Chapter 23 : Pingsan

48 7 0
                                    

Sudah sebulan Chandra menjalani kemoterapi. Kalau boleh jujur, kemoterapi itu sangat melelahkan, Chandra lelah, sangat lelah. Tapi apa boleh buat? Tubuhnya butuh kemoterapi, ia butuh kemoterapi ini demi kesembuhannya.

Ujian akhir semester sebentar lagi, semua siswa dan siswi sibuk menyiapkan diri untuk menghadapi ujian yang akan menentukan kelulusan mereka.

Sama halnya seperti teman Chandra, Rendi dan Nana juga sibuk menyiapkan diri untuk ujian.

Dan sekarang, seperti tahun lalu sekolah Chandra mengadakan turnamen antar jurusan.

Sekolah itu selalu mengadakan acara ini sebelum ujian dilaksanakan.

Ujian dua Minggu lagi, dan hari ini adalah hari acara tersebut.

Mereka mengadakan lomba, seperti lomba tarik tambang, sepak bola, basket, bulu tangkis dan lain-lain.

Tujuan diadakannya acara ini adalah untuk membuat murid-murid tidak terlalu tegang dengan ujian yang akan datang.

Jika di dalam suatu perlombaan sudah pasti ada yang namanya lawan.

Sekarang sedang diadakannya lomba tarik tambang, yang akan dimainkan oleh antar kelas.
Dan kelas Chandra kali ini akan melawan kelas wakil ketua OSIS, dengar-dengar, Rendi sedang dekat dengan wanita itu.

"Duh gua kalahin apa menangin ya," gumam Rendi.

Dasar!

"Menangin lah! Enak banget mentang-mentang ngelawan kelas gebetan lo, Lo harus ngalahin,"sela Chandra.

Ah, ternyata gumaman Rendi tadi tak luput dari pendengaran Chandra.

"Kalahin aja lah ya, nggak papa, kan cuma lomba," ucap Rendi lagi.

"Lo kalahin gua tebas pala Lo!"

Rendi bergidik ngeri, salah dia bergumam di samping pria bernama Chandra ini.

Selanjutnya, kelas 12 IPA 2 melawan kelas 12 IPA 3!

"Nah, lawan sono," ucap Chandra.

Rendi berdiri, sedikit meregangkan tubuhnya karena sedikit lama duduk.

"Doa'ain kalah ya."

Untunglah, setelah mengatakan itu Rendi langsung pergi dari sana sebelum Chandra melayangkan tempat makan ke arahnya.

Chandra jelas tidak ikut bermain, karena ia tidak suka dengan permainan tarik tambang itu, lagi pula masih ada perwakilan lain dari kelasnya.

Dan lagi, Chandra juga tidak mengikuti semua lomba yang diadakan di sekolahnya, dan kalian pasti tau apa penyebabnya.

Acara tarik tambang dimulai, dapat dilihat masing-masing tim berusaha untuk memenangkan permainan itu dengan menarik tali dengan sekuat tenaga.

Namun ternyata di babak pertama permainan dimenangkan oleh kelas12 IPA yaitu kelas Chandra.

Sebenarnya Rendi tidak ada pengaruhnya. Seperti tadi, ia sudah sengaja untuk melemas-lemaskan tarikannya, namun karena yang berada di tim Rendi rata-rata remaja yang memiliki badan bongsor, maka dari itu tim mereka tetap menang.

Dan seperti yang sudah di bayangkan oleh para penonton, kelas 12 IPA 3 kalah telak saat di babak kedua kembali dimenangkan oleh kelas 12 IPA 2.

Setelah selesai dengan permainannya Rendi kembali duduk di dekat Chandra dengan wajah yang merengut.

"Percuma Lo kalah-menang ini, hahaha, perwakilan kelas kita yang ikut badannya modelah kayak Juan, Nana, lah elo, hahhaha," Chandra berucap dengan tawa di akhir kalimatnya.

"Nah."

Rendi refleks menoleh saat dirasa ada benda dingin yang menempel pada pipi sebelah kanannya.

"Buat Lo," ucap Raisa, memberikan satu botol air mineral dingin pada Rendi.

Rendi tersenyum, lantas menerima air mineral yang diberikan oleh wanita dihadapannya itu.

"Thank's," ucapnya.

Dalam hati, Chandra terawat melihat pemandangan di depannya kini, Rendi sok bicara Inggris.

Pertandingan basket akan diadakan sebentar lagi.

"Oi, gua mau nonton basket, Lo mau ikut nggak?"

"Katak, gua ada urusan," Rendi menjawab acuh.

Chandra tersenyum, dan mengatai Rendi di dalam hati.

"Bucen najis!"

Candra beranjak, pergi ke lapangan outdoor tempat dimana pertandingan basket diadakan.

Khusus untuk permainan basket, akan dimainkan oleh kelas 12 saja dan akan dilawan kan oleh antar jurusan.

Masing-masing jurusan akan memberikan perwakilannya, dan kali ini Nana bermain, dia terpilih sebagai salah satu perwakilan dari jurusan IPA karena dirinya juga yang pandai bermain basket.

Masih ingat Gian bukan? Anak itu berasal dari jurusan IPS yang berarti akan melawan jurusan Chandra.

Masing-masing tim sekarang sudah ada di lapangan dan tak lama setelahnya permainan diadakan.

Para penonton bersorak saat bola berpikir dah tangan dari jurusan IPS ke IPA dan begitu juga sebaliknya.

Yap! Jurusan IPA berhasil mencetak angka dengan memasukkan bola ke ring basket.

Sepertinya jurusan IPA sekarang lebih unggul dari jurusan IPS.

Lagi-lagi, ya! Jurusan IPA kembali mencetak angka.

Dapat dilihat Gian selaku pemimpin regunya memanggil semua anggota lalu terlihat seperti berkompromi?

Pertandingan kembali dimulai, kedua regu terlihat kompak dengan anggotanya masing-masing.

Bola dipimpin oleh regu IPS, namun tidak bertahan lama karena nyatanya bola itu kembali di rebut oleh regu IPA.

Gian berdetak kesal saat lagi-lagi regu IPA kembali mencetak angka.

Pertandingan terus berjalan, dan sekarang regu IPA masih memimpin.

Namun tiba-tiba regu IPS berhasil merebut bola dari regu IPA, tidak menyia-nyiakan kesempatan. Dan ya! Regu IPS berhasil mencetak angka.

Dapat dilihat, Gian bertos-ria dengan anggota-anggotanya.

Pertandingan berlanjut, dan kini bola kembali dipimpn oleh regu IPS. Dan tepukan tangan tidak terelakkan saat regu IPS kembali mencetak angka.

Regu IPA yang melihat itu tidak ingin diam saja, merek berusaha merebut bola itu kembali.

Dan berhasil, bola kembali berada di tangan regu IPA, Nana yang memimpin bola saat itu.

Remaja itu terlihat berusaha mendekati ring basket untuk kembali mencetak angka.

Dan sayangnya, saat hendak memasukkan bola kedalam ring, bola itu sempat ditepis oleh ketua regu IPS, ya, Gian.

Tepisan dari Gian tidak main-main, bola itu sampai mendarat dengan sangat keras di sudut lapangan.

Namun hal yang sangat tidak di sangka oleh siapa pun. Bola tersebut tidak mendarat langsung di lapangan, melainkan mengenai seseorang sehingga membuat seseorang tersebut tergeletak di lapangan itu dengan kondisi tak sadarkan diri.

Mata seluruh murid yang ada di sana terbelalak melihat kejadian didepan mereka itu, langsung saja kerumunan tercipta, mencoba membantu orang yang barusan terkena bola basket itu.

Remaja tersebut pingsan, dengan darah yang mengalir dari hidungnya membuat siapa saja lebih panik saat melihatnya.




















~TBC~

Diary of Chandra || Haechan [REVISI]Where stories live. Discover now