Chapter 15 : Teman?

32 7 0
                                    

Setelah kemarin mereka mengerjakan tugas dan akhirnya selesai, hari ini tugas itu sudah bisa dikumpulkan.

"nih Pak, kelompok kita best kan" ucap Rendi menyerahkan tugas itu dengan semangat pada sang guru.

"kalo gini best" jawab sang guru yang bukan lain adalah Pak Burhan.

"ah Bapak bisa aja, saya jadi malu nih, hihi"

"sok-sokan lo! Yang ngerjain tugas padahal si Nana"

Percakapan yang sedang berlangsung antara murid dan guru itu terputus akibat sambaran dari mulut pedas Chandra.

"weh ada apa nih, kelihatannya bahagia banget" tiba-tiba Nana datang sambil membawa bukunya untuk kemudian ia kumpulkan pada Pak Burhan.

"bahagia pala lo! Nih Pak buku saya" jawab Chandra, lalu mengumpulkan bukunya pada pak Burhan, begitu juga dengan Nana.

Plak!

"Yang lain mana! Baru satu kelompok yang mengumpulkan tugas!" tanya Pak Burhan setelah menghantamkan penggaris kayu pada permukaan meja dengan keras.

"besok Pak!"

"saya tunggu diruang guru besok sampai jam sembilan"

Setelah mengatakan itu, Pak Burhan langsung keluar dari sana, meninggalkan ruang kelas yang kini sudah penuh dengan sorakan para murid yang merasa kesal.

"kantin?"

"kuy lah"

Ketiga manusia itu akhirnya keluar dari kelas dan arah tujuannya adalah kantin.

Dapat dilihat oleh ketiganya jika di kantin saat itu sedang riuh dengan suara para murid. Apa yang sedang terjadi? Seolah pertanyaan itu yang keluar jika melihat bagaimana ekspresi wajah Chandra sekarang.

Tunggu, apakah itu...

Kirana?

Pikirnya.

Dari pada penasaran, Chandra memilih untuk bergabung di keramaian itu.

Di sana terdapat Kasih dan kedua antek-anteknya yang sedang melabrak seseorang, dan bukan lain orang itu adalah Kirana, wanita yang sempat Chandra tolong beberapa hari yang lalu.

Chandra melihat sendiri bagaimana Kasih dengan tidak punya hatinya melempar beberapa butir telur ke arah Kirana, dan sekarang Kirana melemparkan tepung.

Tidak ada yang melerai atau menghentikan aksi wanita gila itu, bukan hanya Kirana, beberapa murid lain bahkan adik kelas pun sudah biasa di buli oleh wanita itu.

Bukan karna apa, meraka sudah sangat malas berurusan atau mencampuri urusan Kasih. Tidak jarang juga wanita itu dipanggil keruang kepala sekolah.

Pemilik sekolah itu adalah Kakek dari Kasih, dan itu juga menjadi salah satu alasan mengapa tidak ada yang ingin ikut campur dalam urusannya.

"

happy birthday Kirana! Gimana? Lo suka kan sama hadiah dari gue? Hahaha"

Lihatlah bagaimana wanita itu tertawa.

"iuh lo bau banget, jorok lagi"

"mendingan lo nggak usah sekolah lagi aja deh, bikin kotor tau nggak!"

Diary of Chandra || Haechan [REVISI]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt