Chapter 2 : Gara-Gara Telat Bangun

228 22 3
                                    

Pagi itu, mama sudah bangun dan menyiapkan sarapan untuk kelima putranya.

Dika dan Yonggi juga sudah bangun, mereka harus pergi bekerja pagi ini, bahkan mereka sudah siap dengan setelan kerjanya masing-masing.

Tapi..., jangan tanya di mana anak Mama yang lain, mereka masih tidur, iya tidur. Padahal sekarang sudah menunjukkan pukul 7 tepat.

Baiklah, aman untuk Jamal dan Raka karna mereka kebetulan hari ini masuk siang, tapi Chandra? Apa kabar dengan Chandra?

Dia harus sekolah!

Dika yang memiliki hati yang sangat baik dan tidak sombong--katanya-- naik ke atas untuk memasuki kamar Chandra dan membangunkannya.

Dia menggeleng heran, Mama ngidam apa sih waktu Chandra di dalam kandungannya, itu yang dipikirkannya saat ini.

Melihat Chandra yang tidur tengkurap dengan bantal yang sudah hilang entah kemana, juga selimut yang sudah berada di lantai, tiba-tiba Dika ingin mengundurkan diri sebagai abangnya Chandra saja.

Akhirnya dia berjalan mendekat, mencoba membangunkan adiknya itu.

"Chan, bangun bangun, udah jam tujuh," ucapnya sedikit menggoyangkan tubuh Chandra.

Namun sepertinya itu adalah cara yang salah, karna nyatanya Chandra sama sekali tidak menghiraukan panggilan abangnya itu.

"Oi, lo tidur kayak orang mati anjir, bangun woi!" ucapnya lagi, namun Chandra bukannya bangun, anak itu malah mengusir Dika.

"Anjir nih anak, udah tengil, keras kepala lagi, bangun WOI!"

Kali ini Dika tidak hanya bersuara, dirinya dengan sengaja menarik kaki Chandra hingga anak itu terjatuh dari tempat tidurnya.

"Ck apaan dah! Ganggu aja, udah sana! Gua mau tidur, bye!" Jawab Chandra kesal.

Siapa yang tidak kesal jika tidur nyenyaknya diganggu?

Dika shock, dia sakit hati rasanya ingin menangis saja.

"Muke gile nih bocah, oi njing udah jam setengah delapan, mau telat lo!?"

Dika sebenarnya orangnya kalem kok, tapi karena pasangan debat nya aja setiap hari modelan kayak Chandra, makanya sifat bar-bar yang selama ini terpendam, terpampang dengan jelas saat menghadapi anak yang satu ini.

Eitz, jangan lupakan Jamal.

"Aduh, ribet bat dah, kan bisa pulang lagi kalo telat, itu aja kok susah," jawab Chandra dengan gampangnya.

"Banyak cerita, ntuh bukan sekolah bapak lo."

"Ah elah, bapak gua bapak lo juga," jawabnya lagi.

Chandra bangun untuk melihat jam.

"Baru juga jam setengah 8, eeh njing setengah 8? Mati gua telat," ucap Chandra setelah sadar, langsung bangun dan lari kearah kamar mandi.

"Kamar mandi di sono bego!"

,
,

Tidak membutuhkan waktu lama untuk seorang Chandra jika berurusan dengan kamar mandi. Yap, dia hanya mandi 5 menit, jika 5 menit, maka benar-benar 5 menit.

Setelah selesai dengan urusannya mandi dan berpakaian, Chandra langsung turun ke bawah dan menuju ke meja makan.

"Bang," panggil Chandra, mengulurkan tangannya pada Dika yang juga sedang duduk dimeja makan.

"Sopan banget dah adek gua sekarang," jawab Dika yang mengira jika Chandra mengulurkan tangannya untuk memintanya menyalaminya.

"Eh bukan itu, gua minta uang, ada kaga?"

Diary of Chandra || Haechan [REVISI]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora