32 - Sadar Diri

9.1K 519 7
                                    


"Lebih bagus sadar diri sih, dari pada percaya diri. Entar jatohnya malah ngarep lagi, kan gak lucu kalau lo ngarep, eh dia cuma becanda."

#AldicakepValidnodebat!

_______________

Puas telah membuat teman-temannya kelimpungan karena keinginannya tadi, kini Aderald dan yang lainnya tengah duduk di sofa sambil menonton televisi di temani sekaleng khong guan yang ternyata isinya adalah rengginang.

"Ini gue yakin nih, entar si laki nya mati ketimbun pohon pisang," sungut Aldi mereka tengah menonton film yang biasa di tonton emak-emak komplek.

"Gak ada akhlak bener anjir! Tau bininya lagi bunting ini malah selingkuh sama cewek lain!" timpal Rizki yang ikutan kesal.


Aderald yang merasa tersindir menatap tajam cowok itu, tapi yang di tatap malah tak acuh dan asik terus mengomentari sinetron di depannya. Lelaki itu membuang nafasnya, lalu kembali bermain ponsel berbalas pesan dengan seseorang, Ya sedari tadi cuma Aderald yang asik bermain ponsel.

Beyca sendiri juga cuma diam, memakan cemilannya dalam diam dengan mata yang terfokus pada sinetron di depan.

"Gue pergi dulu ya?"

Terlalu menghayati acara film di depannya, sampai-sampai mereka tidak menyadari bahwa tadi Aderald pergi ke kamarnya. Dan sekarang cowo itu telah berdiri di depan mereka dengan pakaian yang telah berganti.

"Kemana lo?" tanya Aldi sinis, mewakili Beyca yang hanya bisa diam.

"Ke rumah Bella, dia belum makan," jawab Aderald sambil mengetik sesuatu di ponsel.

"Ya kalo belum makan tinggal makanlah, bukannya nyuruh lo kesana!" timpal Galang dengan nada tak bersahabat.

Aderald menghela nafasnya, beralih menatap Beyca yang diam menatap lurus ke depan televisi. "Gue pergi dulu bentar ya? Tadi gue udah hubungin Raira sama Deicha buat temenin lo di sini."

Beyca menoleh, tersenyum tipis, "Oh iya, pulangnya jangan lupa beliin soto lamongan depan komplek gue ya?"

Aderald mengangguk sambil mengusap rambut gadis itu.

"Harus yang depan komplek rumah gue awas ya?!" peringat Beyca.

Aderald terkekeh melihat raut wajah Beyca yang seperti mengancam, "Iya Beyca." Dia menyodorkan tangannya untuk Beyca salami.

Aldi dan yang lain melihat itu hanya bisa mendengkus malas.

"Gue pergi dulu," pamitnya lagi.

"Hati-hati Rald, jangan sampe nanti pulang-pulang lo nabrak got kaya di tv tuh!" tunjuk Rizki pada televisi yang memang menampilkan hal serupa.

"Azab itu mah!" timpal Aldi.

Aderald mendengkus, "Sialan bukannya doain yang baik-baik!" dengkusnya sambil berjalan pergi membuka pintu apartemen.

"Akhlak lo aja gak baik," saut Galang santai entah terdengar atau tidak, tapi sepertinya Aderald mendengarnya terbukti dari cowo itu sedikit membanting pintu apartemen.

Melihat itu Beyca tersenyum tipis, ia tidak sabar membuat Aderald kesusahan oleh permintaannya nanti, Beyca tahu mamang  soto lamongan depan kompleknya hanya buka sampai sore saja. Jika malam begini biasanya sudah tutup, semoga saja malam ini juga sama.

"Kunci aja pintunya Bey, ganti sandi apartemen kalo bisa. Biar dia gak bisa masuk," cetus Aldi.

Beyca terkekeh lirih, melihat jelas wajah tak suka teman-teman Aderald. Memang apa yang terjadi di masa lalu lelaki itu sih, sampai-sampai Aldi dan yang lainnya tidak menyukai Bella. "Emang kenapa sih? Kalian kok kaya gak suka banget sama Bella."

B E Y C A [Completed]Where stories live. Discover now