What?!

4 1 0
                                    






Menggerakkan lehernya ke kanan dan ke kiri untuk menghilangkan rasa pegal di sana, saat terdengar suara retakkan tulang dia mendesah pelan karena lebih baik dari sebelumnya. Sedari tadi terus berkutat pada layar komputer dan membuat lehernya sakit, tapi memang itulah pekerjaannya sudah biasa melakukannya tetap saja selalu sakit kalau sudah terlalu lama di hadapankan oleh layar kaca lebar pun kadang matanya akan berdenyut pelan.

Namun dia tidak terlalu lama mengeluh atas lehernya, saat bayangan kekasih terlintas di dalam pikirannya dengan tersenyum manis tanpa sadar dia juga mengikuti memberi senyuman tidak kalah manis. Dirinya jadi tidak sabar untuk memeluk kekasihnya sangat erat, karena rasa lelah yang di milikinya akan hilang begitu saja apalagi kalau di temani teh hangat.

Sudah sempurna walau sederhana, karena dia hanya ingin bersama kekasihnya saja.

"Di mana Yoongi, Jim? Biasanya dia akan menjemputmu?" Itu Seokjin teman sekantor pemuda yang bernama Jimin ini.

Jimin mengikuti arah jalanan yang terlihat beberapa mobil terlintas di depannya, tapi tidak ada satu pun mobil kekasihnya hadir dan berhenti tepat di dekatnya lalu di sambut oleh senyum khasnya. Namun dia teringat kalau kekasihnya itu bekerja menjadi produser musik, yang saat ini sedang memiliki projek yang harus di kerjakan sudah pasti sang kekasih sedang sibuk berada di studio untuk menuliskan kata-kata yang akan menjadi lagu indah.

Tidak ada perlu di takutkan, itu hanya perasaannya saja karena pasti saat ini kekasihnya tidak bisa meninggalkan studionya.

Jimin harus percaya hal itu, karena kekasihnya pun selalu percaya dengan dirinya.

"Dia tengah sibuk dengan selingkuhannya," jawab Jimin tersenyum geli membayangkan kalau Yoongi memang mengatakan hal itu, bahwa studionya adalah selingkuhannya di saat dirinya bertanya. Sekarang Jimin tahu, bahwa hidupnya bukan hanya tertuju padanya tapi juga musik sebab musik dunianya Yoongi yang pertama setelahnya.

Namun karena Seokjin tidak tahu dia terkejut dan sedikit tidak percaya atas apa yang di lakukan oleh Jimin. "Selingkuhannya? Kau tidak marah?"

"Tidak, karena selingkuhannya adalah studionya sendiri." Jimin menghentikan tawanya dan menatap penuh kepada temannya, dengan senyuman kecilnya.

Seharusnya Jimin tidak mengatakan hal itu, karena dia baru teringat kalau setiap perkataan akan menjadi doa untuknya.







.

.

.

.






Apa tadi keinginan Jimin saat pulang?

Ya, hanya ingin berpelukan dengan Yoongi pun jari menari di atas dadanya yang di mana tempat jantungnya berada. Jimin akan tersenyum senang dan bahagia, saat merasakan detakan jantung yang dimiliki oleh kekasihnya katanya kalau di sentuh atau di dekatnya jantungnya otomatis berdetak tidak sehat. Seperti baru pertama kali mereka bertemu, dan iramanya tetap sama seperti itu walau mereka sudah berhubungan selama lima tahun. Gombalan yang berhasil membuat Jimin tersipu pun langsung memukul pelan dada Yoongi, karena sudah membuatnya jantungnya berdetak kencang.

Jimin merasa kalau dirinya sangat beruntung menemukan Min Yoongi di hidupnya, walau kekasihnya jarang melakukan hal manis atau membawanya ke tempat-tempat indah tapi membuktikan dengan caranya sendiri apa yang akan di ucapkan akan dia lakukan saat itu juga. Yoongi pria yang manis, tutur katanya juga kalau sudah berucap gombalan membuat Jimin berasa terbang ke angkasa walau sering mendengarnya.

Namun apa saat ini yang di lihatnya?

Ada seorang wanita yang begitu lancang tidak menggunakan sehelai baju pun di tubuhnya, mata Jimin mengitari setiap sudut rumahnya yang terisi oleh kenangan manis bersama Yoongi terlihat berantakan akibat baju dan celana berserakan di mana-mana. Dadanya sudah terasa sesak pun matanya sudah memanas saat melihat ada baju kekasihnya yang ikut tercampur di sana, menelan air liurnya untuk melewati tenggorokannya terasa begitu sulit karena dia tidak tahu apa yang terjadi saat ini.

Inside DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang