19 - Bukan lagi, Beyca yang jahat

10.7K 575 27
                                    

Kenapa belum tidur?

Yaudah mending baca part ini aja..

Happy Reading💗

__________________

"Semua orang berhak berubah, itu hak mereka!"

________________

Tak butuh waktu lama untuk Aderald mandi, hanya lima menit. Tumben sekali lelaki itu mandi secepat ini, Setelah itu ia melaksanakan solat isya. Lalu, bersenandung ria berjalan hendak menghampiri Beyca yang sedang melamun di depan televisi. Aderald tersenyum, lalu meloncat ke atas sofa memeluk gadis itu, hingga membuat si empu nya tersentak kaget.

"Nonton apa, lo?"

Beyca mengeram, "Aderaldddd, lo kenapa demen banget peluk-peluk gue sekarang sih?!" pekik nya kesal.

Lelaki itu hanya tersenyum, semakin mengeratkan pelukan nya pada Beyca. "Nyaman Bey." Aderald menghirup wangi tubuh Beyca, bagaikan candu bagi indra penciumnya akhir-akhir ini.

Tak sadar, bahwa dari ucapan nya membuat jantung seseorang berdetak kencang, ya Beyca tengah menahan nafas nya sekarang. Tak menyangka Aderald akan berucap seperti itu.

"Rald lepas, gue gak bisa nafas."

Beyca berusaha melepas lengan Aderald di pinggang nya, jujur pelukan ini sangat nyaman Beyca rasakan. Tapi Beyca tak ingin semakin dalam, hatinya lembut mudah tersentuh dengan segala macam perlakuan manis, yang bisa membuat Beyca luluh.

Kadang gadis itu kesal sendiri dengan hatinya, selalu mudah terbawa perasaan. Dasar hati murahan!  umpat Beyca dalam hati.

"Kenapa sih, lo mau ngehindar ya?" Aderald terus menenggelamkan wajah nya pada ceruk leher Beyca, mencari tempat ternyaman nya.

"Lepas! Sebelum anu lo gue tendang mau?!" Beyca mengepalkan tangan nya.

Aderald terkekeh, dia melepas pelukan nya pada Beyca. Dia tak mau jika aset berharga nya jadi sasaran empuk dengkul Beyca. Dia sangat tahu, Beyca tak akan main-main jika sudah mengancam.

"Iya, iya! Sensi banget sih."

Beyca menarik nafasnya, dia menyambar segelas air yang ia taruh di meja. Untuk meredam kekesalan nya pada Aderald, jangan lupakan dia adalah gadis tempramental, Beyca tak bisa mengontrol emosi nya jika sudah meledak. 

"Gue mau ngomong sama lo!" ujar Beyca, dia menatap dingin lelaki yang kini tengah memakan cemilan yang ia siapkan dengan santai.

"Itu lo kan udah ngomong." Lelaki itu masih tidak melirik Beyca yang sudah menahan kesal nya.

"Rald serius!"

Aderald yang hendak menyuap kan cireng, terhenti. Lelaki itu melirik sekilas pada Beyca, lalu kembali pada kebutuhan perutnya. Makan cireng!

"Gue kan udah seriusin lo, udah gue kawinin, udah gue nikahin. Apalagi yang harus di seriusin?" lontar Aderald polos.

Beyca memejam, "Rald plis, gue lagi gak mau debat sama lo!"

Aderald meraih gelas di depan nya, gelas bekas Beyca, "Yaudah, lo mau ngomong apa?"

Saat membuka mata, seketika Beyca jadi gagal pokus, dia bahkan lupa apa yang ingin di ucapnya tadi. Padahal Beyca sudah memikirkan ini matang-matang. Sialan memang Aderald, lelaki itu malah santai menghabiskan air dari bekas minumnya.

"Rald, itukan gelas bekas gue!"

Aderald menyimpan gelas itu dengan santai, dia terkekeh melihat wajah Beyca yang sudah memerah, "Gak usah gitu banget kali Bey, bibir kita aja udah pernah nyatu."

B E Y C A [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang