Chapter 3 : Belajar Sabar

130 19 10
                                    

voment juga oke, jangan baca doang...

•Happy Reading•


"Assalam-"

"-Chandra Putra Agung, jam berapa sekarang?"

Saat mengucapkan salam, perkataan Chandra langsung dipotong oleh Pak Burhan, guru Fisika yang paling disegani di SMA tempat Chandra bersekolah itu.

Cengiran khas Chandra timbul sudah.

"Hehe, maap atuh Bapak, saya terlambat bangun," ucapnya mencoba sesopan mungkin

"Nggak bosen kamu pakai alasan itu melulu?"

"Bener Pak, saya teh terlambat bangun karena semalem keasikan main game, serius," jawab Chandra berkata terang-terangan tanpa ragu.

Di bangku paling belakang, dua orang sahabat bar-bar Chandra sedang bergosip tentangnya.

"Astaga tu anak bego apa gimana sih?" ucap Nana, berbisik pada Rendi.

"Tau tu dia, menurut lo, apa yang akan di lakukan oleh Pak Burhan kepada saudara Chandra?" Tanya Rendi yang jelas dalam perkataannya itu mengandung nilai mengejek.

"Kita lihat saja nanti."

Lihatlah, sahabat macam apa mereka ini? malah menertawakan Chandra yang sesungguhnya sudah merinding karena pertanyaan-pertanyaan yang diberikan Pak Burhan padanya.

"Apa kamu bilang?" tanya Pak Burhan yang sepertinya tak bisa mempercayai perkataan yang baru saja diucapkan oleh muridnya itu.

"Main game Pak, Bapak tau ML kan? Yang Welcome The Mobile Legend," jawab Chandra memperjelas.

Pak Burhan tampak menghela nafas berat.

"Tugas yang saya berikan minggu lalu mana? Sudah kamu kerjakan?" tak memperdulikan perkataan Chandra barusan, Pak Burhan bertanya.

'Astaga mati gua, ettdahh nih guru kenapa pake nanya tugas segala sih, mana gua belum buat lagi' - Batinnya.

"Eee, anu Pak, belum selesai," jawab Chandra, tak lupa menyengir untuk memperlihatkan deretan gigi putihnya.

"Belum selesai kamu bilang? Saya sudah berikan waktu seminggu, yang lain sudah mengumpulkan, hanya kamu yang belum," jawab Pak Burhan sedikit menaikkan intonasinya dalam berbicara.

"Maap Pak," jawab Chandra menunduk. Ia merasa jika dirinya itu salah.

Ya memang salah Chandra!

"Saya nggak mau tau, di pertemuan selanjutnya tugas itu harus sudah ada di atas meja saya, dan sebagai hukuman, kamu harus mencatat materi 3 bab, dan itu juga harus di kumpulkan sekalian dengan tugas yang saya berikan minggu lalu, kamu paham?" Pak Burhan berucap panjang lebar dengan satu tarikan nafas.

"Banyak amat Pak? Bisa pegel nih tangan," jawabnya, merasa keberatan atas hukuman yang di berikan Pak Burhan padanya, "ngetik aja boleh gak Pak?" tanyanya setelahnya,

Anak itu berbicara dengan raut wajah yang seolah tak bersalah.

"Di sini yang Guru saya atau kamu?"

"Y-ya Bapak," jawabnya, sedikit takut.

"Ya terus, kenapa kamu yang ngatur?"

"Iya Pak iya maaf."

"Hari ini kamu nggak boleh masuk jam pelajaran saya."

"Lah, terus saya kemana Pak?"

"Terserah kamu, yang penting jangan masuk jam pelajaran saya hari ini, kalau tidak ngepel aja, dari ujung sini sampai ujung koridor sana," ucap Pak Burhan menunjuk depan kelasnya.

Diary of Chandra || Haechan [REVISI]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon