Chapter 32 : Berpulang

69 8 0
                                    

Suasana di kediaman Chandra kini ramai, disana ada Berlian, dan sang ibunda, juga ada Nana, Rendi, Kirana dan tentunya mama dan abang-abang dari Chandra.

Mereka berniat untuk membuat piknik di halaman belakang rumah Chandra.

Ini sebenarnya rencana dadakan, tiba-tiba saja Chandra kemarin meminta untuk pergi berlibur ke pantai ramai-ramai, rencana awalnya memang seperti itu, tapi dengan cepat di tolak oleh Yonggi, dan alhasil mereka mengganti rencana itu dengan piknik dadakan di halaman rumah.

Kini para wanita sedang memasak di dapur, sedangkan para laki-laki sedang menyiapkan tikar di halaman rumah Chandra, tikar yang besar, karna mereka ramai.

Rendi sedang pergi membeli buah-buahan juga kacang dan bumbu rujak, mereka berencana untuk ngerujak bersama.

Nana dan Jamal sedang menggelar tikar besar itu, sedangkan Dika dan Raka sedang memanjat pohon mangga dengan Yonggi dibawah memegang kain lebar agar mangga tidak jatuh ke rumput.

"Bang! Sama aja ntar mangganya rusak, ajak gua pegangin kain juga dong!" Chandra yang duduk di salah satu bangku berucap demikian, ia sedang duduk dengan kelincinya yang berada di depannya, sedang memakan wortel yang ia berikan.

"Nggak! Lo duduk diem aja, kasih makan kelinci aja udah," Yonggi menolak, tidak setuju dengan permintaan Chandra barusan.

Chandra merengut, lantas ia melanjutkan acaranya memberikan wortel pada kelincinya.

"Bang! Wortel bisa di buat rujak nggak?!" Chandra bertanya.

"Bisa! Lo yang makan tapi kayak kelinci!"

Chandra menatap abangnya itu tak suka.

"Aku pulang! Ini dia bahan-bahan buat rujaknya," Rendi berucap dari pintu depan dengan suara yang sangat besar.

"Dih! Bukan rumah lo nih rumah gua! Apaan 'aku pulang'," Chandra berucap tidak terima, sedangkan Rendi hanya menatapnya tidak suka.

"Chan, lo sama Kirana kupasin buah aje dah, biar gua yang bikin bumbunya," Rendi berucap membuat Chandra mengangguk, lagi pula ia bosan jika hanya duduk saja.

"Berapa kilo nih lo beli mangga!?" Chanda bertanya saat melihat banyak mangga di depannya, juga ada buah-buahan lainnya.

"Mangga 3 kilo, pepaya 5 kilo, bengkoang 4 kilo, jambu 2 kilo, timun 2 kilo, totalnya semua 3 ratus ribu sekalian uang bensin dan bumbu-bumbu rujak," Rendi memperjelas dengan panjang lebar, Chandra menganga mendengarnya.

"Lo suruh kupas nih semua buah!?" Tanya Chandra lagi.

"Iya lah, lo mau emang makan kulit-kulitnya kayak kambing!?" Rendi bertanya balik.

"Gila aja anjir! Dah ah cepetan Kir ntar keburu nggak jadi," Chandra mulai duduk lesehan di lantai dapur, mengambil pisau lalu mengupas buah itu.

"Duh-duh kasihan tangan gua," Chandra bergumam, sedangkan Kirana hanya tertawa redam.

"Ketawa lo?" Chandra menginterupsi.

"Dih!? Kaga ya."

Mereka mengupas buah itu sudah sekitar dua jam, namun masih banyak buah yang belum di kupasnya.

"Udah cukup kayaknya, nggak usah di kupas lagi mangganya, lagian bang Jamal sama Rendi juga udah kupas mangga yang dari pohon lo," Kirana berucap membuat Chandra mengangguk.

Kegiatannya dengan buah-buahan kini sudah selesai, tinggal mencampur buah yang tadi sudah di potong-potong itu dengan bumbu rujak.

Tidak main-main, setelah di kumpulkan menjadi satu, rujak itu penuh sampai satu baskom besar.

Diary of Chandra || Haechan [REVISI]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant