16 - Minder

9.3K 613 4
                                    


Saat sedang asik memperhatikan Aderald, pintu ruangan tiba-tiba terbuka. Menampilkan seseorang yang mampu membuat Beyca berdiri dari duduknya.

Gadis itu melihat ke arah Aderald yang tengah tersenyum, menyuruh seseorang itu untuk masuk. Orang itu juga terlihat kaget melihat kehadiran Beyca.

Beyca masih memperhatikan seseorang itu yang tengah duduk di hadapan suaminya, ia kesal pada Aderald. Cowo itu memang selalu bersikap ramah pada siapapun itu. Dan itu sungguh membuat Beyca kesal entah kenapa.

"Jadi kamu masih bersekolah?" tanya Aderald pada karyawannya.

Gadis yang menjadi karyawannya itu mengangguk sambil menunduk.

"Nama kamu siapa kalau boleh saya tahu?"

"Lula tuan," cicit gadis itu, iya ternyata yang menjadi pramusaji baru di restoran Aderald adalah Lula. Dunia memang sangat sempit ya.

Aderald tersenyum ramah, "Panggil saya Mas saja."

Mendengar itu Beyca tidak tinggal diam, dia tak suka mendengar Aderald berbicara seperti itu, gadis itu langsung berjalan menghampiri keduanya, dan berdiri di samping Aderald.

"Kenapa harus mas? Bukan nya yang lain manggil lo Bapak?!"

Aderald menggaruk rambutnya yang tak gatal, "Ya- yakan kayanya kita seumuran deh, berasa tua banget gue kalo di panggil Bapak."

Beyca melirik sinis pada Lula yang sedari tadi menunduk, "Tapi gue mau nya lo di panggil bapak sama dia!"

Aderald membuang nafasnya, "Oke! Kamu panggil saya bapak!" ucap lelaki itu pada Lula, membuat Beyca tersenyum puas.

Lula mengangkat wajahnya, "Baik Pak."

"Kamu sekolah di mana?" tanya Aderald lagi.

"SMA 1 Atmadja Pak."

Aderald menatap pada Beyca yang tengah berdiri bersedekap dada di sampingnya. "Berarti kalian satu sekolah?"

Lula hanya mengangguk, kembali menunduk. Ia sangat takut melihat Beyca.

"Hmm," gumam Beyca.

Aderald kembali menatap Lula dengan senyum ramah nya, dia menyerahkan amplop berwarna coklat kehadapan Lula membuat gadis itu mendongak, "Untuk biaya sekolah kamu, biar restoran ini yang tanggung, jadi kamu hanya bekerja untuk biaya kesehatan ibu mu." Aderald menjeda kalimatnya, "Ini uang dari saya, anggap saja seperti gajihan pertama kamu!"

Lula menerima uang itu dengan ragu, dia menatap Aderald yang tengah tersenyum ramah pada nya, "Makasih Pak, tapi akan sangat berlebihan jika bapak juga membiayai uang sekolah saya,"

"Itu sudah menjadi tugas saya karena memperkerjakan seorang pelajar, jangan khawatir pelayan yang lain juga banyak yang seperti kamu." Aderald menyodorkan tangannya pada Lula, "Selamat bekerja Lula, semoga kamu betah bekerja dengan saya!"

Lula menjabat tangan Aderald, dia tersenyum. Bos nya ini memang sangat baik, benar kata orang-orang selain tampan Aderald juga berhati lembut. "Makasih pak!"

Gadis itu melepaskan jabatan tangan lalu berdiri, ketika Aderald juga bangkit.

"Oh, ya. Jika kamu heran dengan adanya Beyca. Kenalkan dia orang penting di hidup saya."

Aderald sebelumnya berniat memperkenalkan Beyca sebagai istrinya, pada karyawan baru nya itu. Tapi saat mendengar jika gadis itu satu sekolah dengan Beyca, membuat Aderald mengurungkan niat nya. Ia tidak mau jika Beyca harus menjadi perbincangan hangat di sekolah nya sendiri.

Lula hanya mengangguk, kemudia izin pergi. Ia tak penasaran sebelumnya, tapi hanya heran. Bukan kah, kakak kelas nya itu sangat menggilai Alzaska? Kenapa bisa sekarang dengan bos nya?

B E Y C A [Completed]Where stories live. Discover now