52 - Kekecewaan

9.9K 480 196
                                    


"Jika sudah kecewa, sulit lagi rasanya untuk percaya."

/\/\

BUGH!

BUGH!

"Bajingan! Keparat!" umpat Ardian dengan terus membabi buta Aderald. Setelah lelaki itu menceritakan awal bagaimana Beyca bisa kabur, ia tidak bisa lagi menahan amarahnya.

Aderald sendiri tidak melawan, ia pasrah dipukuli kakak iparnya tak peduli jika wajahnya sudah babak belur.

"ARDIAN BERHENTI!!" teriak Papa David menarik kerah baju anaknya, jika dibiarkan Aderald bisa tumbang ditinju Ardian.

Bukan hanya Ardian yang melayangkan bogeman mentah untuk Aderald, tapi Alzaska juga ikut-ikutan. Lelaki itu marah mengetahui Beyca pergi dari rumah.

"Brengsek lo anjing!"

Aderald memegang perutnya yang terasa ngilu akibat tendangan dari mereka berdua, ia bangkit dibantu oleh Mamah dan Bunda.

"Iya aku tahu salah, Aderald juga menyesal,"

"Omong kosong!" bentak Alza.

Aderald menatap Alza tajam, tatapan keduanya sarat akan permusuhan. "Coba kalian pikir, suami mana yang gak cemburu lihat istrinya pelukan sama lelaki lain? Salah kalau Aderald cemburu?!"

"Beyca meluk gue juga ada sebabnya!"

"Dia nangis ke gue, sebab lo yang semaleman gak pulang karena tidur sama wanita lain?!"

"Apa maksud kamu Alzaska?" Papa Wira yang sedari tadi diam menatap anaknya kini mengeluarkan suara, ia yakin Aderald tidak mungkin sebejat itu.

Kini tatapan semuanya terfokus pada lelaki itu, Alza menunjuk Aderald. "Aderald gak pulang semalaman Om, dan Beyca bilang ke saya kalau dia ke rumah mantannya dan di sana mereka.. entahlah." Lelaki itu mengendikkan bahunya.

Aderald mengepalkan tangannya, ia menatap Alza nyalang. "Gue emang ke rumah Bella, tapi gue berani bersumpah kalo gue gak tidur sama dia!"

"Oh, iya? Beyca gak mungkin nangis kalo dia gak punya bukti. Ada foto lo di ponselnya!"

"Lo jangan ngada-ngada ya anjing!"

"CUKUP!!" bentak David menghentikan dua anak muda di depannya yang tampak akan berkelahi kembali.

"Berkelahi saja tidak akan bisa membuat Beyca kembali,"

"Bukan waktunya untuk saling menyalahkan, sekarang kita harus cari Beyca!"

"Dan untuk kamu Aderald." David menatap dingin menantunya, "Saya kecewa untuk kedua kalinya,"

"Saya pikir kamu bisa membahagiakan anak saya,"

"Nyesel saya percayakan Beyca pada kamu!"

Aderald menatap pria itu dengan tatapan bersalah, ia memohon di depan David. "Maafin Derald Pah, tapi Derald janji. Derald bakal bawa Beyca kembali, dengan selamat."

David membawa Aderald untuk bangkit, "Lakukan, yang saya tahu Aderald tidak pernah berjanji. Tapi mewujudkannya." Setelahnya pria itu pergi disusul yang lainnya, tersisa hanya Alza, Bunda dan Papanya di sini.

B E Y C A [Completed]Where stories live. Discover now