Chapter 16 : Alasan yang Konyol

31 7 1
                                    

Nana menarik Kasih ke area yang lumayan sepi, remaja itu langsung melepaskan cengkramannya dari tangan Kasih dan berbalik ke arah wanita itu sepenuhnya.

"lo kenapa sih sebenarnya?" tanya Nana dengan ekspresi wajah yang sepertinya sudah sangat lelah, "apa tujuan lo buat ngeganggu Kirana? Masih kurang lo ngeganggu orang lain?" sambungnya lagi.

"kenapa lo selalu ngelarang gue buat ngeganggu dia sih!? Kenapa lo selalu ngebelain dia!?"

Nana mengusak surainya frustasi.

"gua minta sama lo jangan pernah gangguin Kirana lagi"

Setelah mengatakan itu, Nana langsung pergi dari sana.

***

Setelah bel pulang sekolah berbunyi, Chandra langsung menjalankan motor metiknya meninggalkan perkarangan sekolah, anak itu akan pulang.

Syukur jalanan hari ini tidak macet, jadi dengan cepat dirinya bisa sampai di rumah.

Dapat dilihat olehnya jika ada sebuah mobil ya g tidak dikenalinya sedang terparkir dihalaman rumahnya.

Tanpa mempermasalahkan hal itu, Chandra langsung berjalan untuk masuk ke dalam rumahnya.

"Assalamu'alai...

..kum"

Ucapnya dengan ekspresi wajah yang dengan cepat langsung berubah saat melihat siapa yang datang.

Siapa mereka? Seakan pertanyaan itu yang cocok untuk mendeskripsikan bagaimana raut wajah Chandra saat ini.

Tadinya Chandra mengira mobil itu mungkin milik Joni teman abangnya, mungkin Joni sudah mengganti mobilnya.

Mama yang melihat Chandra langsung tersenyum.

"Chandra, sini nak" ucap Mama.

Chandra menurut, anak itu berjalan kemudian menyalami dua orang wanita yang sedang bertamu di rumahnya itu, setelahnya remaja itu duduk di samping Mamanya.

"Chandra masih ingat tante? Yang waktu itu main ke rumah"

Chandra memutar otaknya. Oh ayolah, yang pernah berkunjung kerumahnya bukan satu atau dua orang.

Chandra menoleh ke arah Mama, berniat untuk bertanya.

"yang waktu itu bikinin kamu cup cake"

Sedetik kemudian Chandra mengangguk, "tante Laras?" tanyanya meyakinkan.

Dengan senyuman, Laras mengangguk.

"ini anak tante, Berlian, kamu masih ingat?" tanyanya lagi.

"ingat tan, udah besar ya dia sekarang, padahal waktu itu masih kecil" jawab Chandra.

'ya iyalah anjir, orang dia juga udah gede, masa gua kecil terus' - Batin Berlian.

Laras hanya tertawa mendengar ucapan Chandra barusan.

"jadi gimana? Kalian setuju dengan perjodohan ini?"

"hah!? Perjodohan!?" Tanya Chandra dan Berlian secara bersamaan dengan terkejut.

"perjodohan apa Bun?"

Dapat di dengar oleh Chandra jika Berlian bertanya pada Bundanya.

"perjodohan kamu sama Chandra" jawab Laras.

Diary of Chandra || Haechan [REVISI]Where stories live. Discover now