30 - Jalan bersama Aderald

8.3K 501 10
                                    


"Membuatmu tersenyum itu sudah menjadi tugasku, tapi aku juga tidak janji bahwa aku tidak pernah menyakitimu."

-Aderald Candrawiguna-

___________________

Aderald melihat mata Beyca yang menahan tangis, dia membuang nafas kasar. Lalu mengulurkan tangan untuk membantu gadis itu naik ke atas motornya.

"Ayo jalan!" gadis itu mengeluarkan suara dengan sedikit bergetar.

"Pake helm lo dulu!"

Setelah merasa gadis itu duduk dengan tenang, helm pun sudah terpasang di kepala Beyca. Barulah Aderald mulai menjalankan motornya dengan kecepatan sedang, karena ia tahu ada seseorang di dalam perut Beyca yang harus dia jaga.

"Lo masih cinta sama Alza?"

Karena bisingnya kendaraan, suara Aderald pun tidak terdengar begitu jelas. Maka dari itu Beyca memajukan sedikit wajahnya ke depan.

"APA? MECIN KENAPA?"

Aderald berdecak, "Gak jadi!" cetusnya.

"HAH? APAAN SIH GUE GAK DENGER?!"

lelaki itu menyunggingkan senyumnya kesal. "Budeg!"

"HAH? LO PENGEN GUDEG? KALO GITU GUE JUGA MAU RALD!"

Aderald menarik nafasnya, "Iya, nanti kita beli gudeg!"

Setelah menghabiskan perjalanan cukup lama dengan tragedi yang sangat mengesalkan bahkan pengendara lain juga ikut melihat aneh pada mereka berdua. Akhirnya mereka tiba di tempat tujuan.

Aderald menghentikan motornya di depan restoran, seperti yang cewek itu inginkan. "Gue punya restoran, ngapain makan di restoran lain sih?"

Beyca terkikik, dia berusaha melepas pengait helmnya tapi susah. "Bukain ih!" rengek Beyca yang kesusahan melepas kaitan helmnya.

Aderald berdecak, lalu menarik wajah gadis itu sedikit mendekat dan melepas kaitan helmnya.
Setelah nya helm itu Aderald simpan di atas motornya.

Menatap Beyca yang tersenyum geli, dia melirik tangannya yang di genggam gadis itu. "Udah sih, itung-itung bagi-bagi rezeki. Kan lo sendiri yang bilang dari harta kita itu tersimpan hak milik orang lain?"

Lelaki itu membuang nafasnya, menatap jengah pada Beyca yang tertawa kecil pandai sekali gadis itu merubah raut wajahnya padahal tadi wajahnya terlihat sangat muram. "Masih mau gudeg lo?"

Beyca mengangguk antusias, "Iya ayo masuk, gue udah gak sabar!" Lalu menarik Aderald dengan semangat memasuki restoran. Aderald sendiri hanya bisa pasrah, menuruti keinginan perempuan itu yang mungkin tengah ngidam.

Apa ngidam? Kenapa Aderald tidak sadar akan hal itu, seutas senyum muncul di bibirnya.

Suasana di dalam restoran untungnya tidak begitu ramai, karena memang bukan jam makan siang. Hanya ada beberapa orang, dan beberapa anak SMA seusia mereka yang tengah menongkrong di sana.

Mereka berdua duduk di bangku kosong, menghadap ke jendela yang langsung berhadapan dengan lalu lalang kendaraan.

Beyca dengan antusias menyebutkan makanan yang ingin di pesannya pada pramusaji yang tadi mendatangi mereka, dia memesan dua porsi Gudeg untuk dirinya dan juga Aderald. Untung restoran ini adalah restoran yang menunya terdapat berbagai makanan tradisional.

B E Y C A [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang