Valentine Day

71 4 0
                                    





Apa hari yang paling tidak kau sukai? Atau hal yang paling kau benci di dunia ini?

Pasti semua orang punya, sebagian manusia di dunia ini pasti mempunyai rasa benci dan tidak suka pada suatu hal. Bahkan sampai ada yang rela menjauhi atau pergi dari tempat itu, karena saking bencinya akan suatu hal yang membuat harinya terganggu.

Walau itu hanya satu hari, tetap saja membuatnya tidak suka.

Suatu hal yang paling di sukai dari kebanyakan wanita dan juga pria, karena mereka akan mendapatkan makanan manis dari orang-orang yang mencintainya. Akan tetapi itu tidak termasuk untuk Seokjin, Kim Seokjin.

Ya, dia benci akan hari penuh cinta dan kasih sayang itu. Karena, akan banyak yang berteriak histeris sebab coklat atau sebuket bunga saat itu sekolah akan menjadi lebih berisik dari biasanya. Sebab, yang memberi coklat atau bunga akan menembak pasangannya saat itu juga. Lalu siswa-siswi lainnya, akan berteriak 'terima' sambil bertepuk tangan karena itu adalah hal romantis seperti flim-flim remaja.

Apa yang membuat Seokjin tidak menyukai hari cinta itu?

Jawabannya simpel, karena dia tidak pernah mendapatkan hal sama seperti teman-teman lainnya. Maka dari itu, dia iri dan sangat benci tanggal 14 sebab hanya dirinya lah yang tidak mendapatkan coklat. Lagipula, Seokjin hanya ingin memakan coklat gratis itu saja. Siapa yang tidak ingin, mendapatkan coklat tanpa mengeluarkan uang pasti Seokjin akan kenyang karena makan coklat.

Dan hari di mana Seokjin benci akhirnya datang, di koridor menuju kantin dia hanya bisa menyimak ocehan temannya. Sama seperti yang lainnya, saat ini teman sebangkunya itu sedang memamerkan beberapa bungkus coklatnya tanpa memberikannya salah satu untuknya.

𝘋𝘢𝘴𝘢𝘳, 𝘵𝘦𝘮𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘭𝘪𝘵!

"Seokjin, aku senang banget karena coklatnya semakin bertambah setiap tahunnya. Aku penasaran siapa saja yang memberikan coklat ini, dan mengapa tidak ada yang mau menembakku." Jungkook berujar sedih sembari menatap coklat di tangannya, dengan bibir mengerucutkan dia membuka bungkusan itu lalu memakan dengan wajah sedih.

Seokjin berdecak memutar bola matanya malas. "Kau berharap begitu? Harga dirimu, hanya sebatas coklat? Murahan sekali," balas Seokjin dengan begitu sarkastis.

Tanpa menunggu Jungkook, Seokjin berjalan cepat dan melebarkan langkah agar cepat ke kantin lalu makan. Sebab, dia tidak ada waktu hanya mendengar curhatan temannya. Jungkook hanya bisa memandang punggung Seokjin dengan tatapan sinis, karena sudah pergi ke kantin tanpa mengajaknya padahal kan dia belum tentu akan menerima pernyataan cinta dari pemberi. Dan temannya sesuka hatinya berucap begitu.

Jungkook menatap tajam Seokjin dengan mulut yang sibuk mengunyah. "Bilang saja dia ingin sepertiku, karena tidak mendapatkan coklat. Temanku yang malang," cibirnya pelan lalu pergi dari tempatnya, dan menyusul Seokjin yang sudah hampir jauh.

Seokjin duduk dengan wajah tertekuknya, lalu menopang dagunya dengan kedua tangannya. Pikirannya melayang menilai dirinya sendiri, setelah di pikir-pikir dirinya tampan, muda, kaya, walau suka makan tapi tubuhnya tidak gemuk ideal seperti yang lainnya. Lalu, dia lumayan pintar walau tidak pernah naik podium tapi tetap saja dia pintar dan tidak bodoh-bodoh sekali. Mengambang, begitulah. Akan tetapi, mengapa lokernya selalu kosong tanpa apapun.

Apa dia di benci oleh orang? Sampai tidak ada yang mau memberikannya? Lalu apa kesalahannya sampai di benci seperti itu?

Seokjin pusing, tangannya mengusap kasar rambutnya rasanya dia ingin berteriak saja karena dia bertanya-tanya akan semuanya. Dia butuh jawaban, selama bersekolah dia memang tidak bersosialisasi pada yang lainnya karena sifat buruknya. Seokjin memiliki rasa takut akan tatapan yang di berikan padanya, sifat itu sudah tumbuh saat dia baru masuk ke dunia kanak-kanak entahlah tapi kalau di keramain Seokjin merasa tidak nyaman.

Inside DreamWhere stories live. Discover now