Exstra Part 2

8.9K 373 10
                                    


•Dua tahu kemudian

"IKKO! OZAN! SANU!"

"Cepat turun sarapan!" Beyca berkacak pinggang melihat ketiga anaknya yang turun dari tangga dengan lesu. Disusul suaminya yang terburu-buru merapikan dasinya.

Dua bulan yang lalu Beyca berhasil melahirkan dua anak kembar, sepasang. Yang pertama namanya Geozan Derada Gusman dan yang satunya bernama Deasya Sanura Gusman. Akhirnya harapan memiliki anak perempuan tercapai, apalagi kembar meski yang satunya cowok, tak apalah Aderald bersyukur dan menyanyangi ketiga anaknya.

"Sini aku rapihin." Beyca menghampiri suaminya, dan membenarkan kerah baju serta menyimpulkan dasi lelaki itu.

Cup.

Pria itu melingkarkan tangannya di pinggang Beyca, ia menatap wajah serius istrinya. "Gini kan ganteng," bisik Beyca lalu terkikik geli.

Aderald merapikan kerudung Beyca, ya sekarang wanita itu sudah mulai memakai kerudung. Betapa cantiknya istrinya sekarang. Mereka berjalan beriringan menghampiri ketiga anaknya yang mulai menyendokkan makanan ke mangkuknya masing-masing.

"Canu mau apa?" tanya Cikko, umur si Boncel satu itu sekarang sudah empat tahun, dia juga sudah masuk paud bersama Juan dan Isel. Cikko sudah lumayan lancar berbicara meski dia belum bisa nyebut 'S sama 'R.

"Oti!" pekik anak perempuan berumur satu tahun itu. Dia memakan roti selai susu yang diberikan Beyca.

"Aku celai coklat Mi!" Cikko menerima dengan riang roti bagiannya.

"Ozan mau selai apa?" tanya Beyca pada anak tengahnya.

"Ica sendili," singkat anak itu, dia mengambil dua lipat roti dan mengolesinya sendiri dengan selai kacang. Memang anak kedua Beyca dan Aderald itu yang paling kalem.

Kemudian setelah melayani anaknya, Beyca juga menyendokkan secentong nasi goreng ke piring Aderald. "Udah cukup," ujar Aderald saat Beyca hendak menyendokkan kembali.

"Papi kita kapan libulan? Maca ci Uwan cama ci Icel kemalin pamel cama aku mau libulan ke Pantai," ujar Cikko setengah kesal.

Aderald dan Beyca saling pandang. Sebenarnya Aderald juga berniat untuk mengajak anak-anak liburan untuk melepas penat, tapi ia belum tahu kapan waktunya, karena saat ini di kantor benar-benar sangat sibuk, apalagi setelah Papa Wira pensiun.

"Entar chek jadwal dulu ya boncel," kata Aderald.

"Dali kemalin-kemalin ngomongnya chek jadwal teluss, gak asik Papi, iya gak Canu?" Sanu yang gak mau ambil pusing hanya mengangguk ikut sang kakak.

Beyca tersenyum, dia mengusap rambut Cikko. Kali ini rambut balita itu sudah tidak gondrong seperti dulu, dia sendiri yang minta dicukur karena katanya biar bisa digolep. "Nanti ya, Papinya masih sibuk. Papi kan kerja buat Aa, Ozan, sama Sanu juga." Beyca memberi pengertian kepada anak-anaknya.

"Emang kalo mau liburan kalian mau liburan kemana?" Tampaknya Aderald harus segera membereskan pekerjaannya agar si para boncel ini tidak merengek lagi.

"Ke tempat yang bica belenang!" seru Cikko semangat.

Ke tempat yang bisa berenang? Ya udah kalo gitu di belakang rumahnya aja, kan di sana ada kolam renang juga.

"Sanu sama Ozan mau kemana?"

Si kembar pun mendongak, dan mengerjap lucu. "Ndak tahu,"

"Bali."

celetukan si Ozan membuat Beyca dan Aderald menoleh pada si kalem. "Kamu tahu Bali?"

Anak itu mengendikkan bahunya, dan menyedot botol susunya. "Adi iat di ponsel Mami,"

B E Y C A [Completed]Where stories live. Discover now