1 - Bencana

21.7K 1K 8
                                    

"Dan pada akhirnya, penyesalan akan selalu datang di akhir"

_________________________________

°°°

Sinar mentari pagi menembus masuk ke dalam kamar, namun seperti nya itu sama sekali tak membuat sepasang manusia itu terganggu.


Jam sudah menunjukan pukul sepuluh, tak lama lagi waktu makan siang akan tiba, membuat Beyca membuka matanya saat merasa perut nya terus berkeroncong minta di isi.

Gadis itu mengerutkan alisnya, rasa asing melihat seisi kamar ini, ini bukan kamarnya. Beyca memijat pelipis nya, mata nya membulat kaget saat melihat dirinya tengah bertelanjang bulat, "Malam tadi gue kelepasan sama Alza?"

Beyca menatap lengan kekar yang memeluk pinggang nya, mata nya menatap wajah cowok itu, sial cowo itu bukan nya Alza melainkan lelaki asing.

Beyca menghempaskan lengan itu dengan kasar dia meraih selimut menutupi tubuh polosnya, mata gadis itu memerah, "BANGUN LO BRENGSEK!"

Aderald mengerjap pelan, lalu menatap gadis di depan nya yang tengah menatap dirinya dengan marah, "Lo siapa? Ngapain masih di sini."

Tangan gadis itu mengepal, mata nya menyorot tajam pada lelaki itu, "Bajingan lo! Apa yang udah lo lakuin sama gue brengsek!"

Derald menatap heran pada Beyca, lelaki itu mengubah posisinya menjadi terduduk, "Kenapa lo jadi marah-marah sih, padahal malam tadi lo aktif bener."

Plakk!!

Beyca menampar pipi lelaki di depannya, dengan wajah memerah menahan marah juga malu melihat dada bidang cowo itu.

"Brengsek! Bajingan! BINATANG LO!" teriak nya, mata nya memburam, cairan bening perlahan turun, ini pertama kalinya Beyca menangis di hadapan seorang lelaki, bahkan di hadapan lelaki yang telah menodainya.

Melihat air mata gadis itu, perasaan bersalah muncul di hati Aderald, cowo itu dengan cepat meraih bajunya yang tergeletak di lantai lalu memakainya.

"Heh lo gila ya!"

Aderald menatap bersalah pada gadis yang tak mau menatap nya, "Sorry, gue pikir lo ja-"

"JALANG MAKSUD LO?!" Beyca menatap tajam pada Aderald, gigi gadis itu bergelutuk Beyca paling benci mendengar kata itu. Sudah cukup Mama nya yang memanggil nya begitu, ia tak akan mengijinkan orang lain menyebut kata itu.

Aderald menunduk, lalu berjalan duduk di atas kasur. Melihat gadis itu yang beringsut mundur, membuat Derald semakin bersalah, "Sorry, gue bener-bener lepas kendali tadi malam,"

"Simpan kata sorry lo, Percuma! Gak akan bisa merubah nya kembali!"

Beyca memeluk kedua lututnya, lalu menelungkup kan wajah di atas nya, "Lo jahat tau gak!"

Derald menyugar rambutnya dengan frustasi, "Lo tenang dulu!"

"GUE TAKUT, SIALAN!" bentak Beyca.

Derald, menatap mata gadis itu. Cowok itu berjalan mendekat, lalu membawa Beyca ke pelukan nya.

"LEPASIN GUE, BRENGSEK! LEPASIN!" gadis itu memukul dada nya terus memberontak. "Lepasin gue, hiks.." lirih Beyca, gadis itu berhenti memukul dada nya.

"Tenang aja gue bakalan tanggung jawab," bisik Derald, cowok itu menyelipkan anak rambut Beyca, "Dan gue yakin ini semua adalah jebakan," gumam lelaki itu pelan.

Aderald yakin, pasti semua ini sudah di atur oleh seseorang, dan ia yakin orang itu lah yang telah memasukan obat perangsang pada minuman nya.

Aderald melepas pelukan nya, "sekarang lo bersihin tubuh lo dulu." cowok itu menyodorkan sebuah hoodie putih ke arah Beyca, membuat nya mendongak. "Kalau udah, pakai ini dulu. Gue keluar!"

Beyca meraih hoodie itu, setelah nya cowo itu pergi keluar kamar. Beyca tak peduli akan kemana pergi nya si brengsek itu.

Ia juga tak peduli tentang tanggung jawab yang lelaki itu katakan, dia sudah tahu jenis pria bajingan dan cowo itu termasuk salah satunya.

Beyca berjalan tertatih memasuki kamar mandi yang ada di kamar sialan ini, dia akan mencoba melupakan kejadian sialan itu.

Ini semua juga salah nya, rencana yang ia buat sendiri kini menjadi bencana. Senjata makan tuan, kalau saja rencananya berhasil dan yang melakukan itu padanya adalah Alza mungkin Beyca akan sedikit menerimanya. Tapi sialnya dia bukan lah Alza, Di luar pikiran nya sial, ini SENJATA SALAH SASARAN!

Beyca terkekeh lirih, "Rasanya gue pengen tertawa, harus kenalan sama yang namanya menyesal!"

🐾🐾

Gadis itu keluar dari kamar mandi dengan hoodie kebesaran di tubuh nya. Dia duduk di sofa kamar ini, memandangi seisi kamar yang terlihat masih berantakan.

Otak nya mencoba mengingat apa yang terjadi semalam, "Kenapa rasanya ada yang ngeganjal ya."

Matanya menatap pintu, terdapat no 16 tertera di pintu itu, "Gue gak salah masuk kamar kok,"

"Seharusnya di sini itu Alza, tapi kenapa?" Mata Beyca membulat, gadis itu mengacak rambutnya, "Sial, minuman itu!"

Mata nya kembali beralih pada pintu kamar, "Apa benar yang di katakan cowok tadi ini adalah jebakan?"

Tepat, saat itu pintu terbuka menampilkan lelaki tadi dengan membawa sebungkus plastik berjalan ke arah nya. "Udah beres?"

"Hmm," gumam Beyca sinis, gadis itu menatap bungkusan  yang di sodorkan lelaki itu.

"Nih, lo makan dulu!"

Beyca menatap mata cowo itu, awalnya dia kira cowok ini tak akan kembali ternyata dugaan nya salah. Gadis itu membuka bungkus makanan itu, perlahan mulai melahapnya ia memang sangat lapar.

"Besok gue bawa orang tua gue, untuk nemuin keluarga lo."

Kunyahan Beyca terhenti seketika, dia menatap mata cowo itu dalam, Beyca kira soal tanggung jawab itu hanyalah kalimat penenang biasa. Namun ia salah lelaki ini benar-benar dengan ucapan nya.

"Lo gak perlu tanggung jawab, karena gue gak mau nikah sama lo!"

Aderald tersenyum miring, "Dan gue bakalan tetep tanggung jawab atas perbuatan gue!"

Lelaki itu meraih sebotol minuman, lalu meneggak nya, "Oh ya, Nama lo siapa?"

"Beyca,"

"Gue Aderald, lo bisa panggil Derald."

Beyca menghela nafas, inikah bencana nya? Menikah dengan orang asing, sungguh rasanya sangat aneh.

《¤_¤》

Bersambung...

Gimana part 1 nya?

Udah suka belum? Kalau udah, berarti bisa cinta dong😂

Nggk deng, kan kalo suka belum berarti cinta, kalo cinta mah udah pasti suka, eh bener gak?

Sa pamit mo pulang✌

Next gak?

B E Y C A [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang