mencari nomor handphone Keira.  Setelah mendapatkan nya, ia segera menelpon nomor tersebut. Tetapi seperti dugaan nya, Keira tidak mengangkat panggilannya.

Riska mau tidak mau menghubungi seseorang yang dekat dengan Keira. Ia sebenarnya tidak yakin orang ini akan membantunya. Tetapi bagaimanapun dia harus mencobanya. Detik berikutnya, panggilan dari Rika di angkat.

"Halo Clau.. Gue butuh bantuan lo."

---

Hei yo aku kembale lageee!!!

Pengen banget baca komen kalian yang lucu dan menghibur! Soalnya lagi butuh hiburan nih! Heheh.. Aku tau part ini dikit banget tapi setidaknya aku update ye kan? Sori ya ..

Jangan lupa untuk kasih bintang, komentar dan juga tambahin just me ke Reading list kalian!!

Medan, 11 Juli 2021

---

"Sabar. Hidup adalah siklus peristiwa, dan seperti matahari terbit kembali, segalanya akan menjadi lebih cerah lagi."

-Anonymous-

Just Me? [Sequel Me Or Your bestfriend]  {END}Where stories live. Discover now