Chapter 19 : Sakit

80 8 0
                                    

Sudah hampir 4 bulan Kirana mengenal seorang Chandra.

Dan selama itu juga senyuman selalu menghiasi wajah cantiknya. Entah mengapa rasanya Kirana sangat senang jika bisa bercengkrama bersama remaja itu, mulai dari menceritakan hal sederhana, atau hal apapun.

Bohong jika ia tidak memiliki perasaan pada remaja itu.

Sebenarnya rasa apa ini, apakan dia mulai menyukai Chandra? Atau hanya sekedar bahagia karena memiliki seorang teman?

Ah rasa apapun itu, seorang Chandra berhasil membuat senyuman yang selama ini hilang entah kemana kembali pada diri Kirana.

Seperti sekarang ini, Kirana sedang berada di rumah Chandra, ah sebenarnya Mamanya Chandra yang menyuruh Kirana untuk datang.

Oh ya, Kirana juga sudah mulai bisa memasak beberapa menu makanan, dan itu semua hasil dirinya belajar dari wanita yang dipanggilnya Tante Juwita itu.

Kirana sekarang sedang berada di halaman belakang rumah Chandra, melihat kelinci-kelinci yang sedang berlarian kesana kemari.

Jangan lupakan kelinci Chandra yang sudah bertambah banyak itu. Ya, kelincinya sudah semakin bertambah sekarang.

"Itu namanya alexandra," tunjuk Chandra pada kelinci yang sedang memakan wortelnya.

"Kayak nama manusia aja,"

"Ya terserah gua lah, kan kelinci gua"

Kirana hanya mengiyakan perkataan Chandra, berdebat dengan Chandra hanya akan menguras energinya.

"Yang itu?" Tanya Kirana saat tiga ekor kelinci berwarna kuning menarik perhatiannya.

"Oh itu Bimbim, Bumbum, sama Bombom," jawab Chandra.

"Bimbim yang mana?"

"Yang lagi makan wortel"

"Bumbum?"

"Yang dekat pohon"

"Kok lu bisa tau Chan?"

"Entah si gua nebak aja," jawab Chandra yang di akhiri dengan tawaan.

Berbeda halnya dengan Kirana, wanita itu merasa di olok-olok olehnya.

"Oh ya gua punya anak kelinci, belum punya nama, lo mau liat?" Tawar Chandra di saat tawanya sudah reda.

Kirana sedikit tertarik.

"Hm boleh-boleh," jawabnya akhirnya.

Chandra berjalan memasuki kandang kelinci tersebut, kandang kelinci itu bisa dimasuki sampai 5 orang sekaligus. Sungguh sangat besar karna kelinci Chandra yang juga sangat banyak.

Dapat dilihat oleh Kirana dua ekor anak kelinci yang masih belum mempunyai bulu.

Sudut bibirnya tertarik, menampilkan senyumnya dengan gigi putih nan rapi.

"Boleh pegang?" Tanyanya.

Chandra mengangguk.

Dengan senang, Kirana langsung mengambil anak kelinci itu, menggendongnya.

"Imut banget," ucapnya gemas sendiri.

Chandra tersenyum melihat bagaimana ekspresi wanita didepannya itu.

"Lo mau kasih nama? Soalnya belum ada nama juga," ujar Chandra yang mengalihkan fokus Kirana padanya.

Kirana semakin tersenyum.

"Eum siapa ya," Kirana tampak berfikir sejenak. "Kiki sama Kiko deh," ucapnya setelah itu.

Chandra tertawa lepas mendengar penuturan Kirana barusan.

Diary of Chandra || Haechan [REVISI]Where stories live. Discover now